"Loh Gaby?" sapa Gaxel ketika melihat orang ia kenal.

Gaby tampak terkejut. Ia melambai kecil. "Euhmm? Hai?"

Darren lalu berdiri, menghampiri Gaby. "Lo gak bilang malam ini mau keluar?" selidiknya.

"Gue cuma mau beli caramel macchiato," ucapnya tersenyum canggung.

"Sini, duduk dulu," tawar Gaxel.

"Lo udah tau belum Darren sekarang udah punya pacar lagi?" tanyanya antusias. Penasaran melihat ekspresi Gaby.

"Oh ya? Siapa?" Gaby berusaha tersenyum walaupun perasaannya terasa getir.

"Reyna," ucap Darren bangga.

"Reyna dari team creative&design?" tanya Gaby.

"Yoai," jawab Darren sambil senyum-senyum. Menyebut nama Reyna membuatnya bangga setengah mati.

"Gue juga mau nyari pacar kalau gitu," gumam Gaby sambil memanyunkan bibirnya.

Darren mendelik. "Enggak. Sebelum gue tau bibit bebet bobotnya,"

"Ck. Kenapa sih. Gue pacaran juga bukan urusan lo,"

"Dah. Mending daripada itu, kenalin Reyna ke kita dong," ucap Gaxel.

"Sekarang?"

"Iya buru,"

"Tunggu ada Arga aja," ucap Darren. Malas sekali rasanya harus mengenalkan pacarnya pada orang-orang brengsek ini. Karena Reyna baginya sangat berbeda disbanding mantan-mantan sebelumnya.

"Gue mau kenalan. Please," ucap Gaby dengan muka memelas.

***

"Reyna, kak," ucap Reyna sambil mengulurkan tangannya. Ini pertama kalinya ia ikut nongkrong bersama teman-teman Darren setelah memastikan Arga tidak ada.

Gaby menyambut antusias. Ia tersenyum manis. "Gausah panggil gue kakak. Kita cuma beda setahun. Trus wajah kita juga keliatan kayak seumuran,"

Darren, Gaxel, dan Jovan sontak tertawa, merasa geli.

"Wajah gue baby face tauk!" kesal Gaby. Ia kemudian duduk dan meletakkan ponselnya di atas meja dengan menggunakan kotak tisu sebagai sandaran.

"Dah diem lo semua, gue lagi live," ucap Gaby sambil merapikan rambutnya.

"Apasih live begituan. Sini gue liatin komen-komennya," Darren menggeser duduknya mendekati Gaby.

Reyna terdiam. Berusaha tidak mengeluarkan ekspresi apapun meski perasaannya tidak enak melihat pemandangan di depannya ini.

"Haloo... Gue lagi sama Darren. Hmm... trus ada pacar barunya. Cantik banget," ucap Gaby ke layar ponselnya. Ada ratusan orang yang menonton live nya.

Gaby tersenyum membaca komentar satu persatu. "Gue kan juga lagi belajar biar bisa dandan juga. Sekarang udah ga modal moist sama lipbalm aja kok," ucapnya sambil tertawa kecil.

"Ck.. meskipun rada bobrok, gue juga cewek tau," ujar Gaby lagi sebagai jawaban salah satu komentar di live-nya.

"Dah. Matiin," ucap Darren sambil merebut ponsel Gaby dan mematikan live nya.

"Lo kayaknya posesif banget sama," goda Gaxel. Ia mencuri pandang ke arah Reyna yang seolah sibuk dengan minumannya. Penasaran, bagaimana seorang Reyna menyikapi Darren yang kelewat dekat sama cewek lain.

"Protektif," ralat Darren.

"Overprotektif," ralat Gaby. "Nih lo liat ya!"

Gaby lalu menurunkan lengan sabrinanya sehingga style nya sekarang menjadi offshoulder, memamerkan bahu mulusnya.

Darren langsung melotot dan memperbaiki pakaian Gaby menjadi seperti semula.

"Tuh kan?" ucap Gaby. Diam-diam ia merasa lega karena perlakuan Darren sesuai ekspektasinya.

Gaby menyondongkan wajahnya ke arah depan, menatap Reyna.

"Nih cowok aneh banget, Reyna. Gue jadi jomblo sampe sekarang gara-gara dia!"

"Ga usah ngadu. Abisnya yang lo deketin speknya enggak banget,"

"Trus yang bagus menurut lo kayak siapa?"

"Yaa ada kalo lo nyari baik-baik," ucap Darren malas.

Gaby mendengus kesal. Ia kembali menatap Reyna.

"Lo betah ya punya pacar kayak Darren?"

Reyna tersenyum. "Ah.. baru jadian kok ini...."

"Paling udah ngewe?" celetuk Gaxel.

Jantung Gaby rasanya dihujam ribuan jarum mendengar itu.

Sementara Darren mesem-mesem sendiri membayangkan adegan making love yang sering mereka lakukan.

"Ya emang kenapa kalau udah?" tanya Darren setelah mengembalikan ekspresinya menjadi biasa saja.

"Ya gapapa sih," balas Gaxel. Ia kembali melirik Reyna. Cewek itu tidak menunjukkan perubahan ekspresi yang signifikan. Cukup sulit untuk mendefinisikan perasaan Reyna hanya dari ekspresi wajah. Seperti kata Sella.

Sementara itu, dibalik eskpresinya yang biasa saja, perasaan Reyna begitu janggal malam ini. Mungkin karena ia baru mengetahui ada cewek lain yang satu kantor dengan mereka dan memiliki hubungan begitu dekat dengan Darren, meskipun statusnya hanya sebatas teman. Tapi Reyna bisa melihat Darren begitu perhatian pada cewek itu. Dan instingnya juga mengatakan bahwa cewek itu mungkin menyukai Darren.

Entah disengaja atau tidak, Reyna menangkap, mereka duduk teramat berdekatan. Sesekali Gaby memeluk lengan Darren dan cowok itu tidak mempermasalahkan itu sama sekali padahal ada Reyna di depannya. Mereka terlihat sebagai pasangan. Padahal yang berpacaran di sini adalah Darren dan Reyna.

"Lo kayak biasa pulangnya sama Darren, kan?" tanya Jovan memastikan.

"Iya deh kayaknya. Kan satu apartemen," jawab Gaby.

"Satu....apa?" tanya Reyna. Bertambah lagi hal yang membuat perasaannya semakin ganjal.

"Satu gedung," ucap Darren cepat.

Reyna hanya ber'oh' pelan. Namun ia kembali tersenyum simpul, berusaha agar tidak membuat suasana di antara mereka menjadi buruk. Ia tidak ingin bersifat kekanakkan hanya karena perasaan cemburu ini.

Namun senyum kecil itu tidak bertahan lama, ketika Gaby lebih dahulu membuka pintu mobil Darren dan duduk di kursi depan.

Sekali lagi, karena tidak ingin membuat suasana menjadi buruk, Reyna mau tidak mau duduk di kursi belakang.

Setelah mobil berjalan, Reyna menyondongkan tubuhnya ke depan. Ia tersenyum.

"Nginep tempat aku ya?" tanya Reyna.

Darren tampak berpikir sejenak.

"Kamu ga kangen apa?" tanya Reyna dengan nada manja.

"Aku ada baju dinas baru," ucapnya lagi sambil tersenyum.

Darren tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum mendengar itu. Belum-belum, celananya sudah sesak.

"Gue anterin lo dulu ya, By," ujar Darren sambil menatap Gaby sekilas.

"Okay," balas Gaby pasrah.

Gaby kira, perjalanan cinta Darren akan berakhir cepat seperti yang sebelum-sebelumnya. Ia kira tidak akan butuh lama untuk Darren akan kembali nongkrong di apartemennya, curhat ini itu, deeptalk, lalu menghabiskan malam bersama sambil menonton film atau series.

Tapi perkiraan Gaby kali ini salah.

Darren tampaknya sangat menyayangi Reyna.

Sementara jarak antara Darren dan Gaby terentang semakin jauh.

***

A FIRST PERFECT [21+]Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα