[07] He is Dangerous

Start from the beginning
                                    

Reyna menghela napas kesal. Darren tampak serius dengan ucapannya.

"Cewek nakal kayak lo pantesnya dihukum," ujar Darren. Masih tidak terima ketika malah dirinya yang dipermainkan oleh Reyna.

Ia lalu menarik crop top tipis itu ke atas. Dada Reyna berayun pelan seiring dengan terangkatnya atasannya.

Reyna memejamkan mata. Malu. Ini pertama kali Darren membuat dadanya terekspos bebas tanpa penghalang.

"Whoah," gumam Darren. Keindahan sejati yang Darren sangat syukuri bisa ia dapat.

Terlihat bulat, padat, dan sintal. Salah satu topik yang lumayan sering jadi pembicaraan dengan teman-temannya. Kegabutan ketika senggang dan mengira-ngira ukuran cup cewek-cewek di kantor. Lalu hari ini Darren benar-benar memutuskan untuk melihatnya secara langsung setelah menahan diri sebelumnya. Hal yang sebelumnya tidak membuatnya begitu tertarik, kini malah menyita perhatiannya.

Darren tidak berlama-lama hanya diam dan bergeming. Ia meraup kedua aset Reyna. Meremasnya tanpa ampun meski Reyna mengaduh sakit dan memintanya berhenti.

Jantung Reyna berdegup kencang, pembuluh darahnya melebar, dan suhu tubuhnya meningkat. Keluhannya berubah menjadi desahan tipis yang tidak bisa ia tahan.

Memberi kenikmatan seolah sudah jadi keahlian Darren.

Darren menangkup dada kanan Reyna, wajahnya mendekat dan menjilat puncak yang menegang itu. Sesekali menyedotnya sambil menariknya ke atas. Sementara tangan Darren yang lain bermain di dada kiri Reyna.

Reyna tidak bisa memikirkan hal lain selain kenikmatan yang muncul sebagai respon stimulasi pada dadanya. Ia meracau tidak jelas sambil mencakar bahu Darren.

Reyna lalu memejamkan mata. Meringis pelan acap kali Darren menggigit bagian putingnya baik secara pelan, maupun dengan cara yang lebih kuat. Kini ia hanya berharap tidak ada orang lain yang tiba-tiba masuk gym memergoki mereka sedang melakukan hal yang panas.

***

Reyna lupa ini sudah minggu keberapa sejak pertama kali Darren menyentuhnya. Reyna lupa sudah berapa kali Darren memperlakukannya seperti ini. Perlakuan Darren berlangsung hampir setiap minggu. Untuk sekarang Reyna hanya bersyukur cowok itu tidak melakukannya di area kantor.

Jika hanya ada mereka berdua, Darren akan menjamah tubuhnya lebih agresif. Darren akan melakukan hal yang lebih gila.

Jika ada orang lain di gym, Darren akan berpura-pura membantu Reyna melakukan pemanasan sambil mencuri kesempatan untuk meremas atau nyaris mengeluarkan dadanya, membuat Reyna kewalahan karena takut ketahuan orang lain.

"Kapan lo bakal berhenti?" tanya Reyna. Napasnya terengah-engah. Kedua kakinya kini terentang ke atas dan bersandar di bahu Darren. Reyna bahkan bisa merasakan kejantanan Darren menusuk vaginanya dari balik legging yang untungnya tidak dilepaskan oleh Darren.

"Ahhh..." desah Reyna ketika Darren meremas dadanya.

Darren tersenyum.

"Berhenti?" tanya Darren. "what a silly question," ejeknya.

Darren kembali menekan dada Reyna agar semakin keluar dari kurungannya sembari mengawasi keadaan sekitar. Hari ini ada sekitar 6 orang di gym. Berkat lampu LED remang-remang, posisi mereka yang jauh, dan musik yang mengalun, tampaknya mereka tidak menyadari hal mesum yang tengah Darren lakukan.

"Lo pasti sering denger cowok-cowok muji, how sexy you are," ujar Darren, sambil memainkan putingnya yang sedikit mencuat dari balik atasan sport yang ia kenakkan.

"Yep, and I am getting bored of it," ucap Reyna malas.

Darren merasa kesal dengan respon Reyna, entah kenapa. Padahal ia yang memancing pembicaraan ini. Apa ini trik kedua Reyna? Mengeluarkan kata-kata sarkas ketimbang pasrah dan mendesah seperti sebelumnya.

"Gue nyadar kok kalo gue seksi," lanjut Reyna. "Lo ga berpikiran kalo lo yang pertama nyentuh gue, kan?" tanya Reyna sambil tertawa. Sesekali ia meringis karena Darren kembali mencubit dan memilin putingnya.

Reyna bisa merasakan kekesalan Darren dari tindakannya yang tiba-tiba mengeluarkan salah satu dadanya. Namun ia berusaha tidak terlalu panik dan kembali menyusupkan dadanya ke dalam tanktop sportnya.

"Udah banyak kok mantan yang nyentuh gue. Sekedar ngeremes dada gue kayak gini, contohnya," ucap Reyna lagi.

"Lo ngeklaim diri lo sebagai cewek murahan?" tanya Darren. Masih kesal karen dibandingkan-bandingkan dengan cowok-cowok lain.

"Don't put words into my mouth," ralat Reyna. Masih mencoba bertahan meski kini bagian bawahnya berkedut kencang karena Darren.

"You are not that special in many ways, Darren," lanjutnya dengan ekspresi mengejek.

Darren merasa seperti orang tolol.

"Okay," ucap Darren. Jika ia membawa topik ancaman mengenai posisi Pram maupun tentang video atau foto tersebut, ia akan makin terlihat tolol.

"Mungkin ini cara lo biar gue kesel dan berhenti," ucapnya. "Tapi, Reyna, sayangnya, gue ga bakal berhenti sampe lo bener-bener kecanduan sama gue."

Biasanya jika ada orang lain di gym, Darren tidak akan bertindak terlalu jauh. Namun kali ini berbeda. Darren bahkan tidak bertindak sejauh ini ketika gym sedang sepi.

Untuk pertama kalinya, cowok itu menyentuh vaginanya secara langsung. Di saat posisinya sedang terlentang cowok itu sedikit menurunkan legging sportnya dan menggeser ke samping celana dalam yang ia pakai.

"Darren!" pekik Reyna tertahan. Tangannya berusaha terjulur menahan Darren agar berhenti.

"Sst! Lo ga mau ketauan orang kan Reyn?"

Reyna mengatupkan mulut. Wajahnya memerah dan panik luar biasa.

Darren tersenyum senang melihat bagian bawah Reyna yang telah memerah dan basah. Lipatan yang terlihat merekah dan menggoda hasratnya membuat Darren tidak menunggu lama memasukkan jari tengahnya. Dia juga memainkan klitoris Reyna, tonjolan kecil di atas labia minora yang teramat sensitif terhadap stimulasi seksual.

Hanya satu jari dan cewek ini dan Darren baru bermain di U-spot namun cairan pelumas alami cewek ini keluar semakin banyak. Seolah siap menerima penetrasi kapan saja.

Cewek ini terlalu sensitif. Dan Darren menyukainya.

Tubuh Reyna semakin gelisah ketika jari Darren bergerak semakin dalam, bergerak ke segala arah mencari-cari titik sensitifnya.

Reyna berusaha meraih kesadarannya sebelum kepuasan ini meraih otaknya.

"Gue bentar lagi bakal jadian sama Pram," ucap Reyna bohong. Berharap hal itu dapat membuat mood Darren berubah dan menghentikan permainan ini.

Darren mendengus. Tertawa pelan. "That's great, Reyn. Gue jadi semakin tertantang buat nidurin cewek orang,"

Reyna mengerang pelan karena Darren sama sekali tidak berniat untuk berhenti.

Apa cowok itu akan benar-benar berhenti dan bosan ketika ia berhasil menidurinya? Lalu bagaimana jika waktu itu tiba, malah Reyna yang mendamba Darren dan berharap Darren tidak bosan dengannya?

"Lo ngebayangin Pram saat main sama gue?" tanya Darren.

"Yep," ujar Reyna di sela rintihannya. Lagi-lagi berbohong.

Napas Darren memburu. Gerakan jarinya keluar masuk menjadi lebih cepat seolah mengobrak-abrik apa yang ada di dalamnya. Semakin kasar, Darren menambah kecepatan. Jarinya terasa dicengkram liang Reyna dengan begitu ketat dan panas.

Reyna merengek dalam gairah liar dan segala keputus-asaan.

"Hh... Darren... I think I'm gonna come..." lirih Reyna.

***

Jangan lupa vote sama commentnyaa

A FIRST PERFECT [21+]Where stories live. Discover now