stillbreath : [ Hate You, 'Cause I Love You]

743 41 3
                                    

Song: I Hate You, Don't Leave Me by Demi Lovato

.............................................................................................

Cincin emas yang terselip berlian merah ditengahnya dan mempunyai ukiran bertuliskan nama pemilik cincin itu dan mempunyai ukiran seperti sulur-sulur tanaman merambat di bagian luarnya.

Terlihat indah memang, tetapi tidak seindah kenangan yang terekam jelas di cincin itu saat sang pemiliknya melihat berlian merah yang seolah merekam semua kejadian saat-saat sang pemilik cincin itu bersama dengan seseorang.

Seseorang yang memberikan cincin itu sebagai tanda sayangnya sang pemberi cincin kepada seorang gadis bernama Larisa. Sesuai dengan ukiran nama di dalam cincin itu yaitu 'Larisa'

Setiap detik yang di lalui sang pemilik cincin tanpa kehadiran sang pemberi cincin memang sangat menyesakkan dada sang pemilik cincin itu.

Flashback
"Sayang, mau nonton film baru nggak?" Sang pria bertanya kepada wanita di sebelahnya.

"Ayo sayang. Sekalian temenin aku beli bahan buat kue ya.." Si wanita bergelayut manja di lengan sang pria.

"Aku punya sesuatu nih sayang buat kamu," Ucap sang pria, "kamu tutup mata dulu dong." Sang pria menyuruh kekasihnya menutup mata dan kemudian meyelipkan cincin yang memiliki berlian kecil merah nan cantik.

"Mungkin aku anak orang tidak mampu, tapi maukah kamu untuk memakai cincin murah ini?" Tanya sang pria saat menyelipkan cincin itu.

"Aku mau hidup denganmu, walau dalam keadaan susah sekalipun..." Sang wanita yang tidak lain adalah Larisa menjawab sambil memperhatikan cincin cantik di jari tangannya...

"Kamu punya gitar Risa?" Tanya sang pria sambil menggenggam erat tangan Larisa.

Larisa langsung menganggukkan kepalanya dan memberikan gitar yang selalu Larisa taruh di pojok kamar paviliunnya.

"Ini gitarnya." Larisa memberikan gitarnya sambil tersenyum manis.

"Kamu tahu Larisa? Aku menderita suatu penyakit yang mungkin jika kamu tahu, kamu akan jijik jika melihatku." Pria itu memainkan intro lagu kesukaan Larisa.

"Bolehkah aku tahu apa penyakit itu?" Larisa bertanya kepada pria itu.

"Boleh, tapi bisakah kamu mengambil korek api yang ada di dapurmu? Dan ambil juga lilin yang ada di sana." Ucap pria itu sambil terus memainkan intro lagu.

Setelah kembali dari dapur Larisa menaruh lilin dan juga korek api di hadapan pria itu, "Ini korek dan lilinnya. Lalu apa lagi yang harus aku lakukan?" Tanya Larisa yang kemudian duduk di hadapan pria itu.

"Nyalakan apinya diatas lilin Larisa." Perintah pria itu sambil terus memainkan gitarnya.

"Lalu taruh lilin itu dekat dengan sofa Larisa." Pria itu memerintah Larisa lagi.

"Tapi nanti bisa kebakar jika lilin itu kutaruh disana." Ucap Larisa sambil menunjuk sofa.

"Memang itu tujuannya Larisa! Lakukan sekarang." Pria itu tetap melanjutkan permainan gitarnya sambil mengawasi apa yang Larisa lakukan.

"Lihatlah sofanya sudah terbakar Larisa, sekarang duduklah disampingku." Sambil menepuk lantai di samping tempatnya duduk pria itu menyanyikan lagu kesukaan Larisa.

Kemudian pria itu berhenti memainkan gitar milik Larisa, tetapi tanpa di sangka pria itu mencekik leher Larisa sehingga Larisa tak bisa bernafas.

"Nyanyikan lagunya sekarang Larisa! Nyanyikan lagu kesukaanmu dengan keras!" Pria itu meneriaki Larisa untuk bernyanyi saat si pria mencekik Larisa, hingga Larisa kesulitan bernafas.

"I hate you, dont leave me." Larisa menyanyikan bait lagu dengan perasaan benci karena si pria seperti ingin membunuhnya.

"I fell like i can't breathe." Karena terlalu kencang mencekik Larisa, muka Larisa menjadi kebiruan karena kekurangan nafas.

"Just hold me, don't touch me." Larisa ingin sekali melepaskan cekikan pria itu di lehernya.

Tiba-tiba pria itu berbicara sambil melepas cekikannya di leher Larisa, "Aku hanya ingin berbicara jujur padamu Risa, bahwa sebenarnya aku tidak bisa mencintai seorang wanita. Karena kau tahu apa? Aku adalah gay." Setelah selesai mengakuinya sang pria kemudian mendekati api yang sudah berkobar di sofa tadi

Api yang berasal dari lilin tadi telah menyambar ke gorden dan juga sofa, dan pria tadi dengan santainya malah berbaring di sofa yang telah terbakar.

Larisa meneruskan nyanyiannya sambil menatap nanar ke arah tubuh pria tadi yang telah terbakar karena tiduran di sofa.

"And i want you to love me, but i need you to trust me...." Saat akan meneruskan nyanyiannya, seseorang menarik Larisa dengan paksa keluar dari paviliun miliknya.

Larisa yang sudah tidak sadarkan diri saat di bawa keluar paviliun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Flashback off

Larisa berdiri di atas balkon rumah sakit sambil memandang nanar cincin yabg diberikan si pria yang telah lama mengisi hatinya.

Pria itu sangat menyayanginya, tetapi si pria tadi merasa bersalah karena tidak bisa mencintai Larisa.

Tersadar dari semua lamunannya kemudian Larisa mengambil pisau yang berada di sebelah kanannya, "Mungkin tuhan tidak merestui kita bersama di dunia ini, tapi tenang saja aku akan menyusulmu ke alam sana. Mungkin kau tak bisa mencintaiku di sini, tetapi kau akan bisa mencintaiku disana." Larisa tersenyum karena ucapannya sendiri

Larisa kemudian mengarahkan pisau tadi ke arah lambungnya, dia merasakan bahagia karena bisa menyusul kekasihnya ke alam lain. Selesai dengan lambungnya Larisa mencabut pisau tadi dan menusukkan tepat di mata sebelah kanan kirinya.

"Tak akan pernah ku biarkan mataku melihat orang lain selain dirimu!" Larisa tersenyum manis setelah selesai dengan ritual menusuknya. Larisa membuang pisau tersebut, lalu dia terjun bebas dari atas balkon rumah sakit.

Saat terjun bebas Larisa menyanyikan bait terakhir dari lagu Demi Lovato

"Cause i can't take this pain. No, i can't take this pain. I hate you, dont leave me.."

'Buumm..' suara benda terjatuh yang ternyata berasal dari tubuh Larisa yang telah mencapai tanah tadi mengejutian orang-orang disekitar situ.

Dan sebelum ajal menjemputnya, Larisa menyelesaikan lagu tersebut dengan menyanyikan kalimat terakhir dari lagu itu.

"I hate you, please love me..." Lalu Larisa menutup matanya untuk selamanya...

•••
-END-

SongFict : LostHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin