25. Karena kamu cuman satu

Comenzar desde el principio
                                    

"Udah selesai sayang?" tanya Rakha dengan suara serak, jantung Camelia berdetak dua kali lebih cepat.

"Ayo, ke pantai!" ajak Camelia berusaha tenang.

"Sayangg," rengek Rakha di ceruk leher Camelia.

"Apa?"

"Jangan ya?"

"Jangan apa? ngomong jangan setengah-setengah!"

"Aneh-aneh," Camelia tertawa mendengar penuturan suaminya.

"Makanya jangan mulai, gue sih beneran, lo aneh-aneh, gue lebih aneh-aneh!"

"Gak, sayangggg. semua yang ada di diri saya hanya punya kamu, begitu pun sebaliknya."

"Sayangggg,"

"Sayanggggg,"

"Ck, iya-iya anjir! takut amat lo kehilangan gue!"

"Janji? takut, nanti kamu ninggalin saya. apalagi kalo ketemu yang lebih dari saya." Camelia kembali tertawa mendengar penuturan suaminya.

"Dih, tapi emang iya sih!"

"Sayangggg!"

"Iya-iya umek banget lo! seru ini kalo gue pidioin lo lagi ngerengek, terus viralin HAHAHAHA, harga diri lo sebagai polisi rusak!"

"Jangan usil sayang,"

"Kalo ga usil bukan, Camelia!"

"Hm, sayang gak usah ke pantai ya?" Camelia yang mendengar pun melotot.

"Heh! gue mau ke pantai! kenapa sih lo?!"

"Di pantai banyak laki-laki sayang,"

"Ya terus kenapaaa? namanya juga pantai yakali pantai mandang gender cuman perempuan di sana!"

"Nanti kamu lirik-lirik!"

"Yaiyalah, lumayan pemandangan bagus, yakali di sia-siakan." bisa di lihat yang mengulur waktu di sini Camelia sendiri, sedari tadi tidak ada habisnya mengerjain suaminya.

"Sayangggg,"

"Iya-iya udah ah! ngerengek mulu lo! udah ayo ke pantai, gue ga lirik-lirik deh kecuali hilaf,"

"Sayanggg,"

Camelia memukul mulutnya sendiri yang tidak bisa di ajak kerja sama. "Udah kali ini beneran, ayo ke pantai!"

"Janji dulu,"

"Iya janji,"

"Awas aja macam-macam."

"Iyaaaaaaa!"

♡!

Saat ini mereka telah sampai di pantai. dan kini mereka mengelilingi pantai dengan tangan yang saling bertautan.

Camelia melepaskan tautannya dengan Rakha, dan berlari lari membuat Rakha tersenyum melihat.

Dari kejauhan Rakha mengeluarkan ponselnya dan memotret Camelia dari belakang, setelah itu ia kembali menaruh ponselnya di kantong dan menyusul istrinya.

Camelia mengedarkan pandangannya, damn! ada laki-laki sedang bermain voli dan terlihat roti sobeknya, badannya berotot bener-bener sempurna, wajahnya pun tak kalah sempurna.

Rakha mengikut arah pandang istrinya, ia melotot saat tau apa yang istrinya pandangin, ia pun langsung berpindah menjadi di hadapan istrinya agar menghalangi pandangan Camelia.

"Minggir," ucap Camelia mendorong suaminya. Namun Rakha enggan berpindah tempat, justru ia melingkarkan tangannya pada pinggang istrinya, dan Camelia pun ikut melingkarkan tangannya pada leher suaminya.

CARAKHA (selesai)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora