chapter-17

2.7K 251 15
                                    

Hari ini pertandingan pertama Indonesia melawan NBRF atau Rusia. Dua kubu itu akan bertanding pukul 4 sore waktu setempat.

Aku sudah berada di Energia Areena sejak pagi. Ajeng dan yang lainnya tidak ikut karena terjadi perubahan kepengurusan panitia. Kami diberitahu oleh Gerald kalau Mas Tama memutuskan hanya mengambil satu perwakilan.

Awalnya aku protes kepada Mas Tama, tapi laki-laki itu mengatakan kalau sudah terjadi perubahan peraturan. Jadi dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Setelah mendengar hal itu, aku dan yang lain melakukan diskusi untuk memutuskan siapa yang akan menjadi perwakilan. Mereka bertiga serempak menunjuk aku sebagai perwakilan, katanya aku lebih mengenal bulutangkis dan lebih fasih menggunakan bahasa Inggris.

Dan, aku berakhir di sini. Di Energia Areena bersama Gerald yang sejak tadi sibuk melihat penampilan atlet putri dari negara lain.

Aku diberi tugas untuk mengawasi court 1 dan mengetik laporan tentang apa saja yang terjadi di sini. Berapa kali umpire menyatakan fault, berapa kali kedua tim meminta challenge, berapa kali challenge gagal, dan lain sebagainya.

Sedangkan Gerald diberi tugas untuk mengawasi court 2, karena itu kami memilih untuk duduk bersama di tribun. 

"Eh, ada Letta."

Mendengar namaku dipanggil, aku menengok ke belakang dan mendapati Fajar beserta rombongan tim Indonesia yang sudah duduk di bangku atas.

Kalau seperti ini, lebih baik aku mengajak Gerald untuk pindah ke dekat court.

"Lo ngapain di sini, Ta?" tanya Jombang.

"Kerja lah, Jom!" sahut Fajar yang duduk di samping Jombang.

"Halo, Letta. Ketemu kamu mulu nih." aku terkekeh mendengar perkataan Babah Ahsan.

"Bosen ketemu saya mulu ya, Bah." balasku sambil melambaikan tangan ke arah Babah Ahsan.

"Gue sih bosen ketemu sama lo, tapi gak tau kalau Kevin." celetukan Kak Greys membuat atlet lain bersorak-sorak ke arah Kevin.

Sedangkan yang disoraki hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Kevin duduk tepat di belakangku, jadi aku bisa melihat wajahnya dengan jelas.

"Ta, mau pindah gak?" tanya Gerald.

"Aletta jangan pindah ya, di sini aja temenin Kevin." sebelum aku menjawab, Koh Herry sudah lebih dulu menyela.

Mendengar hal itu membuatku membuang muka agar mereka tidak bisa melihat wajahku yang sedang menahan malu.

Beberapa menit kemudian, pertandingan pertama di mulai. Anthony Sinisuka Ginting melawan Ivan Sozonov. Mereka berdua bertanding di court 1.

Kami semua langsung fokus menonton pertandingan pertama ini. Aku juga tidak lupa membuka laptop untuk mengetik laporan tentang pertandingan ini.

Ginting benar-benar terlihat santai dalam melawan Ivan. Di moment-moment tertentu, Ginting melakukan smash kencang dan mendapat point. Beberapa kali laki-laki itu juga kehilangan point.

Teriakan-teriakan semangat juga diberikan oleh anggota KBRI yang berada di tribun seberang. Sepertinya Ajeng, Mbak Fitri, Mas Surya, dan Mas Denis ikut bersama mereka.

Dan, akhirnya!

Anthony Sinisuka Ginting berhasil menang dalam dua set sekaligus. Dengan hasil akhir, 21-8 dan 21-8, Ginting memberikan point pertama bagi Indonesia.

Dilanjutkan dengan Gregoria Mariska Tunjung melawan Anastasiia Shapovalova. Dua gadis ini berusaha sekuat tenaga untuk menembus pertahanan lawan masing-masing.

Another Chance {Kevin Sanjaya}Where stories live. Discover now