Ariski : [Owaranai Uta]

7.9K 248 4
                                    

Song : Owaranai Uta by Hikasa Yoko ( Ost.HAL )

.......................................................................................

Mata sembab Rean menunjukkan berapa lama waktu yang di habiskan nya untuk menangis, dirinya kini duduk di dalam kamarnya dengan sebuah kotak di sampingnya. Seorang gadis yang memberikannya, gadis yang begitu di sayangi dan di cintainya.

Pelan-pelan Rean membuka isi kotak itu dan air matanya kembali mendesak untuk keluar. Beberapa lembar foto saat dirinya dan gadis yang di sayangi nya itu pergi ke acara wisata sekolah, saat mereka menjadi panitia pensi dan beberapa kenangan lain nya yang di beku kan dalam bentuk foto. Rean meraih sebuah amplop pink saat membuka nya tulisan gadis yang di sayangi nya berbaris menjadi untaian kata.

"Dear my beloved Rean
Kalau kamu baca surat ini, berarti aku gagal bertahan dari apa yang aku yakini selama ini. Kamu baik-baik aja kan? Aku harap kamu baik-baik aja.
Kata-kata aja gak akan bisa mengungkapkan gimana bahagia nya aku ngabisin sisa hidup aku sama kamu, aku paling senang sama tangan kamu... hangat, besar dan juga tangan itu udah nolongin aku berulang kali. Mungkin aku bakalan rindu sama kebiasaan kamu untuk jagain aku sampai aku tidur, kamu nyanyiin lagu kesukaan kita.
Makasih udah nemuin aku waktu itu, mau memutuskan untuk berada di samping aku, terima kasih sudah ngebuatkan aku kenangan kalau aku pernah hidup dan ada di kehidupan kamu. Mungkin kita memang terpisah tapi aku pasti akan selalu melindungi kamu, kalau kamu rindu sama aku... tidurlah lebih awal. Jangan suka bergadang seperti dulu. Jaga dirimu dan ..., berbahagialah.
I love you~
From your little princess, Elen."

Air mata Rean kembali jatuh usai membaca surat dari Elen, gadis yang begitu di sayangi nya kini pergi meninggalkan nya untuk selamanya. Surat dari Elen semakin menambah rasa sesak di dada Rean, kehilangan sosok gadis mungil seperti Elen telah membuat pemuda itu mengalami kejatuhan mental.

Beberapa hari setelah membaca surat itu Rean mulai sering berhalusinasi, mulai menganggap kalau Elen sebenarnya masih hidup namun sedang pergi entah kemana.

Penyangkalan demi penyangkalan di lakukan Rean untuk menutupi lubang besar di hati nya yang entah kenapa malah semakin membesar saat dirinya menyangkal semua ini.

Hari ini Rean memilih berbaring dalam kamarnya sambil memandangi pigura berisi foto Elen yang sedang tersenyum di tengah ladangan bunga matahari membuat Rean makin menyadari kalau Elen telah tiada, beberapa menit setelah mengamati foto Elen akhirnya Rean jatuh tertidur.

"Rean ! " panggil seseorang.

Rean berbalik dan mendapati seorang gadis sedang berdiri di belakang nya dengan menggunakan gaun putih, sangat cantik, tidak tampak rasa sakit lagi di wajahnya. Elen ada disini.

"Elen ... syukurlah kamu ada disini," ucap Rean sambil memeluk tubuh Elen.

"Re, kamu kenapa kayak gini?" tanya Elen tepat di telinga Rean.

"Maafin aku ... aku gak bisa kalau gak ada kamu."

"Padahal kamu bisa bebas dari aku."

"Nggak ... Aku Cuma pengen sama kamu."

Elen melepas pelukkan Rean pelan mata Elen kini menatap tajam kearah Rean kemudian sebuah senyuman lebar terpatri di wajah Elen.

"Kalau begitu, ikutlah ... Biar kita bisa bareng-bareng lagi," kekeh Elen sambil mengulurkan tangan nya yang langsung diraih oleh Rean tanpa ada keraguan sedikitpun.

Dalam keheningan dan mimpi yang akhirnya membuat Rean kembali ke Elen.

"Watashi no inai sekai demo, anata ga shiawase de ireru you hitsuyou to suru no nara. Watashi wa egao de mimamotte iru kara ne ...."

•••

THE END.

SongFict : LostWhere stories live. Discover now