29. No title

Mulai dari awal
                                    

"Apaan?! Enggak mbak enggak. Yang lain Mel!" ujar Devara protes.

"Bubur aja mbak,"ujar Deva sambil memperhatikan resep.

"Lo ada masalah hidup apa sih anjing!! Gue mau yang tadi!"

"Heh dengerin ya cewek aneh. Anak gue masih kecil, dia gak bisa makan pedes," ujar Devara saking polosnya.

"Gue yang makan bodoh bukan bayinya! Lagian makan dikit aja gak apa apa," bela Damela.

"Gak mbak. Bubur aja," sang pelayan terlihat bingung sambil menoleh mereka secara bergantian.

"Gue bantai lo ya Dev?!" Damela beranjak akan bangun sambil menunjuk wajah Devara. Cowok itu terpaksa mengalah. Ia mengangguk dengan ekspresi wajah datar. Ia juga memesan makanan yang ia mau lalu memberitahukannya pada pelayan.

"Cewek aneh lo!" ujar Devara.

"Lo aneh babi!" balas Damela dengan ketus.

"Lo kali!"

"Lo anjing!"

Devara tak membalas karena jika ia membalis sudah dipastikan cewek disebelahnya ini akan berteriak lagi dan membuatnya malu berkali kali lipat. Ia membuka ponselnya untuk memeriksa pesan masuk. Damela mendekatkan dirinya dengan pura pura membetulkan ikatan rambutnya. Ia melirik lirik kearah ponsel cowok itu. Sepertinya point dari pesan itu adalah malam ini akan ada perkelahian lagi antara Devara dan Damarez.

Devara kembali menutup ponselnya dan menghembuskan napasnya. Damela selalu penasaran alasan Devara bisa bermusuhan dengan Damarez. Tidak ada masa lalu yang buruk antara mereka lantas apa masalah mereka?

"Dev..." panggilnya.

"Hm?"

"Gue boleh nanya gak?"

"Tergantung."

"Tergantung apa?"

"tergantung pertanyaan lo waras atau enggak."

"Oke. Gue mau nanya, lo sama Arez ada masalah apa?" tanya nya dengan to the point. Cowok itu langsung menatapnya secara tajam. Damela memutar otaknya untuk menjelskan pertanyaannya. "Gini, lo sama dia kan sering berantem yaa...walaupun lo selalu kalah. Masalah kalian apa sih?" tanya Damela dengan santai.

Devara tersenyum miring, ia tak segera mau menjawab hal itu membuat Damela semakin penasaran. "Gak semua hal lo harus tau. Gak usah banyak tanya!" bentaknya kemudian.

Damela menyinyiri cowok menyebalkan ini dalam hatinya. Damela menekan pesan pada aplikasi transportasi online di ponselnya. Selang beberapa menit, ia bangun dengan mambawa tasnya. "G-gue mau ke toilet sebentar," ujarnya lalu lalung bangun dan pergi.

Devara hanya diam. Ia menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi sambil memperhatikan arah pergi Damela. Sekitar 7 menit, anak itu tak kunjung kembali. Devara menuju meja kasir untuk meminta makananya segera di bungkus. Tak memerlukan waktu lama, makanan yang memang sudah siap dihidangkan kini sudah terbungkus rapi. Setelah mebayar semua makanannya, Devara segera mengejar gadis manis yang sayangnya sangat nakal itu.

••••

"What are you doin' here baby?"

Suara berat dan sangat familiar itu berhasil mengejutkannya. Hampir saja ponselnya terjatuh jika saja ia tak sigap memegangi benda pipih kesayangannya itu. Damela langsung gelagapan di permukaan tersembunyi di pinggir jalan. Ia menggaruk kepalanya heran, ia rasa ia sudah bersembunyi kenapa orang ini bisa menemukannya?

"Hmm....lo kenapa disini?" tanya nya pura pura tak tahu.

"Gue? Gue lagi mencoba mencari cewek nakal ditambah bar bar yang dihalusin malah ngelunjak," sindirnya.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang