DUA PULUH EMPAT

5.7K 436 13
                                    

Sepeninggal Anne, kini di ruangan itu hanya tersisa dua sosok laki-laki yang saling tatap menatap.

"Gue seneng akhirnya Lo sadar juga No."

Abbi tersenyum menatap sepupunya itu yang tampak sudah dalam kondisi baik. Tapi siapa yang tau, batinnya bertolak belakang dengan apa yang dia ucapkan barusan.

Elano menatap datar Abbi, ia terkekeh dibuatnya, dasar munafik batinnya.

"Berapa topeng yang Lo pakai selama ini Bi?" Elano tersenyum remeh menatap sepupunya itu yang nampak menyerngit seperti orang dungu yang tidak tahu apa-apa. Padahal mah munafik.

"Maksud Lo. Topeng? Topeng apaan No. Perasaan gue gapernah tuh pakai topeng." Ucapnya yang membuat Elano tergeletak, masih pura-pura heh, batinnya terkekeh geli.

"Alah sok baik banget Lo. Tau-taunya, eh nusuk dari belakang, Cih."

Seperkian detik Abbi langsung tersenyum penuh arti memahami apa yang baru saja yang diucapkan sepupunya barusan. Sialan kedoknya terbongkar, pikir Abbi tidak risau.

"Nusuk dari belakang? Itu, bukannya orang tua Lo ya?"

Abbi membalikkan keadaan, membuat Elano menatapnya heran sekaligus marah. Dia Elano, tidak tahu maksud dari apa yang dikatakannya Abbi, orang tuanya, nusuk dari belakang? Yang benar saja, mana mungkin. Ia mengepalkan tangannya marah, berani-beraninya si sialan itu malah playing victim, pada orang tuanya lagi.

"Maksudnya apa sialan? Berani banget Lo ngomong yang bukan-bukan tentang orang tua gue."

Abbi terkekeh mendengarnya. Yang bukan-bukan katanya, tak tahu saja dia, padahal gara-gara paman dan bibi yang tak lain ortu si Elano itu lah yang membuatnya dan orangtuanya itu menjadi hidup serba susah atau bisa dikatakan hampir saja menjadi orang miskin.

Ia menerawang kejadian sepuluh tahun yang lalu atas insiden dimana orang tuanya itu dibodohi oleh orang tuanya Elano, dimana Paman dan bibinya itu dengan curang mengambil hak kuasa atas perusahaan kepemilikan orang tuanya itu. Bahkan semua aset mulai dari rumah, mobil, apartemen bahkan motor bututnya pun jatuh ke tangan paman dan bibinya itu. Sungguh apakah itu yang dinamakan menusuk dari belakang? Padahal seingatnya mereka itu saudara, saudara sekandung dan sedarah, tapi kenapa mereka melakukan tindakan hina seperti itu. Gara-gara itulah, sebab kenapa Abbi waktu itu tidak menghadiri pernikahan Elano dengan Anne, sang pujaan cintanya.

Abbi mendekat kearah wajah Elano. Elano yang melihatnya langsung meringsut takut-takut dia akan di cekik oleh Abbi. Sial, apa yang akan dilakukan si bangsat ini, batin Elano resah.

"Yang bukan-bukan ya heh? Dasar bego, tukang perebutan kebahagiaan Lo vangsat. Cuih."

Abbi dengan santainya menjitak keras-keras kening Elano yang membuat sang empunya meringis sakit, bahkan tak sampai disitu Abbi meludahi wajah si kunyuk berkali-kali. Elano pun tentunya mendesis marah merasakan bau jigong yang tak lain adalah ludah Abbi. Sialan, gue kira mau dicekek, pikirnya lega.

Elano mengepalkan tangannya marah, kepalanya terasa panas, urat-urat di dahinya terlihat jelas, menandakan ia emosi.

Brakk

Sekali lagi Elano kembali meringis kesakitan, merasakan bokongnya yang sudah tergeletak dibawah lantai, Sial, batinnya.

Abbi tertawa mengejek melihat keadaan Elano yang sudah meringkuk kesakitan di lantai karena ulahnya. Ia berjongkok kemudian menarik rambut Elano dengan keras.

"Rasakan pembalasan gue yang belum seberapa ini."

Setelah puas menjambak rambut sepupunya itu, Abbi langsung keluar begitu saja dari sana setelah agak sedikit puas menyiksa fisik sepupunya, yang tidak seberapa itu. Elano pun dari tadi sudah pingsan tak sadarkan diri akibat jambakan Abbi yang tenaganya tentu tidak main-main. Namun sebelum keluar Abbi kembali menyempatkan diri untuk menidurkan kembali Elano di kasur dan merapikan kembali rambutnya agar Lisa dan Alano tidak mencurigainya melakukan yang tidak-tidak. Sungguh pemikiran Abbi yang begitu cerdik.







TBC

Assalamu'alaikum.
Kembali lagi di CMA. Gimana kabarnya? Semoga pada baik-baik ya. Aamiin

Oh iya aku mau ucapin minta maaf ya jika chapter ini gak sesuai dengan ekspektasi kalian🙏 mau gimna lagi, ide tiba-tiba jadi ilang aja pas ngetik, padahal jikalau lagi nyuci, nyapu, ataupun boker ide nya gak tahu kenapa muncul aja kayak ada lampu gitu. Sekali lagi maaf ya🙏 Dari pada gak update sama sekali juga kan aku pikir. Jadi gapapa lah hehehe.

Tak lupa aku mau ucapin untuk semuanya yng sudah vote, komen, dan menyempatkan untuk mampir di cerita CMA ini, aku seneng banget dan berterimakasih banget.

Udh itu aja ya, semoga kalian pada bahagia, jangan lupa untuk makan dan ibadah, dan jaga kesehatan.

Udh segitu aja, Da da da????!!havqhajabah








24-01-2022

Come Back Mama Anne : Available in e-booksحيث تعيش القصص. اكتشف الآن