Part 08

1.2K 77 0
                                    

Masih belum ada yang nengok ya hehe gakpapa deh...

Buat kamu makasih yang udah support ceritaku ini, kalau ada kekurangan menulis mohon dimaklum ya soalnya baru mule.

Happy reading ʕ•ﻌ•ʔ

*Allahu akbar allahu akbar...

Suara adzan subuh berkumandang, alinka segera bangun dari tidurnya ia menuju kamar mandi disebelah kamarnya.

**

"YaAllah yang maha esa maha adil, dan maha benar. Hamba mohon yarabb sadarkanlah keluarga hamba, hamba hanya ingin merasakan kasih sayang mereka, hamba ingin diakui oleh keluarga hamba hikss.. Hamba mohon yarabb datangkanlah keajaibanmu itu hikss... Aamiin", tanpa sadar alinka meneteskan air matanya.

Deon yang ingin mengambil air kedapur terhenti mendengar do'a alinka, ia tertegun untuk beberapa saat.

"Huhfft.. Hari ini libur jadi aku mau nyari kerjaan ah...", deon terdiam sekali lagi saat ia hendak melangkahkan kakinya.

"Kerjaan?", ucapnya pelan. Deon menggelengkan kepalanya ia segera pergi kedapur dengan pikiran berkecamuk.

**
Alinka sudah mandi pagi ini, ia mengikat rambutnya, dan menggunakan baju Kemeja putih dan celana jeans biru. Ia mengambil tas selempangnya dan memasukkan ponsel kedalam tasnya.

*cekllekk...

Ayahnya sudah pergi kelondon untuk 1 bulan pada kemarin sore tanpa menemuinya ia hanya mendengar dari bi iyem, huhfftt pasti bakal ada drama nanti yang diciptakan ibu tirinya.

"loohh.. Non inka mau kemana udah cantik gini, udah rapi juga". Ucap bi iyem yang melihat alinka ke dapur, alinka tersenyum lembut.

"Iya bi, inka mau nyari kerjaan biar bisa punya uang sendiri", bi iyem terdiam.

"non gak boleh kerja, non kan masih sekolah mana bi-",

"bibii... Inka mau nyari pekerjaan paruh waktu, jadi bibi gak usah khawatir ya", bi iyem memasang wajah cemasnya.

"bi iyem tenang aja inka gak bakal nyari kerja yang berat berat kok, inka berangkat dulu ya", alinka mencium pipi bi iyem.

"eh eh kalo gitu sarapan dulu non-nya biar kuat ya", ucap bi iyem ia menarik tangan alinka pelan menuju meja makan didapur.

"nih bibi udah masakin ayam goreng sama tempe buat non inka ayok makan dulu non", mata alinka berkaca kaca ia menoleh pada bi iyem.

"Bi i ini?", bi iyem tersenyum tulus ia mengusap surai coklat milik alinka.

"iya ini buat non inka ayok dimakan",

"tapi inka takut ketahuan sama mereka bi," ucap alinka menggigit bibirnya cemas.

"non jangan khawatir, bibi jamin mereka gak akan tau udah buru makan sana". Alinka mengangguk antusias, fyi: alinka tidak pernah makan makanan spesial ini ia selalu makan bekas sarapan mereka, dan alinka pernah makan paha ayam dan bima memergokinya ia langsung menampar dan menendang kaki rapuh alinka.

Alinka makan dengan lahapnya sampai piring dimejanya bersih tak tersisa kecuali tulangnya.

"Alhamdulillah, bi inka berangkat langsung ya do'ain semoga inka cepat keterima".

"Aamiin amin amin, bibi akan selalu mendo'akan non inka, hati hati ya non". Alinka mengangguk ia menyalimi tangan bi iyem.

"assalamualaikum bi",

"wa'alaikumsalam!", bi iyem tersenyum haru.

***

Cuaca terik hari ini, alinka sudah menawarkan tenaganya pada 3 toko dan semuanya tidak ada yang menerimanya alasannya sih karena belum cukup umur.

Alinka terduduk ditrotoar jalan, ia mengelap keringatnya dengan tangan.
"aduuhh.. Mana panas lagi, belum ketemu pula pekerjaannya huhftt...", ucapnya ia mengipas kipaskan tangan kewajah lelahnya.

Ia kembali bangkit dan terus mencari lowongan pekerjaan, ia melirik sana sini. Dan ia melihat sebuah caffe yang instagramable cocok untuk anak anak remaja seumurannya. Ia berniat mencari lowongan kerja disana,

"permisi mbak saya mau ngelamar pekerjaan paruh waktu apa ada?", wanita yang mengenakan seragam hijau hitam khas caffe itu mengernyit bingung.

"mmm... Coba mbak kemanager saya dulu, mari saya antarkan", ucapnya dengan senyuman. Alinka menuruti ucapan wanita itu ia mengikutinya,

Didepan ruang pintu itu tertulis 'manager of Arsa caffe'

*toktoktok..

"Masuk!", terdengar suara laki laki mungkin itu managernya pikirnya.

"Maaf pak saya ingin mengantarkan mbak ini buat ngelamar kerja paruh waktu", ucap wanita itu. Laki laki yang sedang menghadap kebelang iu berbalik, ia membulatkan matanya tapi seperkian ia menetralkan kembali ekspresinya.

"kamu boleh pergi", ucap laki laki itu yang dianggukinnya.

"ka kamu bu bukannya murid di sma rajawali?", ucap alinka dengan ekspresi terkejutnya.

"ekhemm.. Iya, jadi lo mau kerja paruh waktu disini?", ucapnya dengan ekspresi datar.

"i iyaa... Ap apa kamu juga kerja disini?", tanya alinka hati hati.

"gue pemilik caffe ini," alinka terkejut sekali lagi.

"kok bisa? Kamu-",

"bisalah ini caffe gue, dan jangan banyak tanya. Gue terima lo kerja mulai hari ini". Ucapnya memotong perkataan alinka, ia memasukkan tangannya kedalam saku celananya.

Alinka tersenyum lebar menampilkan deretan gigi giginya, "Alhamdulillah, jadi aku bisa kerja hari ini?", ucap alinka yang diangguki lelaki itu.

"Nama?", alinka mengernyitkan dahinya. Lelaki itu memutar bola mata malas.

"nama lo", alinka membulatkan bibirnya.

"namaku Alinka hermion da-", alinka terdiam ia tak boleh menggunakan marga keluarganya kalau ia menggunakannya pasti bima akan marah. Lelaki itu menaikan satu alisnya.

"Alinka?", alinka mengangguk kecil.

"lo boleh keluar ambil seragam lo diloker didekat gudang", ucapnya alinka segera pergo dari sana dengan senyum yang terpatri diwajah manisnya.

"maaf kak loker dekat gudang dimana ya?", orang itu menunjukkan kemana alinka harus pergi, alinka mengangguk mengerti lalu ia berterima kasih.

**

Kini alinka sudah mengganti pakaiannya dengan seragam caffe itu, baju hijau dan rok hitam selutut.

"Eh kamu pegawai baru itu ya?", alinka yang sedang membawa nampan menoleh pada asal suara.

"eh iya kak", jawab alinka tersenyum kaku. Wanita dengan rambut dikuncir itu mendekati alinka ia menyodorkan tangannya.

"kenalin nama aku savita, kamu?".

"A alinka kak," jawabnya menerima uluran tangan wanita itu. Wanita yang bernama savita itu tersenyum hangat.

"Salam kenal ya semoga betah kerja disini, oh iya kamu gak usah canggung sama kak vita lin, mulai sekarang kita temenan oke". Alinka terkesiap, baru kerja aja udah dapet temen sehumble kakak ini, aku pikir mereka bakal ngga suka sama aku, tapi ternyata salah satunya baik kayak kakak ini. Pikirnya, alinka balas tersenyum tak kalah manis.

"Hehe... Iya kak makasih ya", vita mengangguk mengiyakannya.

"Eh kamu anak baru! Itu ada pesanan dimeja nomor 08", ucap seorang pegawai laki laki yang memegang mpelannya. Alinka menoleh, "iya kak," jawabnya sedikit berteriak.

"yaudah gih semangat ya kerjanya!",

"eh i iya kak makasih banyak", ucap alinka ia masih malu malu kucing karena baru beberapa saat mereka akrab, ah bukan mereka tapi kak vita saja karena alinka masih agak canggung banget menerima orang baru. Ntah kedepannya nanti,

"yaudah kalo gitu aku duluan ya kak", vita mengangguk sambil tersenyum tulus.


ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang