37.

897 165 1
                                    


Bahasa non-baku!

Ricuh dan berisik. Bak segerombol semut, para murid, siswa dan siswi sekolah menengah atas Inarizaki dan Karasuno beradu yel-yel di atas tribun penonton. Menyoraki tim masing-masing memberi semangat.

Para pemain kini sedang melakukan pemanasan dan briefing.

“Berisik banget, anjing! Ayo pulang aja–!” ucap [Name] sambil memukul pelan bahu Maki yang sedang asik meminum es teh.

“Lo mah, ngebadog mulu, anjir!” cibir [Name] melihat Maki mengeluarkan sebungkus kripik kentang dari dalam jaket oversize yang membalut tubuhnya, gadis berkacamata itu menyengir lalu menawari sahabatnya.

“Mau nggak lo? Sini duduk aja!” ucap Maki sambil menarik [Name] yang berdiri kembali duduk di sampingnya.

“Ish! Kalo tau bakal ricuh banget, nggak ikut deh gue.”

“Terus mamas lo gimana? Nggak lo semangatin gitu? Lemes, nggak disemangatin ayank!” Maki menunjuk lapangan.

“Huh? Mamas apa?” ucap [Name] loading.

“Atsumu lah, bego!”

“Oh.. y-ya, ya nggak tau lah!” [Name] menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal lalu mengedarkan pandangannya kesekitar, meneliti keramaian, para pendukung dari SMA Inarizaki didominasi oleh perempuan.

“Kak Atsumu~!”

“Udah berpawang woi!”

“Kembar Miya nggak ada obat!”

“Suna woi! Lembek amat!”

“Kita-shin! Marry me!!!”

Dengan kikuk [Name] tersenyum, mendengar teriakan-teriakan meleyot para kaum hawa. Lalu tersentak kaget saat sebuah mulut menyebut namanya.

“[Name] pacaran ama Atsumu?”

“Iya, lo nggak tau?”

“Anjir! Serius?!”

“Kudet lo!”

“Huhuhu, most wanted udah berpawang!”

[Name] menoel pinggang sahabatnya hingga gadis itu menggelinjang kaget, “Bangs– geli, tolol!” Maki melempar pelolotan tajam, mulutnya penuh keripik yang baru setengah di kunyah.

“Maki, kok gue direview ya..?” bisik gadis bersurai [Hair color] itu pada Maki, mendekatkan duduknya, lalu keduanya mulai balas me-review gerombolan gadis di sebrang yang membicarakan [Name].

“Tau tuh, mau apa emang? Dia punya gue–”

Ting!

Ponsel di saku rok [Name] berdenting, refleks gadis itu mengambilnya lalu dicek, tau saja pesan istimewa dari Kanjeng ratu. Maki mencuri-curi lirik layar.

Atsumu Miya : Kamu di mana?

[Name] melempar tatapan, menelisik lapangan di depan lalu mendapati kekasihnya berdiri membelakanginya, nampak mengabsen tribun penonton Karasuno, bodoh? Mencarinya di tribun lawan.

[Name] : Belakang!

Atsumu yang menerima balasan singkat itu sontak langsung membalikkan badannya, pekikan para kaum hawa langsung masuk ke gendang telinga dengan tak sopan saat jamet pirang itu melempar senyum manis pada gadisnya. Idih, yang disenyumin his only one ayang, kok malah semuanya kege-eran.

[Name] melambai rendah, “Maki,” Maki menoleh, [Name] menunjuk tribun Karasuno mengkode gadis itu, “Ada Kevin,” ucapnya, Maki mengerjapkan matanya, “Y-ya terus?” salting.

“Cieeee, Maki! Cieeeee!”

“Mata lo! Apaan sih!” Maki mendorong bahu sahabat kampretnya hingga oleng dan menubrung suporter lainnya.

“Adoh!”

“Apaan sih, woi?!”

“Santai!”

“Sorry!”

[Name] melotot sambil mendudukkan dirinya lagi dengan benar, mencubit pinggang ramping Maki kuat hingga gadis itu meringis.

TETETETEEEEETTT!!!

Terompet berbunyi, lalu dilanjutkan bunyi peluit, tanda permainan di mulai.

“Okay..” [Name] mendudukkan dirinya serius, “Let's go, baby..”

HE is a good BOY [MIYA ATSUMU X Reader]Where stories live. Discover now