BAB 4

9.3K 1K 12
                                    

"Nah sekarang siapa yang cari mati pada siapa?" Tanya Nana sambil menyeringai melihat pria yang mengatainya jalang tadi sudah tergeletak lemas tak berdaya
Ia memainkan belati itu di tangannya

Bahkan hanya untuk membuka mulut ia tidak sanggup,melihat itu senyum Nana semakin mengembang

"Nah sekarang urusanku sudah selesai jadi aku akan kembal- ah iya aku lupa denganmu"

Pria itu menatap Nana yang sedang berjalan ke arahnya dengan ketakutan

Nana yang melihat itu bingung tapi ia tetap berjalan mendekat hingga sudah berada di depan pria itu Nana berjongkok dan memberikan belati itu pada pria yang tengah menatapnya dengan penuh ketakutan ini

"Pegang ini. Lain kali hati hati"

Setelah itu Nana berjalan pergi tanpa menunggu balasan dari pria itu

'Dia menolongku'_Pria yang di tolong Nana

.....

Sesampainya di panti Nana langsung pergi ke dapur karna ia tau jika sang Ibu tengah menunggunya di dapur

"Ibu! Aku pulang!" Teriak Nana begitu sampai di dapur

"Nana, kenapa lama sekali? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Ibu Ana khawatir

"Gak ada bu. Hanya keributan biasa di pasar" Nana tidak berbohong sebab keributan seperti itu sudah sering terjadi di pasar

"Syukurlah. Ibu sangat khawatir kau kenapa napa" Ucap Ibu Ana membuat Nana tersentuh

'Baik banget. Padahal gue bukan anaknya'_Nana

"Hehehe tidak Ibu, aku tidak akan kenapa napa. Aku ini kuat! Jadi aku bisa menjaga diri" Ucap Nana bangga sambil menunjukkan otot lengannya yang tidak terlihat sama sekali, tapi percayalah Nana lebih kuat dari yang terlihat, buktinya ia saja sanggup membanting seorang pria yang badannya 3 - 4 kali lipat lebih besar darinya

"Hahaha baiklah, Ibu percaya padamu. Lalu mari bantu Ibu memasak" Ibu tertawa melihat Nana memamerkan lengannya yang kecil nan kurus itu

"Baiklah, ayo!"

Setelah itu Nana membantu Ibu Ana memasak untuk makan malam

.......

Di dalam kamar Nana masih sibuk membuat rencana agar bisa keluar dari dunia ini
Nana sudah bersiap keluar.

"Oke tunggu semuanya tidur gue bakal gerak"

Tak terasa sudah 1 setengah jam Nana menunggu dan akhirnya seluruh penghuni panti sudah tidur
Dan perlu kalian ketahui Nana sudan izin pada Ibu Ana, alasan Nana menunggu hingga semua tidur adalah karna takut jika anak anak melihatnya mereka akan minta ikut

Nana keluar kamarnya untuk melihat situasi

"Oke aman"

Nana langsung berlari pelan hingga saat ia ingin melangkah keluar ada sebuah suara yang membuatnya berhenti

"Kak Nana? Kakak ngapain?"

Nana berbalik dan melihat salah satu adik panti nya itu terbangun

Eva bingung melihat Nana membawa tali dan pisau di saku celananya
Ya orang itu adalah Eva, Nana merasa lega mengetahui Eva lah yang bertanya padanya

"Kakak mau balik ke hutan racun itu lagi?" Tanya Eva curiga dan di jawab dengan anggukan oleh Nana

"Kakak serius?! Ini sudah malam kak, dan apa apa an itu? Kakak ke hutan hanya berbekal pisau dan tali saja?" Tanya Eva bertubi tubi
Ia khawatir pada Nana, bagaimana bisa ia tidak khawatir jika Nana itu orangnya nekat tapi ceroboh

"Memangnya apa lagi yang harus ku bawa?" Tanya Nana polos
Eva tidak percaya jika orang yang ada di depannya ini 3 setengah tahun lebih tua darinya

'Hah baru kali ini aku melihat ada orang yang bodohnya melebihi Rara (anak paling kecil di panti)'_Eva

"Hah kakak bagaimana bisa orang sepertimu selamat keluar masuk hutan tanpa perlengkapan apapun?" Tanya Eva tak percaya
Ia memegang kepalanya yang terasa pusing akibat kakak  angkatnya ini

Mendengar itu Nana semakin bingung

"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti"

"Setidaknya bawalah obat obatan yang sudah di buat Ibu dan makanan untuk berjaga jaga" Eva pergi mengambil barang barang yang ia maksud tadi

Melihat Eva pergi Nana pun pergi berlari keluar, takutnya jika ia berlama lama di sana akan ada anak panti lain yang bangun

"Haah untung yang bangun Eva bukan yang lain"

"Bawalah in-" Perkataan Eva terpotong melihat Nana yang sudah tidak ada

"Ya ampun kak Nana kebiasaan!" Kesal Eva langsung kembali ke kamarnya

.......

Nana terus berjalan  ke dalam hutan gelap itu
Awalnya ia takut masuk ke sana sendirian, tapi karna sudah terbiasa ia sudah tidak takut lagi

"Kenapa gue gak bisa balik ya? Pasti ada sesuatu di hutan racun ini. Gak mungkin gue bisa masuk dari sana tapi gak bisa keluar dari sana juga. Andai waktu itu gue gak ngikutin cahaya sialan itu pasti gue gak bakal masuk ke tempat aneh ini!" Nana terus mengoceh sepanjang perjalanan, ia bahkan tidak membawa sesuatu untuk menerangi jalannya

"Sebenernya ini tempat apa sih? Gue balik ke masa lalu kah? Tapi emang di masa lalu ada sihir? Atau jangan jangan gue masuk ke dalam dongeng ya?"
Beberapa kali Nana melihat ada seseorang yang bisa mengeluarkan api, air, dan angin, dan beberapa cahaya yang warnanya berbeda beda

"Oh! Atau jangan jangan gue masuk kemari karna sihir ya? Tapi emang di dunia gue ada sihir?"

Nana terus berjalan dan berjalan, tanpa sadar jika ia sudah masuk lebih jauh dari biasanya

" Hmmm gue haus. Mana gak bawa minum lagi" Nana menyesal tidak mengikuti saran adik pantinya tadi
Sebenarnya di hutan ini memiliki banyak sumber air hanya saja tak satupun aman untuk di minum
Sebab apa? Sebab di sini sangat banyak tumbuhan beracun dan kemungkinan besar air disini juga sudah terkontaminasi oleh racun racun dari tanaman itu, itu lah sebabnya hutan ini disebut hutan racun, karna seluruh tanaman, air, dan bahkan hewan yang ada di sini semuanya beracun

"Ini kenapa dari tadi gak ketemu ketemu sih?! Ck! Mending gue bal- eh, apaan tu?" Baru saja ingin memutar badan Nana melihat ada sebuah cahaya yang tidak jauh darinya
Melihat itu Nana langsung berlari dengan semangat penuh

"Akhirnya! Gue ketemu cahay-"

Karna terlalu bersemangat Nana sampai tidak melihat jika ada sesuatu ada di depannya dan...

BRUK

"NJING!!!"

Me And My Protagonis Where stories live. Discover now