BAB 13

5.5K 693 15
                                    

Mata Nana juga ikut berubah warna menjadi ungu kebiru biruan

"Terkejut dengan perubahan mu?" Tanya Ariana yang baru saja masuk dan melihat Nana terus memegangi kepala dan wajahnya

Nana menoleh dan langsung berlari ke arah Ariana

"Apa yang kau lakukan padaku?!!" Tanya Nana marah

"Aku? Aku hanya membawa mu kemari, tidak lebih. Dan... Bukankah seharusnya pertanyaan itu kau tanyakan pada dirimu ?" Ucap Ariana yang membuat Nana semakin di buat bingung

"Apa maksudmu?" Tanya Nana bingung

"Perubahan mu itu terjadi secara alami, tidak ada unsur sihir apapun di dalamnya yang membuat mu berubah, tapi satu hal yang harus kau tau, perubahan mu ini lah sihirnya" Jelas Ariana yang tentu saja tidak di mengerti oleh Nana

(Aku yakin kalian pada gak ngerti juga)

"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti apapun!!!" Ucap Nana frustasi

"Haaah... Begini, intinya kau berubah bukan karna di sihir atau yang lainnya, tapi perubahan mu ini terdapat banyak sihir di dalamnya. Apa kau paham?" Tanya Ariana di akhir kalimat nya

"Gak" Jawab Nana singkat, padat, dan jelas. Membuat Ariana menepuk jidatnya sembari menghela nafas panjang

"Dasar bodoh" Umpat Ariana pada Nana

"Aku tau. Jadi, untuk apa kau membawaku ke sini? Wahai putri Ariana yang pintar" Tanya Nana di sertai sindiran di akhir kalimatnya
Tapi jujur Ariana memang pintar

"Karna aku tertarik pada mu" Ucap Ariana yang membuat Nana merinding karna salah faham

"M-maksudmu... Kau penyuka sesama jenis?!" Tanya Nana curiga

"Tentu saja tidak bodoh!"

'Bagaimana bisa ada wanita sebodoh dia'_Ariana

"Jadi gimana? Ucapan mu itu terlalu ambigu Rian!" Kesal Nana tanpa sadar dia sudah memberi nama panggilan pada Ariana

"K-kau... Kau bilang apa tadi?" Tanya Rian (Ariana)  gugup

"Kau tuli? Aku bi-"

"Bukan itu! Kau memanggilku dengan sebutan apa tadi?" Potong Rian cepat bahkan kini ia memegang bahu Nana dengan erat yang membuat Nana makin makin bingung dengan sikap Rian

'Ni orang ngapa sih?'_Nana

"Rian?" Ucap Nana ragu

"Lagi" Pinta Rian masih dengan posisi yang sama

"Hah?" Bingung Nana

"Lagi" Ulang Rian

"Rian?"

"Lagi"

"Rian"

"Lagi, lagi, lagi"

"Rian, Rian, Rian"

"Lag-"

"Udah lah! Capek gue!" Potong Nana cepat dan tanpa sadar ia mengeluarkan kata "gue"

Untungnya Rian tidak sadar dengan ucapan Nana, ia masih menatap Nana dengan lekat membuat Nana tidak nyaman

"Ck! Lepas!" Kesal Nana mendorong Rian hingga tangan wanita itu terlepas dari pundaknya

"Aku suka panggilan mu itu. Bisakah kau terus memanggilku dengan nama itu?" Tanya Rian yang membuat Nana menganga lebar

Bagaimana tidak lihat saja tingkah wanita ini yang bersikap malu malu dan bahkan wajahnya sudah memerah padam!!
Nana jadi semakin merinding

'Kayaknya ni cewek kelainan deh, padahal cuman nama panggilan doang tapi kenapa dia sampek malu malu begitu?'_Nana

"Kurasa... Mungkin bisa" Jawab Nana dengan ragu bahkan sangat ragu

"Benarkah?! Terimakasih!" Girang Rian sambil memeluk Nana erat, Nana membalasnya dengan ragu ragu

"Ah iya kalau di pikir pikir aku belum tau nama mu, siapa nama mu?" Tanya Rian setelah sadar dari kesenangannya
Ia merenggangkan sedikit pelukan nya untuk menatap wajah Nana yang membuat Nana semakin tidak nyaman, ia tidak suka saat ada orang yang menatapnya dari jarak yang dekat

"Adena, terserah kau mau memanggilku" Jawab Nana seadanya sambil mengalihkan pandangannya kemanapun selain wajah cantik yang tengah berbinar menatapnya

"Hmmmm kau biasanya di panggil apa?" Tanya Rian setelah berpikir sebentar

"Nana" Jawab Nana singkat

"Baiklah kalau begitu, aku akan memanggilmu ADEN" Putus Rian yang membuat Nana langsung menatap Rian terkejut

"Aden? Yang bener aja! Gak gak gak, aku tidak mau!" Kesal Nana tidak terima

'Dia pikir gue raden kian santang apa? Sampek sampek di panggil aden'_Nana

"Kenapa? Tapi menurutku itu bagus" Balas Rian dengan wajah murungnya

"Lebih baik kau memanggil ku NANA saja, itu lebih baik dari pada ADEN" Ucap Nana sambil berusaha melepaskan tangan Rian dari bahunya

'Kok gak bisa lepas sih?!'_Nana

"Aku tidak mauuuu... Aku ingin mempunyai nama panggilan istimewa untuk mu, seperti yang kau berikan pada ku tadi, aku mohon...." Mohon Rian di sertai dengan puppy eyes yang membuatnya terlihat sangat imut

'Ya tuhan... Imut banget..!!!! Kok bisa sih orang kayak gini jadi antagonis?'_Nana

Nana sangat lemah dengan sesuatu yang imut dan mau tidak mau dia mengalah pada Rian

"Haaah... Baiklah" Putus Nana

"Benarkah? Terim-mmmm" Nana menahan tubuh Rian yang ingin memeluknya lagi dengan ke dua tangannya

"Tapi panggil aku DENA, jangan ADEN, kau paham?" Pinta Nana yang langsung di angguki oleh Rian

"Baiklah, lalu ayo kita makan Dena" Ajak Rian menyeret Nana dan tentu saja Nana hanya pasrah

Ia bahkan sudah lupa tentang rambut dan matanya saking lelahnya berdebat dengan Rian

...........

Semenjak Nana memanggilnya Rian, sikap wanita itu pada Nana berubah
Dari menyebalkan kini berubah menjadi tambah menyebalkan

Awalnya Rian terlihat seperti orang yang serius dan tidak suka main main, tapi siapa sangka semenjak kata 'Rian' keluar dari mulut Nana wanita itu menjadi manja dan terus menempel padanya

'Kalo sesuai sama yang di novel seharusnya Rian itu orang yang gak suka nempel ke siapapun, bahkan ke pemeran utama cowok, cuman karna dia suka protagonis cowok makanya dia jahatin protagonis cewek, tapi.... KENAPA DIA MALAH NEMPEL KE GUEE TERUS??!!'_Nana

Batin Nana berteriak frustasi
Bagaimana tidak lihat saja sekarang Rian tengah tidur di pangkuan Nana
Ia menggunakan paha Nana sebagai bantalnya

"Hei Rian... Bangun! Paha ku bukan bantal empuk yang bisa kau tiduri!" Kesal Nana berusaha membangunkan Rian
Padahal ada tempat tidur di sini kenapa Rian malah memilih tidur di sofa dengan paha Nana sebagai bantalnya? Padahal paha Nana tidak se empuk bantalnya

"Eummm... Sebentar Dena" Ucap Dena sambil mencari posisi ternyaman nya membuat Nana jengkel dan langsung bangkit dan pergi meninggalkan Rian

Me And My Protagonis Where stories live. Discover now