PERTAMA

30.2K 2.9K 63
                                    

"Sampai jumpa lagi adik manis." Kataku tersenyum memperhatikan seorang bocah berumur tujuh tahun yang baru saja keluar dari Toko Kue ku ini.

Kini aku kembali duduk di meja kasir menghitung uang hasil penjualan hari ini. Dari uang berwarna kuning sampai yang berwarna merah aku masukkan kedalam dompetku dan sebagian laginya aku simpan di dalam laci.

Tanganku bergerak membalikkan tanda yang berada di kaca dari tulisan buka menjadi tanda tulisan tutup. Ku tatap jam yang ada di dalam pergelangan tanganku, kini waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, dan itu waktunya aku menutup toko kue ku ini. Sebelum pulang aku menyempatkan diri untuk menyapu lantai, tidak kotor memang, tapi itu memang sudah menjadi kebiasaan setiap hari jika aku akan pulang.

Setelah selesai aku segera menaiki motor Scoopy kesayanganku ini dan melajukannya dengan santai.

Rambu lalu lintas seketika berubah, dari yang berwarna hijau kini menjadi merah. Aku memberhentikan motorku menunggu lampu berubah lagi menjadi berwarna hijau.

"Kak korannya." Tawar bocah laki laki yang menghampiriku, menawarkan dagangan korannya yang terlihat masih banyak.

"Berapa dek satunya?." Tanyaku tersenyum lembut, ada rasa kagum dan prihatin melihat bocah laki-laki tersebut.

"Dua ribu aja kak." Katanya. Aku segera merogoh uang yang berada di saku celana ku."Kakak beli satu ya." Kataku yang dibalas anggukan.

"Ini dek." Kataku memberikan uang lembar berwarna hijau padanya.

"Aduh kak!, gak ada kembaliannya." Ucapnya menunduk. Tanganku bergerak mengusap surau nya, kemudian tersenyum." Gapapa buat adek aja."

"Wah beneran kak." Binarnya bahagia yang aku balas oleh anggukan.

" Wah makasih kakak cantik, kalo gitu aku doain semoga kakak cantik cepet nikah deh." Ujarnya dengan tatapan polos yang membuatku kaget kemudian terkekeh pelan.

"Yaudah kakak jalan lagi ya." Pamitku melihat lampu yang sudah berwarna hijau.

"Dadah kakak cantik." Teriak bocah laki-laki tadi setelah aku sudah mulai menjauh.

Ngomong ngomong selama perjalanan aku kembali terngiang-ngiang oleh perkataan tentang nikah yang dibilang bocah barusan.

Nikah ya ?

Huft, sebenarnya setelah satu tahun bercerai dengan Mas Elano,aku seperti menjadi trauma akan sebuah pernikahan. Memikirkan nya sudah membuatku takut, takut akan diabaikan lagi, takut,takut,takut dan takut.HM Entahlah... mungkin, aku Anne akan melajang seumur hidup, mungkin...











TENTU TIDAK...

Come Back Mama Anne : Available in e-booksWhere stories live. Discover now