Part 49

923 49 3
                                    

*warning part ini penuh dengan bawang merah, jadi siapkan tissue buat kalian ya 😢

*happy reading!

Saat ini alinka tengah duduk dilantai sambil mengerjakan tugas sekolahnya, namun saat ia akan menulis tiba tiba saja punggungnya terasa amat nyeri.

"Aawwhh...", alinka menjerit pelan.

"Shh.. Aduh kenapa punggung aku sakit banget astagfirullah shh.. Aww...", alinka terus memegangi punggungnya yang sakit.

Alinka berdiri kaku, ia berjalan dengan tertatih menuju kasur lapuknya.

"Ah... Ini kenapa bisa sampe sesakit ini ya allah, kuatkan inka". Alinka memejamkan matanya tat kala rasa sakit itu semakin menyerangnya,  ia merebahkan dirinya diatas kasur dengan pelan.

"Awwhh", sungguh alinka tak tahan dengan rasa sakit ini. Punggungnya serasa seperti diremukkan.

Suatu cairan kental berwarna tiba tiba meluncur begitu saja dari hidungnya, alinka mengerutkan dahi heran. Ia memegangi apa itu yang mengalir dihidungnya hingga pipinya.

"Dda darahh?", alinka menatap cemas pada tangannya yang menunjukkan darah.

"Hidung aku berdarah?", alinka mencoba untuk menggapai tissue diatas nakasnya.

Alinka mengusap hidungnya yang penuh dengan darah, dengan tangan gemetar alinka mengusap lagi darah itu yang terus mengalir hingga lembaran kelima tissue habis untuk membersihkan darahnya, namun sekarang pusing melanda kepalanya.

Alinka memegang kepalanya yang terasa dibenturkan, ia melihat ke semua sisi dan itu terlihat buram lalu gelap.

***

Deon berjalan dengan senyum merekah diwajahnya, semua itu akan segera berakhir secepatnya.

Deon menatap paper bag kecil ditangannya, alinka pasti suka sama bandrosnya dia kan pencinta bandros sejak kecil. Mengingat ngingat dulu saat alinka jajan bandros dihalaman rumahnya membuat ia gemas sendiri.

Deon melangkahkan kakinya menuju kamar alinka didekat dapur.

*Cekllekk...

"Inka lihat kak deon bawa apa buat kam-", ucapannya terhenti ketika melihat alinka tertidur dikasur.

"Ck jam segini kok tidur sih in, gak biasanya kamu". Kekehnya. Deon berjalan menuju alinka yang tertidur dikasurnya.

Saat ia membalikkan wajah alinka tiba tiba deon mematung, setetes air mata jatuh dari kelopak matanya.

"A alinka.... Ka kamu kkenapa in?", deon mengusap pipi alinka yang banyak bercak darah bahkan ada yang masih basah.

"Alinka bangun! Inka bangun in! Alinka tolong buka mata kamu! Ini kak deon in kamu gak kangen sama kakak? Kenapa kamu bisa begini alinka?!!", deon mulai menangis.

Ia menatap ada beberapa lembar tissue disamping alinka yang sudah berubah warna jadi merah, mata deon memanas ia menitikan air matanya.

"ALINKA BANGUN!!!".

***

Seorang gadis dengan rambut pendek berlari tergesa kedalam rumah sakit, ia bahkan menabrak beberapa orang disana lalu meminta maaf.

"Suster pasien atas nama Alinka hermion darma", ucapnya diiringi nafas memburu.

"Sebentar saya cek dulu ya mbak", gadis itu mengangguk sambil mengatur nafasnya.

"Pasien ada diruang ugd sebelah kiri dekat ruang melati mbak", ucap suster itu ramah.

"Baik makasih sus", dengan terburu buru gadis itu berjalan menuju tempat yang diarahkan.

ALINKA (END) {REVISI}Where stories live. Discover now