19 - Will

25.9K 1.2K 338
                                    

vote, commentnya bubs🤏🏻 share cerita mentari ke teman-teman kalian atau sosial media kalian juga ya, heheh😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

vote, commentnya bubs🤏🏻 share cerita mentari ke teman-teman kalian atau sosial media kalian juga ya, heheh😄

⛓️⛓️⛓️

Dikta menatap ponselnya, tangannya tanpa sengaja menekan reels instagram yang membuatnya penasaran dengan kata yang tertulis di sana.

'jodoh kamu orang ke-2 di pesawat'

Itukan hanya kata, tak mungkin kenyataannya.

Namun hatinya bergejolak ingin melihat siapa orang ke-2 nya di pesawat.

Dengan rasa penasarannya yang berakhir Dikta membuka tanda pesawat pada instagramnya itu. Melihat akun milik siapa yang akan menjadi jodohnya.

Semoga saja Dasha taran.

'rricardo'

H-hah?

W-what?

Ricardo? Saldo jajan? B-bosnya? Suaminya Naeva?

Dikta pingsan.

Tidak, itu tidak mungkin. Tapi mungkin saja kalau orang lain yang pingsan karena kentut Dikta. Baunya sampai satu tahun satu abad tidak masih tercium.

Lamunan Dikta buyar begitu mendengar suara Andre yang berteriak. Saat ini mereka berada di kelas, jam istirahat.

"Liat Dik, gue di bully terus ama mereka." adunya dengan menunjuk Ricardo dan juga Arden saat ia kalah bermain game kerena Dikta yang tidak ikut.

Dikta menoleh, matanya bertepatan dengan Ricardo yang menatapnya. Cepat-cepat ia memalingkah wajah, takut.

Sialan, bagaimana kalau ia dan Ricardo berjodoh? Ta-tapikan Ricardo sudah menikah, tidak mungkin suka dengannya 'kan?

Ricardo berdecak malas, lalu bangkit dari duduknya. "Ikut gue Dik,"

Dikta menoleh terkejut. "Ke-kemana, Sal?"

"Toilet." wajahnya menatap datar.

Dikta memegang dadanya dengan tubuh yang terdorong ke belakang, refleks. "E-eh, ngapain Sal?" tanyanya dengan ia yang sudah berfikiran negatif.

"Pedang-pedangan. Bacot anjir, gue mau ke kantin." kesalnya saat melihat raut wajah sahabatnya yang terlihat serius.

Astagfirullah, astagfirullah.

"Buruan." Ricardo menarik lengan Dikta agar bangkit lalu mengajaknya keluar kelas.

Dikta melepaskan tangannya dari Ricardo. Walaupun menurut Ricardo tadi bercanda, tapi Dikta menganggapnya serius. Apalagi dengan adanya jodoh ke-2 di pesawat yang mengarah pada Ricardo. Dikta jadi takut.

RICARDO : DANGEROUS HUSBANDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang