Tamu Pagi Hari 🔞

2.8K 106 1
                                    

"Akh--" Heidi mencengkram erat ujung counter sambil mendongakkan kepalanya mencoba mengendalikan dirinya dari gejolak membuncah yang ia rasakan saat ini.

"C--Caesar-- I think, I'm about to come--" Belum sempat Heidi melanjutkan ucapannya, Caesar bangkit dari posisinya dan kembali ke hadapannya.

"No, don't cum yet, we just started," gumam pria itu menempelkan keningnya pada kening Heidi.

"Tch...nakal," gumam Heidi tertawa pelan sambil mengusap lembut pipi pria itu.

"Let's move to bed, shall we?"

Heidi mengangguk pelan lalu kemudian ia bisa merasakan pria itu menggendongnya menuju kamarnya dan mendudukkannya di atas kasur.

Belum lama tubuhnya menyentuh permukaan kasur, Heidi sudah kembali merindukan bibir pria itu. Ia melingkari lengannya di leher Caesar lalu menariknya hingga mereka kembali berciuman.

Tangan Caesar meraih ujung pakaian yang dikenakan Heidi dan menariknya ke atas hingga terlepas seutuhnya dari tubuh gadis itu.

"Owh--" gumam Caesar dengan nafas tersengal ketika menatap Heidi saat ini. Gadis itu terlihat malu dan refleks menutupi bagian tubuh atasnya yang terekspos. "Aku...nggak expect kamu nggak...pake apapun--"

"Y-Ya...karena kupikir mau tidur..." Gumam gadis itu tertunduk malu.

Rona merah muncul di wajah dan daun telinga Caesar. Jantungnya berdebar begitu cepat.

"Hei..."

Heidi mendongak ketika Caesar menegurnya. Pria itu perlahan mengangkat kedua tangannya ke atas.

"You do it...take it off," ucap Caesar meminta Heidi melepaskan t-shirtnya. Ia sengaja melakukannya meskipun itu bisa dia lakukan sendiri.

Heidi terlihat malu dan tak percaya diri ketika kini tubuhnya terekspos, maka demi meredam rasa itu dan demi kenyamanan keduanya, maka Caesar meminta gadis itu untuk melakukan hal yang sama padanya.

Heidi bangkit dari posisinya dan melepas t-shirt pria itu lalu menjatuhkan pakaian Caesar di lantai begitu saja. Di saat bersamaan, pria itu mempermudah Heidi dengan melepaskan celananya sendiri.

"Kita sama sekarang, jadi kamu nggak perlu malu," ucap Caesar menatap lekat Heidi setelah kini tak ada satu helai benangpun mengcover tubuh mereka.

Heidi terdiam menatap tubuh kekar pria itu dan Caesar bisa membaca keraguan di wajah gadis itu.

Caesar meraih tangan Heidi dan mengarahkannya ke dadanya sendiri, "Full konsenku buat kamu malem ini..you can touch me."

Heidi mengusap lembut dada Caesar dan ia bisa merasakan bagaimana jantung pria itu berdegup begitu cepat, "Kamu nervous?"

"Sangat..." Balas Caesar tertawa gugup dan tawa itu menular pada Heidi.

Namun hal itu mampu mencairkan tensi di antara mereka dan membuat Heidi merasa lebih baik karena bukan hanya dirinya yang benar-benar gugup saat ini.

"Ah tapi-- apa kamu punya--"

Caesar mengangkat telunjuknya sejenak seolah meminta Heidi untuk menunggu sejenak. Ia meraih celananya di lantai dan mengeluarkan sesuatu dari saku celana; sekotak kondom yang sudah ia bawa sejak tadi.

"Tch...you come prepared?"

"I am," balas Caesar tersenyum hingga lesung pipinya muncul di kedua pipinya. "Can we start now?"

"Eum--" balas Heidi tersenyum lalu lekas kembali memejamkan kedua matanya ketika Caesar mendaratkan ciuman di bibirnya dan perlahan membaringkannya di kasur.

[COMPLETED] WINETahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon