Zulfan dan Ando lantas menghentikan pembicaraan mereka.

"Uhmm ..., Rey ..., itu, dia nganu ...," ucap Ando dengan ragu.

"Rey kenapa?" tanya Ansabella khawatir.

Ando menghembuskan napas dan pasrah. Ia memilih untuk menceritakan semua hal yang baru saja terjadi.

Ansabella langsung membulatkan matanya karena tak menduga kalau Kevin akan datang secepat ini. Robot itu lantas menoleh sekilas ke arah Najwa dan langsung membuat sebuah black hole agar bisa segera berteleportasi untuk mencari Rey.

"Bella ...," panggil Najwa.

"Kak, maaf, aku harus pergi sekarang juga untuk mencari Rey."

"Aku ikut," pinta Najwa.

"Nggak, Kak, Kevin datang ke sini karena ingin aku pergi menemuinya. Kalau Kakak ikut aku, itu hanya akan membuatnya semakin girang saja karena mendapatkan semua hal yang dia inginkan," tolak Ansabella.

"Tapi kamu ..."

"Aku kenal dan tau mereka, Kak. Aku pasti bisa mengatasi mereka."

Dalam beberapa detik Ansabella sudah menghilang setelah masuk ke dalam black hole. Najwa pun tak tinggal diam saat melihat Ansabella menghilang, ia lantas menekan tombol di gelangnya dan bersiap-siap untuk menyusul Ansabella.

"Naj ...," ucap Ara seraya menggeleng tanda tak setuju dengan apa yang akan Najwa lakukan.

"Gue harus bantuin Bella, gue udah janji sama Ando kalau gue bakalan bantu Rey!"

"Tapi Bella bener, Naj, kalo lo pergi ke sana, hal itu hanya akan membuat Kevin semakin girang dan merasa berhasil," sanggah Zulfan.

"Tapi gue harus tetep bantuin Bella, Fan."

"Nggak dengan cara ini, Naj, kita harus pikirin cara lain ..., lo tau sendiri 'kan mereka itu bisa ngelakuin apa aja agar bisa dapetin apa yang mereka inginkan? Lo inget dengan kejadian yang di rooftop itu?" jelas Zulfan mengingatkan.

Najwa mengangguk pelan, "iya gue inget itu, Fan."

"Yaudah, kita tenang dulu sekarang, kita nggak boleh gegabah dalam mengambil sebuah keputusan. Pikirkan rencana itu mateng-mateng," terang Zulfan.

Najwa pun mengangguk dan menyetujui saran Zulfan.

Mereka semua kecuali Zulfan, lalu duduk melingkar di karpet bulu yang ada di kamar para cowok.

"Sekarang apa yang akan kita lakuin untuk ngadepin hal yang udah terjadi? Terus terang aja, gue bingung kenapa kasus ini lama-kelamaan kayak kerasa semakin aneh aja," ucap Najwa.

Saat semua orang tengah sibuk mencari ide, dering ponsel berbunyi tiba-tiba dengan begitu nyaring.

"Ya ampun, dari tadi tuh hape bunyi mulu, Ra. Angkat aja kali, dah sejak kita masih di jalan loh," keluh Naura pada Ara.

"Tau ah, gue males angkatnya."

"Emang dari siapa, Ra?" tanya Najwa penasaran.

"Biasa lah ...," ucap Ara yang langsung diberi anggukan oleh Najwa.

Yup, siapa lagi kalau bukan Rian, pacar Ara.

"Pacar lo?" tebak Ando.

"Hm," jawab Ara mengiyakan.

"Angkat kali!" suruh Zulfan.

"Ih nggak penting banget, makin hari dia makin lebay dan gue kagak suka," jawab Ara sambil meletakkan ponselnya di karpet.

"Loh, kok lo sama pacar gitu sih, Ra. Kasihan tuh nyariin lo mulu," ucap Ando.

"Kayak lo enggak aja, Ndo!" celetuk Zulfan.

Bad or Good?Where stories live. Discover now