16 - Telik Sandi

15 4 2
                                    


"Rasanya aku tak bisa mempercayai mataku sendiri, penyihir keras kepala itu berhasil diusir dari pondok di Tebing Tinggi?" ucap seorang pedagang ketika mampir mendaftarkan dagangannya di salah satu cabang Guild Mercenary.

"Jaga kata-katamu," bisik salah seorang mercenary yang juga menjadi pengawal si pedagang, terlihat ngeri. "Kalau sang Penyihir mendengar ucapanmu tadi, dia bisa dengan mudah memberimu tujuh kutukan hanya dengan satu petikan jari."

Percakapan sejenis terdengar dari berbagai sisi. Sebagian besar campuran nada heran dan kagum, walau ada juga yang terdengar sangsi. Eurus melirik pada sang Penyihir yang tidak terlihat peduli, malah asyik memainkan jemari. Zaphira juga tak terlihat ambil pusing. Dengan santai gadis itu mengeluarkan bacaannya, dan asyik membaca sendiri.

"Maaf, anda semua pasti sudah menunggu sedari tadi," Sapa salah satu pegawai Guild yang datang menghampiri. Eurus melihat dia tak sendiri.

"Kenalkan, orang ini adalah Sersan Reinhald Peterson, dari Pasukan Keamanan dalam Negeri. Dia klien kalian kali ini," tambah pegawai Guild itu seraya mengarahkan telapak tangannya dengan sopan pada orang yang berdiri di sisi kiri.

Nyaris bersamaan, Eurus dan Zaphira bangkit berdiri. Menyambut kedatangan orang yang akan memberi mereka bayaran cukup tinggi.

Walau menurut Eurus orang itu tak terlihat kaya dia merasa tak boleh sembarangan menjustifikasi. Siapa tahu orang itu pun hanya perantara yang bertugas datang langsung ke lapangan karena diberi perintah oleh orang yang posisinya lebih di atas lagi.

"Santai saja, tak perlu berdiri. Aku hanya ingin bertemu langsung dengan dua orang yang banyak dipuji oleh Ketua Cabang Guild Mercenary." Orang berseragam itu berkata dengan wajah berseri-seri. Sikap yang jarang terjadi, apalagi untuk seorang Huma yang berpangkat tinggi.

Eurus tidak balas tersenyum, tetapi juga tidak melakukan konfrontasi. Walau sudah ditanya langsung, dia hanya menjawab singkat tanpa basa-basi. Memahami sikap rekan barunya, semua pembicaraan dilakukan oleh Zaphira dengan ahli.

Di tengah pembicaraan tentang imbalan dan rencana kedua Avian muda itu, Sang Penyihir tiba-tiba terkekeh, membuat segenap isi ruangan sunyi.

"Sungguh lucu sekali!" komentarnya seraya memamerkan gigi-geligi yang tak terlihat sebagaimana normalnya gigi seri. "Lima orang bertemu, tetapi tak seorangpun menunjukkan penampilan fisik yang asli."

Eurus tercekat ngeri. Apakah identitasnya bakal ketahuan, dia bertanya-tanya dalam hati. Ketika dia melirik tiga orang yang lain, masing-masing terlihat memiliki kekhawatirannya sendiri. Bahkan rona wajah Zaphira pucat-pasi.

"Lima orang, katamu tadi?" celetuk Sersan Peterson setelah berhasil menguasai diri. "Apakah itu berarti, anda juga bagian dari kami?"

Tawa sang Penyihir semakin menjadi-jadi. Beberapa warga sipil, memutuskan untuk sesegera mungkin keluar ruangan sebelum terjadi sesuatu pada keselamatan diri. Tinggal lima orang di meja panas, pegawai-pegawai Guild dan beberapa penjaga kota, yang masih tetap di situ untuk mengamati situasi.

Eurus tak bisa menebak apa yang berikutnya terjadi. Dia hanya bisa bersiap-siap untuk segala kemungkinan buruk atau setidaknya cukup untuk lari. Namun tidak demikian halnya dengan Zephira, gadis itu diam-diam sudah meraih belati.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sky VentureWhere stories live. Discover now