BAB 9

6.8K 888 25
                                    

Mendengar itu Nana tersenyum lembut

Di antara semua anak anak yang ada di sini hanya Eva dan Rara lah yang paling peka

"Kakak tidak apa apa, hanya sedikit lelah. Dan ya... Aku butuh istirahat" Nana mengusap lembut dan mengecup kening adik adik pantinya itu satu satu lalu kembali ke kamarnya

Sesampainya di kamar Nana langsung membanting tubuhnya ke kasur

"Haaah... Gue capek" Dan beberapa menit kemudian ia tertidur

.........

"Kakak.... Kakak bangun... Kakak"

Nana merasa terusik pada tidur nyenyak nya

Kemudian ia bangkit dan duduk menghadap Addi (salah satu anak panti)

"Ada apa hm?" Tanya Nana masih setengah sadar

"Prajurit istana datang kemari kak. Cepat bantu Ibu" Ucap Addi dengan panik dan langsung membuat Nana melotot dan berlari keluar

Dan benar saja sesampainya di luar Nana di kejutkan dengan banyak nya orang orang berjubah ( lupa namanya apa jadi buatnya jubah aja, yang tau komen ya) besi dengan menaiki kuda, tak lupa dengan senjata yang ada di tangan mereka

"Kalian semua masuk dan jangan ada yang keluar sampai kami masuk mengerti?" Tanya Nana dan di angguki oleh semua anak panti

"Bagus, sekarang pergilah"

Setelah itu Nana langsung menghampiri Ibu Ana dan Eva yang berada di sampingnya

"Ibu ada apa ini?" Tanya Nana

"Ibu juga tidak tau. Mereka bilang mereka mencari seseorang bernama Adena. Tapi di sini tidak ada yang namanya Adena" Jelas Ibu Ana membuat Nana melongo

"Em... Ibu. Apa aku belum pernah memberitau kalian nama lengkap ku?" Tanya Nana ragu ragu

"Bukan kah kakak bilang nama kakak, Nana?" Tanya Eva dan di angguki oleh Nana

"Iya, tapi itu nama panggilan ku, nama lengkap ku adalah Adena hehe" Ucap Nana di hiasi dengan cengiran khasnya

Ucapan Nana membuat Eva dan Ibu Ana membulatkan matanya

"Berarti mereka datang kemari mencari mu,Nana!" Ucap Ibu Ana dengan panik
Ucapan Ibu Ana membuat Nana dan Eva sadar

"Eh iya ya, tapi kenapa? Aku tidak ada membuat keributan atau masalah apapun" Nana terus mengingat semua yang terjadi padanya selama di sini
Ia tidak ada membuat keributan, ia juga tidak ada berurusan dengan kaum bangsawan (?)

"Eum.. Kalian masuk lah, temani anak anak. Urusan mereka, biar aku yang bicara pada mereka (prajurit) " Ucap Nana kemudian berjalan pergi tapi tangannya di tahan oleh Eva dan Ibu Ana

"Tidak apa apa. Mereka mencari ku jadi aku harus menemuinya bukan? Tidak akan ada yang terjadi" Ucap Nana berusaha menenangkan Eva dan Ibu Ana

"Tapi kak-"

"Jangan khawatir. Aku pastikan tidak akan ada darah yang tumpah di sini" Ucap Nana memotong ucapan Eva dan pergi menghampiri para prajurit itu

"Kecuali darah mereka" Lanjut Nana setelah jaraknya sudah cukup jauh dari Eva dan Ibu Ana

"Apa yang kalian mau?" Tanya Nana to the point, ia tidak suka bertele tele pada saat saat seperti ini

"Kau Adena?" Tanya sang pemimpin prajurit pada Nana dan hanya di balas dehaman oleh Nana

"Baginda raja ingin bertemu dengan anda" Ucap sang pemimpin pada Nana

"Untuk apa?"

"Baginda bilang sebagai ucapan terimakasih karna telah menolong nya" Jelas sang pemimpin yang membuat Nana bingung

'Kapan gue nolongin raja? Perasaan gue gak ada nolongin bangsawan deh'_Nana

Setelah berpikir cukup lama akhirnya Nana menjawab

"Aku tidak mau. Katakan pada raja mu aku tidak mengharapkan imbalan apapun" Ucap Nana kemudian berbalik pergi

Mendengar ucapan Nana seluruh prajurit yang ada di sana terkejut. Untuk pertama kalinya ada yang menolak undangan raja mereka dan untuk pertama kalinya juga raja mengutus 37 orang hanya untuk mengundang 1 orang
Bahkan raja memilih prajurit terbaiknya hanya untuk menjemput Nana

Baru saja prajurit itu ingin membuka suara lagi Nana sudah berbalik dan mengatakan sesuatu yang membuatnya kembali tercengang

"Jika dia memaksa katakan padanya aku hanya meminta untuk jangan mengganggu kenyamanan kami lagi. Selain itu aku tidak meminta yang lain" Setelah itu Nana pergi meninggalkan seluruh prajurit yang kaget bukan main mendengar ucapan Nana barusan

'Wanita ini gila'_Seluruh prajurit

.........

Nana masuk menyusul Eva dan Ibu Ana
Sesampainya di dalam Nana langsung di peluk oleh semuanya (penghuni panti)

"Kau tidak apa apa kak?"

"Mereka tidak melukaimu kan Nana?"

"Mereka tidak mengancam mu kan kak?"

Mendengar pertanyaan mereka semua membuat Nana terharu sekaligus sedih karna teringat dengan sahabatnya Nisa

Di dunianya sana hanya Nisa yang peduli padanya, tapi di dunia ini, banyak yang peduli padanya

"Tidak.. Aku tidak apa apa. Mereka tidak mengancam atau menyakiti ku"

"Syukur lah" Ucap mereka serempak yang membuat Nana tertawa

"Hahaha... Ternyata kalian bisa sekompak ini ya? " Tanya Nana sedikit mengejek

"Haah... Sudah lah. Lebih baik kita makan sekarang. Ini sudah lewat jam makan bukan?" Nana berusaha mengalihkan topik agar tidak terlalu tegang. Tapi jujur ia juga sedang kelaparan karna belum di isi sejak tadi pagi

"Ah iya. Tapi Ibu belum masak karna prajurit tadi datang"

"Tidak apa. Aku akan membantu Ibu" Ucap Nana sambil menepuk pelan bahu Ibu Ana

"Aku akan membantu juga" Ucap Eva yang ingin ikut membantu

Setelah itu mereka ber tiga pergi ke dapur dan memasak untuk makan siang

.........

'Kepala gue kok pusing?'_Nana

Nana memegang kepalanya yang terasa seperti berputar
Badannya juga terasa panas

'Kayaknya gue masuk angin deh'_Nana

Setelah makan siang tadi, kepalanya langsung terasa pusing
Tapi ia diam tidak ingin memberitau Ibu Ana, karna apa? Karna jika ia memberitahu Ibu Ana, Ibu pantinya itu akan menyuruhnya untuk meminum ramuan yang rasanya bisa membuat lidah mati rasa sangking paitnya
Nana pernah mencobanya sekali dan ia harap itu akan menjadi yang pertama dan terakhir untuknya

'Jangan sampek ibu tau gue lagi sakit. Bisa bisa makin sakit gue karna di suruh minum racun yang paitnya 7 hari 7 malam gak ilang ilang'_Nana

Bagaikan sebuah kutukan, Ibu Ana masuk dengan racun itu ditangannya

Me And My Protagonis Where stories live. Discover now