A Hitman: 15

721 98 3
                                    

Mengubah prinsip yang kita miliki tentu adalah suatu hal yang tepat. Mengingat kembali hal yang telah berlalu rasanya sangat menyedihkan. Terus berdiam diri saja tentu tak akan mengubah apapun.

Lisa sangat mengerti tentang itu.

Butuh pemikiran yang matang kala Lisa memutuskan untuk mengubah dirinya. Mengubah prinsipnya, yang dulu hanya berdiam diri saja saat di tindas habis-habisan kini tak ada salahnya jika ia mulai melawan berbagai hal-hal tindakan yang menyerang dirinya.

Seharusnya ia tidak perlu takut jika memang tidak melakukan kesalahan apapun. Sudah saatnya ia membuktikan kebenarannya, bukan? Mulai membalas balik hinaan yang pernah dilayangkan untuknya.

Berhenti sekejap sebelum memasuki gerbang, Lisa menarik napas dalam-dalam. Sepertinya penampilannya kali ini akan membuat keributan besar. Terutama untuk Aera.

Rambut yang selalu Lisa kuncir sudah tidak ada lagi. Yang ada kini adalah sebuah rambut panjang terurai, menjuntai hingga atas pinggangnya. Sebuah pita kecil juga terselip di helaian rambut pinggir telinganya. Membuat kesan cantik tersendiri untuk gadis tersebut.

Lisa melangkah ke dalam. Tak ayal jika penampilannya ini membuat para murid menghentikan langkahnya untuk memastikan bahwa penglihatan mereka hari ini tidak salah.

Lisa tidak menguncir rambutnya adalah hal yang langka. Karena beberapa hari setelah kasusnya beredar, Lisa selalu menguncir rambutnya. Mereka semua tahu bahwa itu adalah perintah mutlak dari Aera. Hanya saja mereka belum mengetahui mengapa Aera bersikeras menyuruh Lisa selalu menguncir rambutnya.

Para murid memandang takjub ke arah Lisa. Bukan hanya rambutnya saja yang berubah. Nyatanya gadis itu juga memberi riasan tipis pada wajahnya.

Di tengah koridor langkah Lisa terhenti. Beberapa langkah di depan sana terlihat Aera menatapnya penuh kilat amarah. Tentu saja melihat Lisa menggeraikan rambutnya membuat perempuan tersebut tak senang.

Aera melangkah cepat menghampiri Lisa.

"Sudah ku peringati beberapa kali apa tidak membuatmu takut, hah?"

Jika kemarin-kemarin saat Aera menatapnya seperti ini Lisa akan merasa ketakutan, tapi kali ini tidak.

Menyunggingkan senyum miring, lantas Lisa menjawab, "kenapa harus takut?"

"Kau...!" Aera berteriak tak suka. Sampai-samapai menunjuk wajah Lisa dengan jari telunjuknya.

"Aku? Kenapa?"

Balasan tenang dari Lisa semakin membuat Aera terasa panas. Mengapa Lisa bisa seberani ini? Itu lah yang ada dipikirannya.

"Mulai berani kau ya?"

Menghela napas dalam-dalam. Wajah Aera melunak perlahan. Dengan muka dramatis, Aera berkata, "waah, kau mulai menunjukkan sifat aslimu ya?"

"Kalian lihat kan? Sepertinya dia sudah lelah berpura-pura menjadi orang lugu. Kalian percayakan bahwa dia memiliki sifat yang menyeramkan sampai-sampai berani membunuh kekasihnya sendiri."

Aera menatap satu persatu para murid untuk meyakinkan mereka bahwa Lisa adalah orang semacam itu. Entah karena image Lisa yang sudah terlihat buruk atau apa, maka tak heran jika para murid langsung memercayai perkataan Aera.

Mendengar itu Lisa tertawa kecil. Membuat Aera menatapnya penuh heran dan terkejut.

"Haha. Ah.. ternyata kau sudah mengetahui rencanaku ya?"

Perkataan Lisa berhasil membuat kedua alis Aera menukik tajam.

"Memang.. selama ini aku berpura-pura terlihat lugu. Aku terlihat seolah bukanlah pelakunya. Bagaimana? Bukankah aktingku sangat keren?"

A Hitman || Lizkook [END]✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt