33.

944 181 9
                                    


Bahasa non-baku!

Satu minggu berlalu, bulan memasuki musim dingin. Jaket tebal dikenakan untuk memperoleh hangat. Sarung tangan merah terbuat dari rajutan membalut hingga pergelangan.

Bibir pucat mengeluarkan hembusan nafas lirih hingga menimbulkan asap putih, menyipitkan matanya kearah sekitar penuh selidik.

“Sepi banget..” gumaman keluar, kedua tungkai kakinya lanjut melangkah di atas trotoar jalan.

Di luar sangat dingin, mungkin sekarang orang-orang sedang asik menghangatkan tubuh masing-masing dengan duduk diam di dalam rumah.

[Full Name], gadis bersurai [Hair color] itu memasuki sebuah market, sebuah syal melingkar di lehernya, meski begitu hawa dingin tetap terasa di tengkuknya.

“Selamat datang, selamat berbelanja!”

“Iya..” gadis itu langsung berjalan menuju rak cemilan, kedua tangannya berkacak pinggang memilah.

“Beli ramen cup aja kalik ya..?” monolognya, menimbang-nimbang akan membeli ramen atau cemilan.

“Um..” berpikir keras.

“Dua-duanya aja deh.”

---

Slurp!

“Mmh! Pedes, anjir!” pekik [Name], ia memeriksa cup ramennya lalu melotot, “Anjrit! Kok super pedas?!”

“Perasaan tadi beli yang hot chicken deh..”

Ia lanjut makan mienya, ditemani kripik kentang. Sambil main ponsel tentu saja.

Mulutnya menarik-ulur udara, mencoba menetralkan rasa pedas pada lidahnya.

Ting!

Maki/calon sodara : Malu banget, anjir! Mana gue teriak kenceng lagi!

[Name] seksoy : Kalo gue jadi lo sih, sekarang lagi gali kubur bukannya chatting >,<

Maki/calon sodara : Anjing lah! Kasih gue motivasi buat idup dong! Huhu T0T

[Name] seksoy : Sukuna belum glowap, jan isdet dulu!

Maki/calon sodara : HAHSHAHAHAHAHA

[Name] mematikan ponselnya lalu mengusap sudut matanya yang basah, “Aduh, pedes banget. Nggak abis deh..!” ia menoleh kebelakang, melihat ibundanya yang sedang menonton televisi di ruang tengah.

“NYONYA!”

“NGAPA?”

“SAYA BELI RAMEN NGGAK ABIS, PEDES. GIMANA NIH?”

“SINI KASIH SAYA HAP!”

[Name] tersenyum, “Itulah salah satu hal yang saya suka dari mamak saya.”

---

“Kau jadi pacaran sama Siamu itu?”

“Hah?” [Name] mengerjapkan matanya bingung.

“Pacarmu itu lah.”

Sang gadis loading sebentar.

“Atsumu, Mah! Siamu-Siamu! Siamu siapa juga?!” [Name] tertawa, “Siamu dong..” mengusap wajahnya kasar.

“Nah, itulah pokoknya. Eleh-eleh~ anakku dah gede, tau pejantan.”

[Name] mengerucutkan bibirnya, “Daripada tau betina, kan repot.”

Ibunda [Name] menonyor kepala anaknya pelan, “Jangan sampe kau!”

“Ya nggak lah!” [Name] mengusap dadanya lalu beberapa kali bergumam, “Jangan sampe-jangan sampe..”

“[Name].”

“Iya, Kanjeng?”

“Kalo pacarmu itu nyakitin kamu, langsung putus! Jangan bertahan.”

[Name] menaikan sebelah alisnya, “Eh?”

“Kau udah susah-susah kubesarkan jangan jadi cewek bodoh! Kalo disakitin lawan sakitin juga, jangan ngalah! Pukul balas pukul!”

“Kalo hubungan kalian toksis, putus! Oke?”

[Name] menahan tawanya setengah mati, gadis itu mengangguk.

“Dengerin mamak bicara! Jangan iya-iya aja!”

“Iya, Kanjeng!!!”

Ibunda [Name] mendumel, tangan sebelah kanannya digunakan untuk mengelus lembut surai sang putri.

HE is a good BOY [MIYA ATSUMU X Reader]Where stories live. Discover now