38.

1.5K 203 14
                                    


Bahasa non-baku!

Kata orang-orang, usaha tak akan mengkhianati hasil. Namun, apa sekarang? Usaha berpihak pada yang lain?

Atsumu tertawa pedih melihat skor yang tercetak di papan poin, Karasuno unggul. Wajahnya tertunduk menatap lantai lapangan.

Manik rubahnya mengedar, meneliti tribun suporter lawan yang bersorak bahagia, sementara tribun suporter sekolahnya diam tak berkutik, hanya ada beberapa yang berteriak menyemangati, itupun sambil menangis. Mengibarkan spanduk suport meski kenyataan kekalahan di depan mata.

“Kita-shin, lo nangis?” tanya Suna yang matanya memerah pada kapten tim, bahunya ditepuk Osamu.

“Suna, jangan digituin!”

“Janji gak nangis?”

Bugh!

“Suna!”

“Jangan maen-maen!”

Atsumu berdecak sebal, di saat-saat seperti ini sempat-sempatnya temannya bercanda.

“Aran.” Panggil Atsumu pada sosok gagah di samping Kita-shin, menenangkan ketua OSIS itu menangis diam-diam.

“Kenapa?” Aran meneguk ludahnya, tenggorokannya terasa sakit karna menahan tangis susah payah.

“Kalo nangis, nangis aja, sini sama gue!” Atsumu bergerak memeluk teman sok kuatnya itu kemudian menangis bersama.

“Hiks.. kita kalah..”

“Gapapa, sumpah gapapa. Tapi nyesek, cug!”

“Kita-shin, nih tisu. Elap tuh ingus lo kesana-kemari.”

“Suna, lo serius gue pukul ya!?”

Suna paling santai di antara yang lainnya, pemuda itu masih sempat-sempatnya mengejek yang menangis, khususnya Kita-shin.

“Sam, tadi lo bawa onigiri kan?” tanya Suna pada Osamu yang mulai menggalau.

“Di tas..”

Sreetttt–

“Wih, masih anget!”

---

“Atsumu.”

[Name] berdiri di hadapan Atsumu yang menunduk sedih, pemuda itu nampak enggan menunjukkan wajah sembabnya.

“Atsumu.”

“Hm..?” Atsumu menatap kearah lain, sudah tak menunduk lagi, namun tetap tak berani menatap wajah kekasihnya.

“Kecewa ya?” ucap [Name] lembut, pemuda itu mengangguk.

“Sini peluk!” [Name] merentangkan tangannya, Atsumu berpikir dua kali lalu tanpa ba-bi-bu langsung menerjang [Name] dengan pelukan erat serta tangisan.

“Aku kalah..”

“Nggak papa, tahun kemaren kan udah menang.” [Name] mengusap punggung kekasihnya yang masih terbalut jersey voli, keringat yang dihasilkan dari usaha susah payah pemuda itu masih melekat.

“Padahal aku mau traktir kamu abis menang..” Atsumu menyembunyikan wajahnya di ceruk leher [Name], “Tapi–”

“Daijobu.. daijobu..”

“It's okay, Atsumu. You can try again later! Aku akan tetap bersamamu untuk usaha yang kesekian kalinya!”

“Aku bersamamu.”

“Terus bersamamu.”

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 19, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HE is a good BOY [MIYA ATSUMU X Reader]Where stories live. Discover now