kincirmainan : [Lirih]

824 57 4
                                    

Song : Lirih by Chrisye

..........................................

Adakah kau mengerti kasih
Rindu hati ini tanpa kau di sisi


LIRIH

Padahal baru beberapa hari yang lalu Ia mendengar suaranya lewat telpon. Betapa maut demikian misterius.

Pria itu terguguk dalam simpuhnya.
Bagaimana Ia akan melewati hari-hari tanpa Ia? Ada perasaan takut padahal Ia sudah cukup dewasa untuk menjadi pelindung bagi putrinya semata wayang. Kau tidak pernah terlalu tua untuk merasa kehilangan, bukan?

Begitu banyak penyesalan Senna, begitu dalam jurang keterpurukannya, begitu tak terhingga kalimat yang diawali dengan kata seandainya jika segalanya sudah terlambat. Ia ingin kembali pada masa dimana Ia masih bisa memberinya pelukan dan memastikan kesehatannya, menanyakan bagaimana rencananya kembali ke tanah suci dan bagaimana sakit punggung yang sering mendera.

Rasanya air mata ini tak mau juga berhenti, rasanya begitu berat ikhlas itu meski bibirnya berucap demikian.

Entah sejak kapan Ia merasa demikian mandiri dan kemudian hari ini tiba-tiba saja Ia bahkan takut menghadapi esok hari. Ia seolah lupa bagaimana akan mengawali pagi dengan lubang sebesar ini di dalam hati.

Adzan Ashar berkumandang dan bibir Senna seolah tak sanggup menjawab panggilan seperti biasa.

Sebuah tepukan hangat mendarat di bahunya.

Senna tidak menoleh. Ia tahu nasehat apa yang akan dibisikkan untuk mengiringi tepukan di bahu setiap kali hari seperti ini datang. Nasehat itu pula yang biasa ia bisikkan pada setiap kehilangan yang dialami rekan-rekannya.

"Sudah masuk waktu Isya saat Ayahmu menghembuskan napasnya yang terakhir. Meski kau tak lagi sempat menemaninya saat ajal menjemput, tapi pesannya sudah jelas: jangan menunda apalagi meninggalkan Salat."

Senna menghela napas. Nasehat itu Ada aliran hangat yang menjalar dari dalam dada dan merambat ke tengkuk hingga membuat kepalanya mengangguk.

"Sudah masuk waktu Ashar," ujar penepuk bahunya sebelum berlalu, "Ayo ambil air wudlu."

Sambil mengusap air mata yang masih tersisa di pipi, pria itu merangkak mendekati jenazah sang Ayah. Dengan lembut dan penuh cinta di sesapnya kulit mati pria tua itu untuk yang terakhir kali.

Ingin ku coba lagimengulang yang telah terjaditetapi semua sudah tak berartikau telah pergi

SongFict : LostWhere stories live. Discover now