BAB 11

5.9K 721 9
                                    

Jujur Nana memang merasa sepertinya sakitnya semakin parah, sebab kepalanya semakin pusing, tubuhnya mulai lemah dan ia juga merasa mual seperti ingin muntah tetapi tidak bisa

"Kak, aku yakin kakak akan menyesal jika mengetahui bagaimana kondisi Addi sekarang" Ucap Eva membuat Nana menelan ludah

"Dia pingsan"

Hanya 2 kata yang keluar dari mulut Ibu Ana, tapi mampu membuat Nana semakin takut
Sebab apa? Usianya dengan Addi hanya berbeda 4 tahun!
Bahkan dari ukuran tubuh, tubuh Addi sedikit lebih besar dari pada Nana!
Jika Addi saja pingsan apa yang akan terjadi pada Nana setelah minum obat itu

'Seseorang, tolong selamat kan aku dari racun itu!!'_Nana

"Buka mulut mu Nana"

"T-tunggu! B-baiklah. Aku... Aku a-akan meminumnya. Biar aku yang melakukannya sendiri"

Ibu Ana setuju dan menyuruh Eva melepaskan Nana

"Jangan di muntahkan!" Ucap Ibu Ana setelah memberikan obat itu pada Nana

Tapi tepat setelah Nana memegang obat itu, tiba tiba saja obat itu terjatuh dari tangannya bersamaan dengan setetes darah yang jatuh kelantai
Darah itu keluar dari mulut Nana

Ya ada darah yang keluar dari mulut Nana

Nana, Eva, dan Ibu Ana. Mereka semua terkejut melihat itu, tapi keterkejutan mereka tidak hanya sampai disitu
Nana tiba tiba saja terjatuh kelantai, ia tidak pingsan tapi tubuhnya terasa lemas seperti tidak memiliki tenaga sama sekali

Melihat itu Ibu Ana dan Eva langsung berlari mengambil obat dan peralatan untuk mengobati Nana

Sedangkan Nana? Ia masih terdiam dengan darah yang masih setia mengalir dari mulutnya bagaikan air terjun

"G-gue kenapa?"

Nana masih mencerna apa yang sedang terjadi kepadanya. Hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Ini aneh dan yang membuat Nana tidak habis pikir lagi adalah, jika tubuhnya sudah selemah ini dan darahnya sudah keluar sebanyak ini kenapa Nana tidak pingsan? Kenapa dia masih bisa sadar? Dan kenapa ia masih sanggup duduk?

Entah lah, tidak ada yang tau soal itu

Tak lama kemudian Ibu Ana datang bersama dengan Eva yang sudah menyiapkan sebuah baskom untuk menampung darah Nana
Ya! BASKOM! Darah yang keluar dari mulut Nana sebanyak itu hingga harus di tampung dengan baskom

"Haduh Nana....!!! Bukankah Ibu sudah menyuruh mu meminum obat itu! Kenapa kau tidak mau menuruti Ibu?!!" Marah Ibu Ana
Bahkan sekarang air matanya sudah mengalir lebih deras begitu juga dengan Eva

"Kakak.... Apa yang terjadi padamu? Hiks.."

Nana mulai merasa kepalanya semakin berat dan pusing hingga rasanya seperti ingin copot, matanya terasa sangat sakit seperti mau keluar dari tempatnya

'Njir! Kepala gue makin sakit!'_Nana

Kondisi Nana sekarang sangat mengerikan dengan darah yang terus keluar dari mulutnya. Tidak hanya itu perlahan darah juga keluar dari matanya

"AAAAKH..!!!!" Nana berteriak kesakitan
Ia terus menerus berteriak hingga membuat seluruh anak panti datang dan melihatnya, bahkan Addi yang tadinya pingsan langsung sadar begitu mendengar teriakan kesakitan Nana

Mereka semua terkejut melihat Nana yang di lumuri darah. Bahkan Eva dan Ibu Ana juga ikut berlumuran darah Nana

Ibu Ana dan Eva ingin mengobati Nana, tapi sulit karna Nana yang terus meringkuk dan bergerak kesana kemari akibat kesakitan

" Nana.. Tenanglah dulu nak... Biarkan Ibu membantumu" Ucap Ibu Ana berusaha menenangkan Nana
Air matanya semakin deras melihat kondisi Nana yang seperti ini begitu juga dengan Eva

'Gue harus pergi dari sini!'_Nana

Perlahan Nana bangkit dan berlari keluar menjauhi anak anak panti dan Ibu Ana

Seluruh anggota panti langsung berlari mengejar Nana yang kabur masuk ke dalam hutan

Nana berlari secepat yang ia bisa. Ia sudah tidak bisa mengontrol dirinya sendiri, ia takut jika ia akan melukai anak anak panti atau Ibu Ana jika ia tetap di sana
Rasanya seperti ada sesuatu yang memaksa ingin keluar dari tubuhnya

.........

Nana terus berlari masuk ke dalam hutan, ia bahkan tidak sadar jika dirinya masuk ke dalam hutan
Yang terpenting baginya saat ini adalah menjauh sejauh mungkin dari tempat tempat berpenghuni

Hingga tubuhnya sudah tidak sanggup berlari lagi Nana langsung terjatuh terlentang di luasnya hutan gelap itu
Hutan ini jauh lebih gelap dari hutan racun

Hingga tubuhnya sudah tidak sanggup berlari lagi Nana langsung terjatuh terlentang di luasnya hutan gelap ituHutan ini jauh lebih gelap dari hutan racun

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Satu hal yang baru Nana sadari
Darah di mata dan mulutnya sudah berhenti mengalir

Kesadarannya juga hampir hilang

'Au ah! Mau pingsan pingsan sono! Gue capek!'_Nana

Hingga tepat sebelum kesadarannya hilang Nana melihat ada seseorang yang datang mendekatinya
Terlihat seperti pria tapi juga terlihat seperti wanita

Jika dalam keadaan normal mungkin Nana akan berlari karna ketakutan tapi karna kondisinya sedang seperti ini ia tidak ingin ambil pusing dan lebih memilih memasrahkan tubuhnya dan pingsan begitu saja

"Menarik" Ucap orang itu di hiasi dengan seringainya begitu sampai tepat di samping Nana

.........

"Bangun...."

"Bangun..."

'Ada yang bangunin gue? Atau cuman perasaan gue doang?'_Nana

"Hei bangun!"

'Enggak, ini bukan cuman perasaan gue doang. Memang ada yang bangunin gue! Tapi mata gue kagak bisa kebuka njir! Ini begimana bukanya?!!!'_Nana

"Kau tidak mau bangun? Atau tidak bisa bangun?" Ucap orang itu melihat Nana tidak merespon ucapannya

'Anjing! Kenapa gue gak bisa buka mata gue?!!! Mana badan gue gak bisa gerak lagi!! Sialan ni badan!'_Nana

Seluruh badan Nana kaku tidak bisa di gerakkan, gerakannya seperti terkunci

Melihat Nana lagi lagi tak merespon ucapannya orang itu menjadi kesal dan berniat menggoncang tubuh Nana
Tapi baru saja ujung jarinya menyentuh lengan Nana, Nana langsung bangun dan terduduk dengan nafas terengah engah seperti habis berlari 1 km

"Haaah... Haaah... Haaah..."

Nana melihat ke sekelilingnya
Sungguh tempat yang mewah seperti istana di dalam dongeng anak anak. Terlihat persis seperti istana yang mewah dan megah

Apalagi langit langitnya, sangat
mewah

Me And My Protagonis Onde histórias criam vida. Descubra agora