29. No title

60.5K 9.8K 3.7K
                                    

Isi komentar disetiap line paragraf okayy anak anak? Gak ada target di part ini, karena mau aku tinggal 2 Minggu. Jadii sabar yaa, tapi semakin rame semakin cepet dong up nya😍


mau tanya, apa arti bahagia buat kalian?



kalian tim confess atau pendam aja?



29. No title

Pagi ini, Teya baru saja bangun dari tidurnya. Anak itu kini sedang bengong di teras rumah dengan memandangi kambing Zean yang terlihat cantik mengenakan pita pink miliknya. Ia berdecak ketika menyadari bahwa abangnya itu mencuri pita pink nya untuk Lexa.

"Pita Eyaa dikasi Lexa??" gumamnya sambil menekuk alisnya.

"Abang jelek!" ujarnya ketus.

Teya nekat membuka kandang kambing Zean lantas menyeret kambing berukuran kecil itu untuk keluar. "Lexa gak usah ngelunjak! Jadi kambing aja bangga!" omel Teya.

Ia menarik narik kambing Zean dengan sembarang hingga menimbulkan suara berisik yang menarik perhatian Zean yang tengah sibuk bermain ps didalam rumah. Cowok itu langsung menyusul ketika mengetahui ada keributan diluar antara adik dan kambingnya.

Langkah kakinya semakin cepat mendengar suara kambing nya seperti kesakitan. Zean melotot dan langsung memisahkan ketika melihat Teya bergulat dengan kambing demi sebuah pita.

"Heh! Altheiaa! Kenapa lo injek kambing gue?!" bentak Zean.

"Dia nih! Kenapa abang ambil pita Eyaa buat Lexaa?!" teriak Teya menggelegar.

"Aelah pelit amat lo!" Zean mengusap usap kambingnya dan memperhatikannya dengan penuh kasih sayang.

"Minta maaf Ya! Kasian kambing gue," ujar Zean.

"Gak mau!"

"Gue seret lo ya?! Besok besok jangan sentuh kambing gue!" bentak Zean.

Teya melengkung kan bibirnya dengan air mata yang menggenang. Bertepatan dengan itu, Aeris datang dengan melipat tangannya didepan dada. Bukan pertama kalinya mereka berdua bertengkar perkara kambing. "Kenapa lagi sayang sayang?" tanya Aeris.

"Eyaa dimarahin...." adu nya. Teya memeluk badan mamanya lalu menangis disana. Teya mengadukan segala yang dilakukan Zean padanya.

Sementara sang kakak malah tertawa tawa melihat jika adiknya sudah menangis. Entah mengapa Zean sangat suka membuat Teya menangis. Tapi hanya dia yg boleh membully Teya, orang lain tidak boleh. Hanya dia. "Dia aja yang baper, Ma. Orang aku gak ngapa ngapain," ujar Zean lalu menjulurkan lidahnya pada Teya.

Teya masih memeluk mamanya namun kakinya berusaha mencapai Zean dan menendang nendang kakaknya itu. "Tuh Ma, Eyaa yang nakal,"  cowok itu tertawa sampai ngakak melihat Teya yang menangis. Ia dan mamanya saling kode dan tertawa.

Aeris mendekap putrinya lalu mengusap kepalanya dengan lembut. "Udah jangan nangis. Eyaa jangan nakal makannya," ujar Aeris.

"Eyaa gak nakal. Abang yang nakal!"

Zean menutup kembali kandang kambingnya. "Yaa..Lo tau suatu kenyataan gak? Ternyata ya Ya, lo itu anak pungut nemu di tong sampah. Nah kalo gue baru anak kandungnya papa mama," ujar Zean memanas manasi.

"Zean..." Aeris memberikan peringatan pada anak laki laki nya itu agar tak sampai membuat adiknya menangis lagi.

Teya menghapus air matanya lalu menengok. "Tapi kan kita kembar, bang," gumamnya.

"Iyaa...kembar tapi gak satu rahim. Kita kembar karena lo ditemuin waktu gue lahir makannya dibilang kembar."

"Tapi kita mirip bang," gumam Teya lagi.

DAMAREZ (SEGERA TERBIT)Where stories live. Discover now