Kedua alis Donghyuck terangkat, rasa penasarannya terpikat.

"Oh?" cicitnya. "Beri tahu aku."

Mata Mark menyipit seiring kepala yang berusaha mengingat materi yang ia pelajari dalam kelas bahasa klasik, dulu ketika ia masih kecil. Benar bahwa tidak ada lagi orang yang mempelajari bahasa Gunung yang telah mati tersebut, tetapi seremeh-remehnya bahasa itu, itu adalah bahasa yang harus diketahui oleh pangeran Lembah.

"Shaer," ucapnya kemudian, dengan suara yang kental dan tumpul di lidahnya.

"Apa artinya itu?" tanya Donghyuck, berguling di atas ranjang supaya bisa menatap Mark dengan nyaman. Donghyuck adalah definisi pemandangan yang indah, dengan rambut keemasan yang tersebar di atas bantal, bagai cahaya lembut mentari di awal hari, yang juga terasa halus ketika jemari Mark bergerak menyisirnya. "Kau bilang artinya sedikit berbeda."

Mark mendaratkan kecupan lembut di alis Donghyuck. Tubuh mereka, yang saling menempel di atas sarang, bergerak bersamaan dengan ombak yang terjangannya mendorong Mark menuju kehangatan tubuh telanjang Donghyuck semakin dalam. Mark ingin bersarang di sana, dengan kepala terbenam dalam perpotongan leher dan bahu Donghyuck, serta dada dan jemari mereka yang saling melekat.

Dari suatu tempat di luar, sebuah siulan memecah keheningan. Pelaut di atas pengintai memberi sinyal bahwa ia baru saja melihat titik pertama cahaya matahari di garis cakrawala. Kamar Mark dan Donghyuck tidak berada di titik yang pas untuk melihat matahari terbit, dan jendela bulat kecil di sana sengaja ditutup untuk mencegah merekaㅡmencegah Markㅡmelihat ke luar. Namun, melalui tirai yang tertutup, ia masih bisa menangkap sulur cahaya pertama yang menyeruaki malam dingin itu, melukis air ke dalam warna biru alih-alih hitam, dan melukis awan ke dalam warna merah jambu alih-alih abu-abu. Bintang terakhir bersinar di atas langit keunguan, bagaikan di alam mimpi atau dongeng peri.

Berapa banyak orang di negara Mark yang pernah melihat pemandangan ini? Matahari yang terbit di daerah terlarang Gorgo of Shaer, bentang laut paling berbahaya di dunia. Pemandangan itu memang indah. Sangat indah hingga Mark tidak bisa cukup mengerti bagaimana nenek moyang Donghyuck bisa hidup cukup lama di atas kapal-kapal mereka, jauh sebelum menemukan rumah di kepulauan. Apa lagi yang kau harapkan dalam hidup apabila bisa melihat pemandangan indah ini setiap hari?

Setelah kekaisaran di Lembah Raksasa ditetapkan, rakyat Mark berusaha melewati bentang laut ini berkali-kali. Pulau Selatan di sisi lain lautan tidak kaya akan sumber daya, tetapi mereka adalah juru kunci yang mengendalikan jalur laut ke banyak pulau di sekitarnya, seperti Burnt Lands, di mana permukaan pulau mereka dikatakan bertatahkan emas dan batu mulia. Lembah adalah negara yang besar dan kuat, tetapi selalu miskin. Dan Kepulauan adalah tempat yang kecil, tetapi kaya raya. Siapa yang bisa menahan godaannya?

"Tentu saja, tanah pulau di seberang lautan tidak bertatahkan emas." Donghyuck pernah memberi tahu Mark sambil menghela napas. "Tapi, mereka memiliki bijih yang banyak sekali, sebanyak yang tidak pernah kau lihat sebelumnya." Kemudian, dahinya mengerut. "Tetap saja, kau tidak boleh memikirkan itu. Kau memang telah menjadi suamiku, tapi itu tidak berarti Lembah punya hak terhadap Kepulauan maupun urusan-urusan kami. Jalur perdagangan tetap menjadi milik kami. Kalau kau mau emas, cukup temukan salah satu pedagang kami dan belilah dari mereka. Atau, yang lebih baik, kau bisa meminta dengan sangat sopan dan aku kemungkinan akan mendapatkan beberapa untukmu. Aku sosok yang cukup penting di Kepulauan, tahu."

Mark tidak bermaksud seperti itu. Pertanyaan itu murni perwujudan dari rasa penasarannya, tetapi kecurigaan Donghyuck memang berdasar.

Memang benar bahwa rakyat Lembah selalu ingin mengambil bagian dalam jalur perdagangan. Setiap peperangan yang dulu terjadi antara Lembah dan Kepulauan kebanyakan didasari oleh masalah itu. Para raja Lembah melihat pulau kecil itu tidak lebih dari gundukan batu di tengah lautan dan berhasrat untuk menguasainya, untuk membuka jalur perdagangan dan mengendalikan mereka tanpa harus menjadi pedagang atau perantara.

[🔛] Semanis Madu dan Sesemerbak Bunga-Bunga LiarWhere stories live. Discover now