21.

1.2K 225 9
                                    


Bahasa non-baku!

Tiga orang pemuda dengan surai berbeda-beda kini sedang duduk saling berhadapan, ketiganya memasang raut serius.

“Jadi.. mau ngapain ngajak gue ketemu?” si surai hitam menyeruput milk shake-nya dengan raut datar.

Kekehan keluar dari bibir si pirang, ia mengusak surainya kebelakang lalu merogoh sakunya mengeluarkan sesuatu dan menaruhnya ke atas meja.

Pemuda bersurai abu-abu yang menyimak percakapan kedua bocah freak tersebut melotot melihat benda di atas meja, “WOW! APAAN NIH?!”

“Shut up, Bokuto! Suara lo kek toa, anj!”

Atsumu meringis sambil memegangi kupingnya, “Abis ini ke THT ah..” lirihnya.

Bokuto menyambar benda yang dikeluarkan Atsumu itu lalu memandanginya lekat, “Ngapain ngasih beginian, Sum?”

“Dia kan nyuap kita,” ucap si surai jabrik berwarna hitam, Kuroo.

Atsumu melotot, “Apaan! Kagak! Gue kan mau minta bantuan lo. Itu sebagai tanda trims.”

“Halah, bacot!”

Memutar bola matanya malas, “Spill caranya nembak cewek anti-mainstream!” to the point Atsumu.

Kuroo menaikkan sebelah alisnya bingung, “Hah? Nembak cewek?”

Bokuto kaget, “Lo mau bunuh orang?!” pekiknya membuat sekitar menonton kearahnya.

Atsumu dan Kuroo sontak bangkit dari duduknya dan membungkuk sembilan puluh derajat, meminta maaf pada sekitar.

“Mereka pembunuh bayaran?!”

“S-serius!?”

“Hii!! Pantas si rambut hitam itu seram!”

“A-ayo kabur dari sini-”

“Maaf, bapak-bapak dan ibu-ibu! Ini lagi bahas game tembak-tembakan!” ucap Kuroo menggema meredakan bisik-bisik ketakutan.

“Iya! Kami bukan pembunuh ya!” Atsumu ikut.

Bokuto tercengang kebingungan, “Loh? Kita kan nggak bahas game-”

“SHUT UP, BITCH!”

“BOKUTO!”

---

Atsumu kini sedang rebahan di atas ranjang, pemuda bersurai pirang itu menatap langit-langit kamarnya dengan raut masam, mengingat ucapan teman musimannya memberikan saran tentang percintaannya.

“Pdkt dulu, beol! Yakali nggak pernah deket tiba-tiba nembak!”

Atsumu mengelus dagunya, ia sedikit setuju dengan ucapan pemuda bersurai jabrik itu.

“Tiap hari kasih dia sesuatu yang manis-manis.”

Atsumu mendudukkan dirinya kemudian berpikir, “Kasih dia permen gitu? Tiap hari? Bukannya suka ama gue, gigi dia malah rontok..”

Klek!

Pintu kamar terbuka lalu seseorang masuk dengan wajah kecut, siapa lagi kalau bukan Osamu?

Atsumu melirik kembarannya itu diam-diam, “Tumben nggak ngoceh, Sam?”

Osamu melempar tas ranselnya ke sembarang arah lalu menjatuhkan dirinya ke atas sofa. Pemuda itu nampak lelah sekali, terbukti dari helaan nafas kasar yang baru saja keluar dari bibir pemuda itu.

Atsumu mengerjapkan matanya, “Kenapa lo?”

“Kenapa?” tanya balik Osamu, wajahnya kembali tengil dalam sekejap.

Atsumu menyipitkan matanya, “Ngapa muka lo? Kayak gembel aja.”

Osamu memutar bola matanya, “Ngaca, bego!”

Si pirang menyugar surainya pede, “Nggak ngaca pun gue tau kalo gue ganteng.”

Osamu mendesis, “IDIH! PEDE LO!”

---

HE is a good BOY [MIYA ATSUMU X Reader]Where stories live. Discover now