A Hitman: 13

895 120 3
                                    

Lisa melirik untuk kesekian kali ke arah samping kanannya. Di mana kini ada Mina sedang berjalan beriringan dengannya. Lisa merasa terkejut saat Mina berlari menghampirinya dan mengajak pulang bersama. Hubungan persahabatannya yang sudah renggang membuat Lisa jadi merasa canggung jika kembali dekat dengan Mina.

"Aku baru mengetahui kalau ternyata kau dengan Aera adalah saudari tiri." Lisa memulai sebuah obrolan di saat selama berjalan keduanya hanya saling berdiam diri.

"Jeykey yang memberitahu mu?" Tanya Mina tanpa terkejut.

Lisa menggeleng cepat. "Bukan. Aera sendiri yang mengatakannya tadi."

Mina terdiam sesaat. Pasti ada yang tidak beres mendengar Aera memberitahu Lisa jika ia dengannya adalah saudari tiri. Selama ini Aera yang selalu memintanya agar tidak ada satu murid yang mengetahui bahwa mereka adalah saudari tiri.

"Sekarang aku mengetahui mengapa pada saat itu kau lebih memilih Aera ketimbang diriku." Ucapan Lisa berhasil membuat Mina menghentikan langkahnya. Alhasil, membuat Lisa ikut menghentikan langkahnya juga.

"Maaf. Saat itu aku sangat bingung harus memihak pada siapa." Mina menunduk merasa bersalah membuat Lisa mendekat lalu mengelus bahu Mina pelan.

"Tidak apa. Jika aku berada di posisimu juga akan merasa bingung. Aera dan Ibu nya melakukan kekerasan kepadamu saat dirumah, kan? Maka dari itu kau akan menuruti apa saja yang di katakan Aera." Mina mendongak terkejut. Tidak mungkin hal yang ini juga Lisa ketahui dari Aera? Ada apa dengan Aera sampai-sampai berani mengakui kejahatannya.

"Kau selalu terlihat kuat di depan semua orang. Tetapi jika di depan ku, kau bisa menjadi dirimu sendiri."

Mina memalingkan wajahnya saat merasa kedua matanya memanas. Mina sedari dulu memang selalu berpura-pura terlihat baik-baik saja. Sejak ia tidak bersahabat dengan Lisa lagi, Mina lebih suka mengasingkan dirinya.

Tangan Lisa terulur menyingkap poni Mina. Lisa menempelkan sebuah plester yang sudah disiapkannya, untuk di berikan ke dahi Mina.

"Akhir-akhir ini kau selalu memakai poni. Ternyata kau memakainya untuk menutupi luka di dahimu."

Mina mengerjap lambat melihat Lisa yang memedulikannya setelah selama ini ia selalu diam saja tak membelanya. Bahkan hanya perubahan secuil saja pada dirinya, Lisa bisa mengetahui kejanggalannya.

Mina tak mengerti mengapa Lisa sangat baik seperti ini. Membuat dirinya semakin yakin untuk berpihak kepada Lisa.

Di raihnya tubuh Lisa, Mina memeluknya erat dengan rasa bersalah. "Sekali lagi aku minta maaf, Lisa. Tidak seharusnya aku meninggalkanmu sendirian di saat kau butuh seseorang untuk mensupport mu saat itu." Satu tetes air mata berhasil lolos turun membasahi pipi nya. "Aku memang bodoh karena lebih memilih diam saja."

Lisa tersenyum hangat. Ia juga tidak bisa menyalahkan Mina sepenuhnya. Sejak dulu ia tidak pernah membenci Mina walaupun saat itu Mina pergi meninggalkannya sendirian di masa-masa sulitnya.

Lisa mengelus punggung Mina dengan lembut. Dilepas nya pelukan tersebut, Lisa masih memberikan senyum tulusnya.

"Tidak perlu diingat kejadian yang sudah berlalu. Melihat kau berada di sampingku dan ingin memulai pertemanan kembali sudah cukup bagiku."

Lisa kembali melangkahkan kakinya. Membuat Mina ikut berjalan menyeimbangkan langkah Lisa dengan segaris senyum yang masih terpatri di kedua sudut bibirnya.

"Sepertinya kita harus berpisah disini. Aku ingin mampir ke super market dahulu."

Mina menoleh menatap Lisa. Lantas ia mengangguk kecil kemudian melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan.

A Hitman || Lizkook [END]✔Where stories live. Discover now