18 - Permintaan maaf

25.1K 1.2K 230
                                    

vote, comment and follownya jangan lupa🫀💗 mentari paling suka bacain comment kalian apalagi yang dipinggiran, itu moodbooster bangett😄

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

vote, comment and follownya jangan lupa🫀💗 mentari paling suka bacain comment kalian apalagi yang dipinggiran, itu moodbooster bangett😄

⛓️⛓️⛓️

Ricardo meringis merasakan denyutan di kepalanya, kini ia tengah mengendarai mobilnya menuju mansion setelah seharian berada di club.

Jam juga sudah menunjukkan tengah malam, berharap Majma sudah terlelap saat dirinya pulang.

Gerbang mansion terbuka secara otomatis begitu mobil Ricardo berada di hadapannya. Kini lelaki bermata elang itu segera melesatkan mobilnya menuju blasman, semoga Majma benar sudah terlelap. Ricardo takut pria itu akan memarahinya.

Memilih pintu belakang dari pada depan, kini Ricardo segera masuk. Dengan tak adanya bodyguard yang berjaga di depan.

"Astagfirullah Abang,"

Shit.

Mendengar suara dari dapur membuat Majma mendatangi tempat itu. Melihat putranya dengan sang istri yang berada di sana.

"Bagus, ditungguin di depan malah lewat belakang." ucap Majma melihat kehadiran putra tunggalnya.

Sial, mengapa tak ada yang memberi tahu Ricardo kalau pria tua itu belum terlelap.

Majma mendekati putranya, memberi sedikit pukulan karena sudah berulah dan ketika ia mencium aroma alkohol pada tubuh sang putra.

"Mana tanggung jawab mu sebagi seorang lelaki, Ricardo Ace." mata yang menyerupai dengan mata Ricardo itu menatap anaknya tajam.

"Apa dengan memukuli orang lalu meninggalkannya begitu saja sudah membuatmu puas, huh!?" ucapnya. "Saya juga sudah memperingatkan mu untuk tidak pergi ke tempat diskotik, lalu mengapa kamu melanggarnya. Selain tanggung jawab mu sebagai seorang lelaki kau juga seorang suami dan dimana tanggung jawab mu."

Ricardo menundukkan kepalanya dengan tangan yang memegang perutnya yang terasa sakit akibat pukulan Majma tadi. Walaupun keduanya sering bercanda atau sekedar bertengkar kecil, Ricardo juga takut kalau Majma sudah berkata demi kian dengan tatapan mata elangnya.

"Maaf, Ardo salah."

"Minta maaf pada istrimu." Majma berlalu pergi.

Vira mendekati putranya lalu mengusap bahu Ricardo. "Jangan diulangin lagi ya, Bang."

"Malam ini kamu tidur dulu di kamar tamu," Ricardo menoleh mendengarnya. "Itu pesan dari Ayah." Sial, dasar tua.

RICARDO : DANGEROUS HUSBANDSWhere stories live. Discover now