TIGA PULUH EMPAT

2.7K 251 17
                                    

ANNE POV

Sudah terhitung seminggu lebih mungkin aku sudah tidak bertemu lagi dengan Mas Abbi, semenjak kejadian dinner malam itu Mas Abbi seperti menjauh dariku, apa mungkin dia tersinggung dengan apa yang aku katakan? Ah mungkin saja iya, karena semenjak itu Mas Abbi pun tak pernah lagi menelpon atau mengirimkan pesan-pesan selamat pagi atau selamat lainnya seperti kala dulu. Ya, itu memang salahku karena membicarakan hal yang mungkin suatu privasi untuknya, jadi tak apalah, mungkin sekarang ia masih dalam tahap merajuk dan masih menenangkan diri, ya mungkin. Ataupun barangkali sedang sibuk dengan fans-fansnya, atau istrinya, ah maksudku calon istrinya. Mungkin,

"Selamat s-siang-,"

Aku tak melanjutkan acara sambutanku, kala yang masuk ke dalam tokoku ternyata bukan seorang pelanggan.

"Ada gerangan apa kamu kesini, Elano?" Ya, orang itu adalah Elano. Aku tertawa dalam hatiku melihat  dia berani-beraninya datang kemari setelah kejadian malam aku hampir dilecehkan olehnya.

"Kita perlu bicara An!"

Aku menyerngit saat mendengar nada lembut bercampur perintah yang dia lontarkan itu. Namun dirasa mungkin akan cukup penting akhirnya aku mengangguk dan membawanya ke meja yang tak jauh dari tempat aku berdiri tadi sebagai kasir.

"Bukan disini An." Tolaknya.

Aku menggeleng sebagai jawaban bahwa jika tidak disini, aku tidak mau, alias aku menolak. Dan akhirnya Elano pun pasrah saja dan mendudukkan dirinya dengan gusar. Why? Sepenting itukah sampai dia berkeringat dingin seperti itu?

"Apa kamu yang memberitahu Lisa?"

"Memberi tahu? Memberi tahu apa?"

Aku bingung, apa yang dia maksud. Memberitahukan apa? Lagian sudah terhitung mungkin tiga hari penuh Lisa tidak mengubungiku, yang tak seperti biasanya setiap detik menghubungiku entah itu Video call atau sekadar bertelponan. Jadi, bagaimana bisa aku memberitahu Lisa yang aku tidak tahu, apa mungkin tentang resep tips menggoreng cimol tampa minyaknya cuprat cepret?

"Aku kira kamu yang memberitahukan semuanya kepada Lisa. Tapi nyatanya benar, kamu tidak seperti yang aku pikirkan. Kamu masih berhati malaikat dan berpikir dewasa seperti dulu."

Dia tersenyum lega sambil mengatakan itu. Aku yang bingung dengan apa yang dia bicarakan hanya diam saja, tak tau harus menanggapi bagaimana. Tapi, aku rasa sedikit cukup khawatir dengan pujiannya itu.

"Ngomong-ngomong bagaimana kabar kamu An? Bahagia?".

Aku mendengus, pertanyaan itu lagi, kenapa sih setiap kali bertemu dia selalu mengatakan ini lagi ini lagi. Tapi tak bisa dipungkiri aku bahagia walaupun akhir-akhir ini pelanggan agak seperti tak seperti biasanya, mungkin karena pandemi, ya mungkin.

"Seperti yang kamu lihat! Aku baik dan tentunya bahagia."

Elano tersenyum, tunggu-tunggu kenapa ia memperlihatkan senyum pedihnya itu.

"Syukurlah kamu baik dan bahagia An, aku senang mendengarnya. Sebaliknya, berbeda dengan kamu, setelah kamu meninggalkan aku, kehidupan aku hancur An,."

Apa, kamu meninggalkan aku. Yang benar aja, bukannya anda ya, ujarku dalam hati. Namun, aku hanya diam saja setelah melihat dia akan mengeluarkan kalimat-kalimatnya kembali.

"Setelah kamu pergi. Orang tuaku mulai membenciku, Alano pun tambah membenciku, dan sekarang Lisa adikku pun mulai membeciku. Semua orang Ne, semua orang yang aku sayangi mulai membeciku Ne. Mata mereka yang dulu selalu terlihat hangat dan menenangkan, sekarang semua itu tak terlihat lagi, sekarang semua itu tergantikan oleh tatapan merendahkan, jijik, dan mengasihani, aku tak kuat lagi Ne menghadapi karma ini. Sekarang pun mungkin aku akan menjadi gembel."

Ujarnya yang membuatku iba, aku mendengus terhadap diriku yang gampang sekali tersentuh, sekarang pun air mata ini entah kenapa keluar begitu aja tanpa permisi, dasar Anne cengeng. Tapi aku sedikit ngakak mendengar kata yang terakhir ia ucapkan, tunggu gembel katanya, apa dia bercanda, mana mungkin tuan muda Siestosnong menjadi gembel, bukankah hartanya takan habis sampai lima turunan. Tunggu, kalo memang ini benar apa mungkin ini karma karena dulu aku tidak diberikan harta gono-gini kala bercerai, haha rasain batinku sedikit terhibur.

"Tunggu? Lisa? maksudnya?"

Aku sedikit bingung, mana mungkin Lisa membenci Elano yang notebenya adalah kakak kesayangan, ah maksudnya kakak kesayangan 2% nya, iya 2%. Karena yang benar adalah kakak kesayangan Lisa itu adalah aku yang beratio 98% real cinta.

"Seperti yang kamu duga Ne. Lisa sudah tahu kebusukanku."

Aku terdiam, itu berarti yang diucapkan Elano tadi itu adalah kenyataan suara hatinya, kirain dia bohong karena ingin caper kepadaku.

"Sekarang karma itu sudah berjalan Ne. Hari-hari yang aku lalui pun tidak ada kata selain kata sial. Hahaha."

Ujarnya sambil tertawa terbahak-bahak. Aku yang melihat Elano seperti itu hanya menatap nanar, Elano yang dulu arogan, dan sombong serta tinggi hati kini seakan lenyap begitu saja di hadapanku. Tatapan yang dulunya selalu dingin pun kini berubah menjadi kosong dan hampa. Raut wajahnya pun seperti orang yang sudah lama tidak tertidur berhari-hari, ya Elano seperti lelah fisik dan batin. Aku sedikit kasihan dan iba secara bersamaan melihatnya, dulu memang ia sering menyakiti dengan batin tapi tidak dengan fisik.

Aku sebenarnya tak menyalahkan Elano bersikap dingin dan acuh tak acuh kepadaku selama pernikahan, karena mungkin pernikahan kami itu tidak dilandasi dengan pondasi Cinta, karena memang kami menikah karena sebuah wasiat dari Tuan Rajendra dan kakekku yang dulu pernah membuat kesepakatan akan menikahkan Elano denganku. Jadi aku sedikit memakluminya, walaupun ia menghianatiku saat masih tersambung benang pernikahan. Jadi ya aku cukup memakluminya, menikah dengan orang yang tidak kita cintai itu memang membuat menderita kedua pihak, entah itu si pria maupun wanita. Aku tiba-tiba dibuat terkejut secara bersamaan saat tadi Elano tertawa terbahak-bahak tanpa beban, kini sekarang malah menangis sejadi-jadinya. Aku terenyuh saat mendengar lirihnya suara isakan lelaki yang notebenya mantan suamiku itu, seperti begitu banyak derita serta luka yang tertoreh kedalam hatinya. Aku menghampiri Elano kemudian mengusap bahunya itu, berharap ia sedikit akan merasa tenang.

TBC

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh? Gimana kabarnya? Pada sehat-sehat kan? Semoga semuanya pada sehat ya.

Kembali lagi di Comeback Mama Anne teman-teman. Gimana chapternya? maaf ya gaje hahaha. Btw, ini chapternya kebanyakan ya, hahaha gak sadar banget nulis tadi udah sebanyak ini hahaha. Eh btw, aku usahain mulai sekarang mau update tiap hari, mumpung ujian kelulusan masih sebulan lagi.

Btw aku mau ucapin terimakasih untuk semuanya yang selalu tak lupa memberikan vote serta komentarnya. Makasih juga untuk yang selalu menyempatkan membaca disetiap chapternya.

Sudah segitu aja, jaga kesehatannya semuanya, jangan lupa banyak minum air bening juga ya, agar terhindar dari dehidrasi.

Salam hangat dariku🐣



20-02-2020

Come Back Mama Anne : Available in e-booksWhere stories live. Discover now