chapter-39

2.7K 237 21
                                    

"Kevin kenapa lama banget sih."

Aku menatap Mama Nia saat mendengar gerutuannya. Mungkin beliau kesal karena Kevin belum pulang. 

Malam ini keluargaku datang ke rumah Kevin untuk memenuhi undangan Christmas dinner dari Mama Nia. Ada Papa Sugi, Koh Nico, dan Ci Fany juga disini. Tidak lupa dengan Samantha yang sedang tertidur di dalam gendongan Ci Fany.

Makanan sudah disajikan di atas meja makan, tetapi acara belum dimulai karena kami sedang menunggu Kevin. Laki-laki itu pergi untuk membeli sesuatu.

"Macet mungkin, Ma." ucap Papa Sugi untuk menenangkan Mama Nia.

"Jangan-jangan mampir ke rumah cewek." celetukan Koh Nico membuat Ci Fany langsung memukul bahunya.

"Hush! Gak boleh ngomong gitu."

"Waduh, bahaya nih kalau Kevin beneran mampir ke rumah cewek. Aletta bisa kalah saing." Papi ikut menyahuti ucapan Koh Nico.

"Enggak lah, mana mungkin Aletta Defiona kalah saing sama cewek lain?" aku membalas ucapan Papi sambil mengedipkan sebelah mata.

Saat kami sedang tertawa bersama-sama, terdengar suara pintu yang dibuka. Tidak lama kemudian muncul Kevin Sanjaya yang memakai kemeja hitam berlengan pendek, dengan sebuah papperbag di tangannya.

Kevin meringis dan memasang wajah tidak enak. "Maaf ya lama."

Papa Sugi menggeleng pelan. "Duduk, Vin. Kita langsung mulai aja."

Kevin menuruti ucapan Papa Sugi dan bergerak untuk menempati bangku yang berada di samping kiri tubuhku. Posisi laki-laki itu berada di bagian ujung meja makan.

"Ngapain sih? Kok lama banget?" aku menunduk dan berbisik ke arahnya.

"Nyari hadiah Natal dulu tadi." Kevin membalas dengan berbisik juga.

Aku menyerngit heran. "Buat siapa?"

"Heh, jangan ngobrol mulu! Ayo kita doa!"

Aku dan Kevin buru-buru kembali menegakkan badan setelah mendengar teguran dari Mami.

Saat aku melirik ke arahnya, aku melihat gerakan bibir Kevin yang mengucapkan sebuah kalimat tanpa mengeluarkan suara.

"Hadiah buat lo."

***

Setelah makan malam dan doa bersama sudah selesai, Mami dan Papi memilih untuk pulang lebih dulu. Begitu juga dengan Mama Nia dan Papa Sugi yang memilih untuk menginap di rumah Koh Nico. Sedangkan aku masih nyaman berada di rumah Kevin.

Langit malam bertabur bintang merupakan pemandangan yang tidak mungkin aku lewatkan. Aku duduk di bangku panjang yang berada di taman belakang.

Hembusan angin malam yang dingin tidak membuatku berpindah sedikitpun. Suasana tenang seperti ini adalah hal yang jarang aku dapatkan. Mengingat bagaimana sibuknya aku.

"Betah banget ya, Bu."

Aku menengok ke samping dan mendapati Kevin yang sedang berjalan ke arahku. Laki-laki itu membawa sebuah papperbag yang dibelinya tadi, dan juga selimut.

Kevin duduk tepat di sampingku dan melebarkan selimut yang dia bawa untuk menutupi pahaku. "Dingin, nanti lo sakit."

Aku tersenyum. "Makasih."

Dia mengangguk pelan lalu memandang langit seperti yang aku lakukan tadi.

"Merry Christmas, Vin." aku menyodorkan sebuah kotak hadiah berwarna hitam dengan pita merah di atasnya.

Another Chance {Kevin Sanjaya}Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora