Balloonsugar : [If Tomorrow Never Comes]

971 70 2
                                    

Song : If Tomorrow Never Comes by Ronan Keating

............................................................................

Gio mulai memasang headset di kedua telinganya, lalu mencari lagu yang sudah menjadi lagu favorite sejak dua tahun lalu di Ipodnya. Di pasangkan mode repeat di lagu itu. Matanya kini mulai fokus pada jalanan yang becek akibat hujan. Hujan masih terus turun deras dan belum ada tanda-tanda kalau hujan akan berhenti. Kalau hujannya seperti ini berarti dirinya harus menetap di halte sampai hujan reda. Gio menutup matanya sambil mendengus pelan.

"Gio!!" samar-samar Gio mendengar suara teriak memanggil namanya. Namun Gio menghiraukan suara itu. Dirinya masih asik mendengarkan lagu favoritnya.

"Gio!" panggil seseorang itu sambil menggoyang-goyangkan lengan Gio. Mata Gio terbuka lebar saat menyadari ada yang menggoyang-goyangkan lengannya. Matanya membulat sempurna ketika melihat seorang gadis yang berada disampingnya basah kuyup. Gadis itu bernama Fana. Teman satu kelas sekaligus sahabat Gio.

"Fana, lo kok-" ucap Gio sambil melepas headsetnya dari kedua telinganya dengan cepat, lalu menaruh headset dan Ipodnya ke dalam tas ranselnya, "Kenapa harus hujan-hujanan kayak gini?"

Gio melepas jaketnya dengan cepat lalu memasangkan jaketnya ke tubuh mungil Fana untuk menyelimuti tubuhnya yang terlihat kedinginan. Fana terdiam kaget karena perlakuan Gio yang tiba-tiba menyelimutkan jaketnya ke tubuhnya. Fana melemparkan senyum tipis ke arah Gio.

"Makasih Gio." ucap Fana malu-malu sambil menunduk mengeratkan jaket Gio.

"Lo kenapa hujan-hujanan sih?!" tanya Gio sedikit kesal.

"Ah? Oh, Tadi gue nyariin lo tau. Gue ngebet pingin ngasih tau sesuatu ke lo, Gio. Makanya gue langsung nyari lo kesini. Biasanya jam segini lo udah ada di halte lagi diem dengerin lagu. Ngegalau kan?" jelas Fana dihadiahi Gio yang hanya mendengus kesal.

"Emang lo mau ngasih tau apa? Sampe segala hujan-hujan."

"Cuma mau ngasih tau, tadi Dion nembak gue! Gue seneng banget!" ucap Fana dengan nada senang.

Deg. Seperti di timpa sebuah godam hati Gio sangat sakit begitu mendengar pernyataan Fana. Gio melemparkan senyumnya ke Fana, lalu mengacak puncak rambut Fana, "Selamat ya, gue seneng kalo lo seneng."

"Eh Tapi-" ucap Fana menggantung menatap ke dalam mata Gio.

"Tapi kenapa?" tanya Gio sambil menaikkan alisnya sebelah.

"Ah nggak jadi." balas Fana terkekeh.

Gio hanya diam lagi-lagi menatapi jalanan yang becek. Begitu juga dengan Fana. Setelah percakapan itu, tak ada lagi percakapan selanjutnya. Selang beberapa menit Gio akhirnya membuka suara.

"Dengerin lagu ini aja sambil nunggu hujan reda." ucap Gio sambil memasangkan headset ke telinga kanan Fana dan headset satunya dipasangkan ke telinga kirinya.

If tomorrow never comes

Will she know how much I loved her

Did I try in every way to show her every day

That she's my only one

And if my time on earth were through

And she must face this world without me

Is the love I gave her in the past

Gonna be enough to last

If tomorrow never comes

"Roman-romannya gue tau nih makna lagunya kayak apa. Ini lagu siapa?"

"Ronan Keating. Gue suka lagu ini, Fan. Kalo lo kepo, selama ini lagu yang suka gue puterin itu lagu ini."

"Oh, ini pasti ini lagu berarti banget buat lo. Lagu yang ngingetin lo sama Ha-ni." ucap Fana hati-hati. Gio mengangguk pelan.

"Segitu kehilangannya ya? Hani di mata lo? sampe nggak bisa move on dan menjomblo selama dua tahun?" ucap Fana spontan dan rasa menyesal karena telah bicara seperti itu ke Gio.

Gio terkekeh kecil melihat wajah Fana yang mungkin merasa menyesal, "Bukan hanya itu. Ini lagu juga lagi ngewakilin perasaan gue saat ini. Gue lagi suka sama seseorang. Seseorang yang selalu ada dihari-hari gue."

Mata Fana membulat sempurna, "Hah? jadi lo udah mulai move on?" Gio mengangguk. Fana menelan ludahnya yang tiba-tiba merasa begitu kering di tenggorokkannya mendapat anggukan dari Gio.

"Siapa cewek itu? gue penasaran."

"Kepo deh!" ucap Gio bercanda sambil memeletkan lidahnya.

"Ah Gio jahat! kan gue pingin tau siapa cewek beruntung yang berhasil ngerebut hati lo itu!" ucao Fana kesal. Gio terkekeh gemas melihat wajah Fana yang kesal.

Gio tersenyum tipis melihat Fana yang cemberut mengerucutkan bibirnya. Rasa sedih menyelimuti hatinya kini karena mengetahui Fana sudah menjadi milik orang lain.

Tangan Gio terulur membawa tubuh Fana ke dalam dekapannya. Mencoba mencari ketenangan untuk menenangkan hatinya. Sedangkan Fana hanya diam terpaku didalam dekapan Gio.

"Fana, maafin gue udah meluk lo sembarangan. Anggep gue cowok nggak punya malu meluk pacar orang sembarangan. Gue cuma-" ucap Gio terhenti karena tak kuat mengatakan perasaannya ke Fana, "Gue cuma pengen lo tau, kalo cewek beruntung yang berhasil ngerebut hati gue itu lo, Fan." lanjut Gio yang berhasil membuat Fana menitikkan air matanya.

"Gue sayang sama lo, bahkan gue cinta sama lo. Izinin gue buat ngejagain lo ya? meskipun lo udah ada yang ngejagain, udah seneng sama Dion. Gue bakal jagain lo, karena gue takut kehilangan lo, Fan." jelas Gio yang semakin mengeratkan tubuh mungil itu dalam pelukannya.

"Maaf gue nyatain perasaan ini ke lo. Gue cuma nggak mau nyesel aja, Fan. Gue takut kalo besok nggak ada waktu lagi buat gue. Gue takut nggak bisa bilang ke lo."

Senyum Fana mengembang, lalu terkekeh pelan di dalam pelukan Gio. Gio yang mendengar kekehan Fana itu langsung mendorong tubuh Fana pelan. Gio hanya menatap Fana bingung sampai akhirnya Fana mulai angkat bicara.

"Lo kok lucu banget sih Gio!" seru Fana.

"Gue serius Fana!"

"Ya gue tau, maksud gue lo tuh lucu. Masa nganggep gue udah seneng sama Dion. Emang tadi gue bilang ke lo kalo gue jadian sama Dion?" tanya Fana masih dengan kekehannya.

Gio menatap Fana dengan penuh tanda tanya, "Jadi lo sama Dion?"

"Ya, gue nolak dia karena gue-" ucap Fana sengaja menggantung.

"Lo kenapa nolak dia Fan? Bukannya lo udah lama suka sama Dion? Jelasin ke gue kenapa lo nolak dia?" tanya Gio gemas.

"Entah kenapa gue nolak dia tadi. Perasaan gue bilang gue sayang sama lo! Gue juga cinta sama lo Gio. Meskipun tadi gue seneng Dion nembak gue tapi gue lebih seneng waktu lo bilang ke gue kalo lo juga sayang sama gue." ucap Fana yang membuat Gio merasakan senang dihatinya. Seakan hatinya yang tadi merasakan nyeri sekarang berubah dengan cepat, terganti dengan rasa bahagia menyelimuti dirinya.

Gio mendekap Fana kedalam pelukannya lagi. Seakan nggak mau kehilangan Fana, dia mengeratkan pelukannya kuat. Setelah itu sambil menunggu hujan, mereka berdua kembali berdiri menatap hujan sambil mendengarkan lagu favoritnya Gio.

If tomorrow never comes

So tell that someone that you love

Just what you're thinking of

...

THE END

SongFict : LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang