chapter-7

2.9K 230 3
                                    

Papi benar-benar sangat senang saat aku menunjukkan fotoku bersama Pram dan Yere. Beliau sampai berteriak histeris dan memelukku dengan kencang.

Ya Tuhan, aku sangat bersyukur karena bisa membuat Papi senang. Foto ini bagaikan ucapan selamat datang untuk Papi yang baru pulang dari luar kota.

"Kok kamu bisa foto bareng mereka, Ta? Ya ampun, muka Pram mirip banget sama Papi waktu masih muda." ucap Mami sambil memperhatikan foto yang sengaja aku cetak.

"Bisa dong, aku sampe minta izin langsung sama Koh Herry." balasku dengan bangga.

"Anak Papi baik banget sih!" Papi kembali memelukku dan mencium puncak kepalaku.

"Makasih banyak ya, sayang."

Aku tersenyum ke arah Papi dan Mami, senang rasanya saat melihat mereka berdua bahagia hanya karena satu foto. Memang ya, satu perbuatan orang lain sangat berpengaruh pada kehidupan orang yang lainnya.

"Oh iya, kenapa Papi ngefans banget sama mereka berdua? Padahal mereka masih junior, loh." aku menatap Papi dengan pandangan bertanya.

"Ya karena mereka masih junior, mereka butuh dukungan yang lebih banyak. Kita sebagai penggemar, harus berusaha membuat mereka semangat untuk meraih prestasi-prestasi lain. Atlet senior juga butuh dukungan, tapi mental mereka udah terbentuk. Sedangkan atlet junior? Mental mereka belum terbentuk sempurna, terlepas dari profesi mereka, mereka tetep anak remaja yang masih labil."

"Tapi, Papi ngefans gak sama Minions?" aku bertanya lagi.

Papi tertawa mendengar pertanyaanku. "Ngefans banget lah! Apalagi anak Papi yang satu ini mantan gebetan Kevin Sanjaya."

"Ish, Papi!"

"Ngomong-ngomong soal Kevin, dia apa kabar ya?" celetuk Mami sambil merangkul bahuku.

"Kabar dia baik, Mi. Dia lagi fokus latihan buat Sudirman Cup nanti." balasku.

"Lah, kok kamu tau kabar dia?" Mami menatapku dengan heran.

Aku menyengir lebar ke arah Mami dan mulai menceritakan tentang pekerjaanku yang sekarang berhubungan dengan atlet bulutangkis. Aku juga mengatakan tentang Jayaputra Grup yang akan menjadi salah satu panitia Sudirman Cup.

"Astaga! Jadi, kamu sama Kevin bisa balikan, dong?!" ucap Mami dengan heboh.

"Apaan sih, Mi! Aku aja gak pernah pacaran sama dia."

"Kamu deket lagi sama Kevin?" tanya Papi yang sedang asyik memakan keripik kentang.

"Gak tau deh, aku juga bingung." aku membalas dengan jujur.

"Kalau kamu masih ada rasa sama Kevin, ya gapapa, balik aja sama dia." saran Mami sambil mengelus rambut panjangku.

Jujur saja, selama ini aku masih memiliki perasaan yang sama terhadap Kevin. Bahkan saat berdekatan dengannya, aku benar-benar merasa seperti jatuh cinta lagi.

Tapi, ada satu hal yang mengganggu pikiranku. Apakah Kevin masih mencintaiku?

***

Tok Tok Tok!

Aku mengusap mataku yang terasa perih karena terbangun akibat ketukan pintu rumah. Sebenarnya waktu baru menunjukkan pukul 7 malam, tapi karena di luar sedang hujan deras, aku dan kedua orang tuaku lebih memilih untuk tidur.

Dengan baju tidur dan rambut berantakan, aku keluar kamar untuk melihat siapa orang yang datang ke rumahku. Betapa terkejutnya aku saat melihat orang di depan pintu.

"Kevin?!"

Astaga, untuk apa dia datang ke rumahku? Apalagi dengan kondisi hujan deras seperti ini.

Another Chance {Kevin Sanjaya}Место, где живут истории. Откройте их для себя