18 - Cinta Buta

13 2 3
                                    


Suasana di ruang lobi Guild sedang mencekam. Beberapa pegawai dan satu-dua orang bayaran, tetap tinggal untuk bersiap-siap menghadapi berbagai situasi yang mungkin terjadi, apabila pecah pertarungan.

Di salah satu meja, lima orang berdiri saling berhadapan. Dua di antara mereka menyunggingkan senyum, tetapi murni senyuman antar pebisnis, tanpa ketulisan. Tiga yang lain mengawasi situasi dengan tegang.

Zephira mempererat genggamannya pada belati, masih tersembunyi di punggung tetapi cukup mengancam. Tangan Eurus sudah menyentuh gagang pedang. Si Penyihir menggerakkan jemarinya yang kurus dan berkuku panjang, menimbulkan derak lirih di setiap buku jari.

"Tenang, saudara-saudara." Sersan Peterson, yang terlihat Huma membuka pembicaraan. "Mungkin wujud ini bukan yang sesungguhnya, tetapi aku mengenakannya sama sekali tidak untuk bermaksud buruk," tambahnya masih dengan berhiaskan senyuman.

"Sama," timpal Zephira. "Anggap wujudku ini- ...." Dia melirik pada pegawai Guild. "... Sejenis rompi seragam Guild. Semacam identitas kedua."

"Aaah, Benar! Itu analogi yang bagus, Nona!" cetus si Penyihir, senyumnya semakin mengembang. "Sekadar untuk memudahkan bersosialisasi. Seperti topi yang bagus."

Eurus mengernyit, lalu tanpa bisa dicegah oleh siapapun yang ada di situ, berkomentar, "... Apa bukannya lebih cocok disebut topeng?"

Hawa ringan yang diusahakan oleh tiga orang yang lain, mentah.

"Sudahlah!" kali ini pegawai Guild yang berbicara. "Apapun wujud kita sekarang, bukan untuk menyakiti siapapun yang ada di meja ini, bukan?"

Yang lain mengangguk atau hampir menyatakan setuju dengannya.

"... Selama tidak ada yang menyebarkan wujud asliku saja," Eurus lagi-lagi berkomentar.

Empat orang yang lain melirik tajam padanya.

"Apa aku salah?"

"Tidak," jawab Zephira, menghela napas lelah. "Tetapi pegawai Guild yang di sana juga benar," tambahnya seraya menyarungkan kembali belatinya. "Aku dan Euros hanya perlu dibayar, lalu kami segera pergi dari sini. Penyihir di situ, urusannya Sersan Peterson."

Gadis itu meraih kursi lalu duduk dengan lengan terlipat.

"Kalau itu, aku setuju." Euros ikut mengambil tempat dengan duduk di kursi lain, sebelah rekan kerjanya.

"Tentu saja. Guild sudah menyiapkan dananya di kantong ini." Kali ini pegawai Guild menunjukkan kantong kanvas dengan emblem guild di salah satu sisinya. "Kami hanya butuh verifikasi dari pihak klien, yaitu Sersan Reinhald Peterson," tambah pegawai itu, seraya melirik pada Huma yang berdiri di sisinya.

"Ah, aku juga tidak ada maksud buruk pada Nona Penyihir ... Kami hanya butuh rumahnya saja. Bahkan kami bermaksud menawarkan tempat tinggal lain yang lebih layak sebagai ganti rugi, apabila beliau bersedia membayar sewa dengan benar."

Kali ini semua mata tertuju pada penyihir yang masih bungkam. Terlihat menggaruk rambut kelabu awut-awutannya dengan gelisah. Eurus sedikit berjengit ketika ada serbuk mencurigakan berguguran dari setiap garukan penyihir itu.

"Sejujurnya," penyihir itu berkata parau. "Aku tak punya uang."

Hening.

"Tak masalah," jawab Sersan Peterson, mengejutkan yang lainnya. "Kami masih ada program lain yang bisa anda ambil untuk membayar utang sewa rumah."

"Program apa itu?" tanya si Penyihir, tak menyembunyikan nada curiga.

"Saya tidak bisa bawa dokumennya sekarang, tetapi bila anda tertarik, program ini semacam gabungan antara: kontrak para mercenary dengan pegawai magang," jelas Sersan Peterson.

"Kebetulan kami sedang kekurangan tenaga penyihir. Anda tinggal membuat kontrak untuk bekerja pada kami, hingga utang anda terbayar. Tentu saja biaya makan dan akomodasi kami yang tanggung. Hanya saja, mungkin tak bisa senyaman rumah sendiri." Huma itu menambahkan dengan senyum lebar.

"Apakah aku masih boleh terima pekerjaan sebagai penyihir biasa?"

"Selama tidak mengganggu pekerjaan dari kami."

"KUTERIMA!" seru si Penyihir, sampai memukul meja saking bersemangatnya.

Kemudian Sersan Peterson memberikan cap verifikasi penyelesaian tugas untuk duo Avian. Kantong uang dari Guild segera berpindah tangan. Setelah membagi rata bayaran masing-masing. Zephira mohon diri terlebih dahulu. Disusul Eurus yang diantar keluar oleh pegawai Guild.

"Aku jadi penasaran," Eurus bergumam ketika mereka tiba di luar. "Apa yang menyebabkan penyihir itu menunggak uang sewa, padahal dengan kemampuannya dia seharusnya cukup laris menjual jasa sebagai penyihir?"

Pegawai Guild yang bersama dengannya tersenyum dengan wajah prihatin, lalu menjawab, "Kudengar dia terpikat pada lelaki."

"Jadi ... Dia diporoti oleh kekasihnya?" tanya Eurus tak percaya. "Apa tidak ada hukum yang melarang penipuan dan pemerasan di kota ini?"

"Hukum itu ada, tetapi kasus yang dialami si penyihir bukanlah kesalahan lelaki-lelaki itu."

Eurus tertegun mendengarnya.

"Lelakinya ... ada banyak?"

Pintu terbuka di belakang mereka. Si Penyihir berjalan, nyaris melompat-lompat saking riangnya.

"Masalahku terpecahkan!" serunya gembira. "Dengan berkurangnya pengeluaran, aku bisa membeli semua merchandise para kekasihkuuu!" Si Penyihir melompat sangat tinggi ketika menuruni tangga bangunan Guild, hingga rambut awut-awutannya tersingkap.

Untuk kali pertama sejak bertemu, Eurus bisa melihat wajahnya. Ternyata dia tidak setua yang dikira selama ini. Hanya terlalu kurus dan kumal saja.

"Penyihir itu ... menghabiskan uang untuk membeli barang-barang jualan grup Troubadour keliling yang cukup terkenal di kota," jelas pegawai Guild.

Dalam benak Eurus terngiang satu syair bertema cinta yang pernah didengarnya.

"Mencintaimu sama seperti menggenggam angan kosong."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sky VentureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang