BAB 16

4.9K 683 29
                                    

Nana berbalik dan menatap ke 4 orang itu dengan tatapan tidak suka

"Berhentilah menggangu kami!" Kesal Nana
Mereka semua yang melihat itu terkejut melihat keberanian Nana yang dengan santainya mengucapkan itu kepada para pemimpin dan calon pemimpin negara itu

'Apa wanita ini tidak takut mati?'

'Apa dia tidak tau dengan siapa ia tengah berbicara?'

'Haruskah aku menyeretnya ke penjara sekarang?'

Begitu lah kira kira yang ada di pikiran semua pengawal

Salah satu dari pengawal itu langsung menodongkan pedang pada Nana lebih tepatnya mengarah ke leher Nana

"Yang mulia haruskah saya memenggal kepala wanita tidak tau sopan santun ini" Ucap pengawal itu pada Rian

'Tidak tau sopan santun? Heh!'_Nana

"Kau bilang apa tadi? Tidak tau sopan santun? Kalau begitu mengarahkan pedang ke kepala orang itu termasuk tindakan yang sopan?" Tanya Nana dengan berani
Berbeda dengan Eva yang tengah bergetar melihat pedang yang tengah bersiap menebas kepala Nana

"Turunkan pedangmu sialan!!" Marah Rian pada pengawal itu

Mendengar itu Eva dan prajurit itu langsung terkejut
Nana? Tentu saja tidak sebab ia tengah menahan diri agar tidak marah saat ini jadi ia tidak mendengarkan ucapan Rian

"T-ta- baiklah. Maafkan saya yang mulia" Pengawal itu hendak protes tapi tidak bisa
Ia tidak mungkin melawan calon pemimpin negara ini

"Bawa dia ke penjara" Rian memerintahkan pengawal lainnya untuk membawa pengawal yang tadi

Mendengar kata penjara Nana langsung menoleh ke Rian

"Kau bercanda?! Dia tidak salah dan kau memenjarakannya tanpa sebab yang jelas?!" Protes Nana

"Dia salah karna sudah mengangkat pedangnya tanpa izin dari ku" Jawab Rian masih dengan raut marah

"Hei, dia melakukan itu karna membelamu! Bukan karna mau main main!"

'Gila, cuman gara gara ngangkat pedang tanpa izin orang bisa masuk penjara?! Gimana nasib orang yang ngebunuh orang?'_Nana

"Itu tergantung pada siapa yang ia bunuh" Ucap Felix tiba tiba membuat semua orang yang ada di sana menatapnya bingung kecuali Rian, Alex, dan Arsen

"Hah? Maksudmu?" Tanya Nana bingung

"Kau bertanya aku menjawab" Jawab Felix yang membuat Nana semakin bingung

'Ni orang ngomong apaan sih? Gue kagak ngerti'_Nana

"Kau tadi bertanya bukan bagaimana nasib seorang pembunuh, lalu aku menjawab mu, tergantung siapa yang ia bunuh" Jelas Felix membuat semua yang ada di sana terkejut
Bagaimana tidak, ini pertama kalinya Felix berbicara lebih dari 1 kalimat

"Hah? Tapi aku tidak ada bicara soal itu"

'Jangan bilang ni orang bisa baca pikiran'_Nana

"Aku bisa" Jawab Felix membuat Nana menganga

"Tunggu dulu. Kau... siapa?" Tanya Nana penasaran sebab jika di ingat ingat lagi tidak ada karakter yang bisa membaca pikiran di dalam novel itu

"Felix Adalvino" Jawab Felix membuat Nana semakin menganga

'Anjing! Ternyata ni orang pemeran utama! Tapi Ini gak ada di novel! Di novel gak ada di bilang kalo ada yang bisa baca pikiran!'_Nana

"Pemeran utama? Maksudmu?" Tanya Felix bingung

"Eummm.... Itu... T-tidak bukan apa apa, bukan apa apa he he"

"Oh iya Rian, untuk apa kau membawa Eva kemari?" Tanya Nana mencoba mengalihkan pikiran nya agar tidak terus terfokus pada novel ia takut Felix membaca seluruh pikirannya tentang novel itu

"Ku dengar dia dekat denganmu. Itu sebabnya aku membawa nya kemari" Jawab Rian yang membuat Nana bingung

"Hah? Maksudnya?" Tanya Nana meminta penjelasan

"Ya... Begitu lah, aku hanya ingin bicara sedikit dengannya" Jawab Rian membuat Nana tidak yakin

"Aku tidak mengizinkannya" Ucap Nana pada Rian yang membuat ia terkejut

"Kenapa tidak?! Aku hanya ingin bicara dengannya! Tidak lebih!" Protes Rian yang langsung mendapat tatapan maut dari Nana

Meskipun belum ada tanda tanda Rian menyukai protagonis pria, ia tetap saja sang antagonisnya. Nana khawatir Rian akan melakukan sesuatu kepada Eva

"Eva, pulang lah. Dan tolong katakan pada Ibu dan anak anak lain aku baik baik saja" Pinta Nana pada Eva langsung membuat Rian melotot tidak terima
Bagaimana tidak, ia sudah susah payah mencari informasi tentang Nana dan menemukan Eva untuk memperdalam pengetahuannya tentang Nana, tapi Nana dengan mudahnya menyuruh Eva pulang

Mencari informasi tentang Nana bukan lah hal mudah!

"Tidak, tidak, tidak! Kenapa kau malah menyuruhnya pulang?!" Protes Rian pada Nana

'Padahal aku hanya ingin bertanya tentang Nana pada wanita ini!'_Rian

"Kau ingin tau tentang ku bukan? Kenapa kau malah membawa Eva ke sini? Kau hanya perlu bertanya dan aku akan menjawab dengan jujur" Jawab Nana seakan bisa membaca pikiran Rian

"Kau berjanji akan menjawab dengan jujur?!" Tanya Rian memastikan

"Ya. Lagipula ada Felix disini, jadi mustahil aku bisa berbohong" Ucap Nana meyakinkan Rian

Lagi lagi para pengawal itu di buat terkejut oleh Nana, dengan berani Nana memanggil raja es (julukan Felix) itu dengan nama penggilan

'Siapa wanita ini? Kenapa dia begitu berani?'_pengawal

"Baiklah. Kau antar kan dia pulang" Suruh Rian pada salah satu pengawal

........

"Tau gini gue gak bakal menawarkan diri tadi" Gumam Nana kesal

Sebab apa? Sebab sekarang ia di kurung oleh para pemeran penting novel ini dan interogasi seperti habis melakukan kejahatan besar

"Jawab Dena!" Kesal Rian pada Nana

"Apa lagi?! Aku sudah menjawab dengan jujur! Kau saja yang tidak percaya padaku!"

Rian menatap Felix bermaksud bertanya dan Felix mengangguk sebagai jawaban
Itu artinya Nana benar benar menjawab dengan jujur

"Kau yakin?" Tanya Rian memastikan

"AAAAAAKKHH.... SUDAH BERAPA KALI AKU BILANG AKU INI BENAR BENAR MANUSIA!!" Teriak Nana frustasi
Entah sudah berapa kali ia mengatakan itu, tapi mereka tetap saja tidak percaya walaupun tau Nana sudah menjawab dengan jujur

"Bagaimana kalau kita tes saja?" Usul Arsen

"Benar juga"

"Setuju" Jawab mereka semua kecuali Nana

'Perasaan gue gak enak ni'_Nana

"Kami tidak akan melukaimu. Jangan takut" Ucap Felix menenangkan Nana

"Siapa yang takut?!" Kesal Nana

Lama lama ia jengkel dengan Felix yang terus menerus membaca fikirannya

-------------

Sesuai kesepakatan ya gess
Nama ABERCIO di ganti jadi ARSEN 👌

Me And My Protagonis Where stories live. Discover now