A Hitman: 9

955 106 7
                                    

Langit sudah berganti menjadi warna gelap sedari tadi. Namun, gadis berponi itu baru saja kembali ke apartemen nya dengan penampilan yang bisa dikatakan sedikit berantakan.

Lihat saja rambutnya yang sudah ia biarkan tergerai sedikit awut-awutan yang mungkin terkena angin malam. Mata bulatnya yang sedikit bengkak akibat terus menangis. Dan juga pakaiannya yang sudah tak rapih. Baju seragam bagian bawah yang tadinya di masukkan ke dalam rok kini sudah tidak lagi. Juga jas sekolah yang biasa ia pakai terus, kini di seret begitu saja.

Dengusan keras terus terdengar dari gadis tersebut, sebab sedari tadi ia memasukkan kata sandi apartemen yang salah. Padahal Lisa merasa sudah benar memasukkan sandinya.

"Yaaaakkk! Aku sudah memasukkannya dengan benar! Kau punya masalah hidup apa, hah!" Kini Lisa malah memaki benda tak bersalah itu.

Orang yang menempati kamar sebelah-- yang baru saja keluar-- menatap heran Lisa. Niatnya yang ingin keluar untuk ke suatu tempat ia urungkan.

Mingyu heran ada apa dengan Lisa? Tidak biasanya gadis itu seperti ini, kalau bukan karena--

Mingyu membulatkan matanya. Langkahnya ia bawa cepat menghampiri Lisa. Dengan mudahnya tubuh gadis itu ia putar hingga kini Mingyu bisa melihat penampilannya yang sangat membuatnya terkejut.

"Lisa!" Mingyu sedikit menyentak. Terlebih lagi melihat wajah Lisa dipenuhi luka yang Aera perbuat tadi pagi.

"Jangan sentuh!" Lisa menghempas kedua tangan Mingyu dari bahunya.

Hidung laki-laki itu mengkerut saat mencium bau tak enak dari Lisa.

"Kamu minum?!"

Tangan Lisa segera Mingyu cekal saat gadis itu ingin kabur pergi darinya. Kebiasaan aneh seperti inilah yang Mingyu takutkan saat Lisa sedang mabuk. Gadis itu bisa saja seakan lupa sedang dimana ia berada. Tak peduli jalanan mana yang ia lalui, gadis itu akan terus melangkahkan kakinya dengan mudahnya.

"Aku kan udah bilang jangan minum-minum lagi, Lisa! Kamu ini masih anak sekolah, loh!" Percuma saja sebenarnya Mingyu Memperingati seperi itu sebab Lisa tak akan mendengarkannya.

Menghela napas lelah. Mingyu memasukkan beberapa kata sandi untuk membuka pintu apartemen Lisa. Mungkin saat gadis itu sudah sadar keesokan pagi, ia akan menanyakan mengapa bisa ada luka banyak di wajahnya.

Mingyu menuntun Lisa dengan susah payah. Sesampainya di ruang tengah tiba-tiba saja deringan ponsel Mingyu terdengar. Mengetahui siapa yang menelpon dengan cepat ia mengangkatnya.

"..."

"Ya, saya segera kesana."

Mingyu membaringkan Lisa di sofa dengan hati-hati. Laki-laki itu kini sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang sedang ia lakukan.

oo

Terus membaringkan tubuhnya di kasur sedari tadi tanpa menutup kedua matanya sungguh membuat Jungkook merasa bosan. Sebenarnya ia sedang memikirkan kejadian hari ini yang baru saja terjadi tanpa ia duga sebelumnya.

Mungkin lebih mengarah ke Lalisa. Sedari tadi pikirannya selalu saja tentang gadis itu. Ia bisa bernapas lega sebab Ji Chang Wook akan tinggal di California, walaupun hanya seminggu. Ya, beruntung saja karena ia tak akan terus ditanya mengenai Lalisa secara langsung. Hanya saja yang lebih parahnya kini Aera lah yang mengganggu hidupnya.

Apakah ini karma untuknya karena sering mempermainkan hidup orang-orang? Hah, entahlah. Rasanya Jungkook ingin kabur dari permasalah ini semua.

Bukannya tidak berani menghadapi masalah yang ia perbuat, hanya saja sudah terlalu lelah. Tidak bisakah hidupnya terus tenang tanpa gangguan apapun?

A Hitman || Lizkook [END]✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें