chapter-18

2.8K 234 14
                                    

Puji Tuhan.

Indonesia berhasil melaju ke quarter final dan keluar sebagai juara grup, dengan Denmark yang menjadi runner up.

Hari ini Indonesia akan melawan negara tetangga, yang tidak lain adalah Malaysia. Kedua kubu itu akan memperebutkan tiket menuju semi final.

Sayangnya aku tidak bisa bergabung ke dalam court karena kesehatanku yang menurun. Kalian ingat 'kan kalau alergiku sempat kambuh? Ternyata udara dingin Finlandia membuat bintik-bintik merah yang ada di tubuhku semakin banyak.

Jadi, untuk kenyamanan bersama, aku dipindahkan ke dalam ruangan dengan tugas yang sama seperti tempo hari. Walaupun sudah berada di dalam ruangan, aku tetap merasa kedinginan. Bahkan aku sengaja tidak melepas jaket, untung saja hal itu diperbolehkan.

Kevin dan Koh Sinyo turun sebagai partai pembuka melawan ganda putra Malaysia yang pernah mengalahkan mereka saat Olimpiade Tokyo. Sebenarnya aku khawatir kalau Minions tidak bisa mengalahkan pasangan ganda putra itu, tapi aku berusaha berpikir positif dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan.

Pada set pertama, Minions terlihat bermain tidak bebas. Mereka berdua seperti memiliki beban saat melawan pasangan ganda putra dari Malaysia. Minions terus kehilangan point, dan berakhir kalah di set pertama.

Hal itu membuatku merapalkan banyak doa sambil menggenggam tangan, semoga saja Minions bisa memutar balik keadaan dan memaksa set ketiga.

Tapi, Tuhan berkehendak lain. Minions kalah dengan skor akhir 12-21 dan 15-21.

Aku menundukkan kepala, rasanya benar-benar campur aduk. Melihat bagaimana cara bermain Kevin dan Koh Sinyo yang tidak seperti biasanya membuatku sedih.

"Aletta?" aku mendongak dan melihat--Zach--rekan kerjaku.

"You cry?" reflek aku mengusap pipiku yang terasa basah, aku tidak sadar kalau aku menangis.

"I'm fine." jawabku dengan tangan yang masih mengusap pipi dan mata.

"Are you sure?" Zach masih bertanya sambil menatapku dengan pandangan serius.

Aku mengangguk dan kembali fokus dengan laptop. Zach juga tidak bertanya lagi, sepertinya dia tahu kalau aku sedang tidak ingin ditanya.

Rasanya benar-benar sedih saat Minions kalah seperti ini. Mereka yang biasanya selalu semangat, malah terlihat bermain dengan banyak beban tadi.

Aku berusaha optimis, semoga saja yang lain bisa menyumbang point untuk Indonesia dan membuat Indonesia masuk ke semi final.

Pertandingan selanjutnya adalah tunggal putri yang diwakili oleh Jorji. Gadis itu bermain dengan sangat semangat, dia pasti ingin memberikan point agar kedudukan Indonesia setara dengan Malaysia. Akhirnya setelah terjadi set ketiga, Jorji berhasil menyumbang point.

Baru saja bernapas lega dengan kemenangan Jorji, jantungku kembali berdegup cepat karena kekalahan Ginting. Lalu dilanjut dengan Kak Greys dan Apri yang berhasil menyumbang point. Indonesia dan Malaysia memiliki point yang sama. Ganda campuran menjadi penentu dari pertandingan ini.

Ucok dan Meli mengerahkan seluruh tenaga mereka dengan memaksa set ketiga. Sayangnya, mereka berdua kalah pada set ketiga.

Indonesia gagal melangkah ke semi final.

***

Baru saja turun dari mobil, aku langsung berlari cepat untuk masuk ke dalam hotel. Masa bodo dengan atlet negara lain yang aneh melihatku. Aku harus bertemu dengan Kevin.

Buru-buru aku masuk ke dalam lift dan memilih lantai 3, semoga saja Kevin belum tidur. Pasalnya aku baru pulang dari Energia Areena, sedangkan tim Indonesia sudah pulang sejak beberapa jam yang lalu. Kalau dilihat dari jam, mungkin para atlet masih melakukan makan malam.

Another Chance {Kevin Sanjaya}Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz