Aroma Familiar

10K 301 1
                                    

CHARACTER'S POV

Anniversary sebuah hubungan menandakan semakin dewasanya kedua insan yang terlibat di dalamnya. Sama seperti pasangan lain pada umumnya, perayaan anniversary hubungan dengan kekasihku adalah sesuatu yang selalu kunantikan. 

Tapi bagaimana jika perayaan tahun ini menjadi sebuah perayaan yang tak kuduga sama sekali?

Di tahun keempat perayaan hubungan kami, aku menemukan diriku terbangun di tempat tidur dengan seorang pria yang tengah terlelap pulas memunggungiku. Aku tak tahu dia siapa dan tak juga berani melihat wajahnya. 

Tapi satu hal yang sangat kuyakini; pria ini bukanlah kekasihku. 

Pagi itu kudengar alarm handphoneku berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu kudengar alarm handphoneku berbunyi. Dengan malas, kuraba meja di samping tempat tidur dan kulihat waktu masih menunjukkan pukul enam pagi. Saat itu kuputuskan untuk mencoba tertidur kembali. Kugerakkan tubuhku dan kakiku tak sengaja menyentuh sesuatu. 

"Hng?" Aku mengernyitkan dahiku sambil memejamkan mataku. Kugerakkan lagi kakiku di bawah selimut dan benar saja, ia menyentuh sesuatu.

***

Semalam

8 PM

Music slow terdengar menggema memenuhi bar & lounge di mana aku berada saat ini. Kulihat beberapa orang tengah asyik melakukan slow dance di tengah lounge yang sudah disewa untuk sebuah perayaan ulang tahun.

Aku tak mengerti mengapa diusia kami yang sudah dewasa ini, masih ada yang berniat merayakan ulang tahun besar-besaran seperti ini.

Tapi mungkin hidup seorang dewasa memang sesepi ini. Aku tak bisa menyalahkan mereka, toh aku juga menikmati ini semua secara gratis.

Aku hanya berdiri di pinggir ruangan, menikmati segelas alkohol di gelas dalam genggamanku. Entah sudah berapa banyak yang kukonsumsi semenjak aku tiba di pesta ini.

"Heidi!"

Salah seorang wanita menghampiriku. Ia sahabatku, Yuna, yang datang padaku setelah selesai berdansa dengan pria lain.

"Ayo dansa!"

Aku menggeleng pelan. Tak seperti Yuna yang hobi bersosialisasi, aku lebih suka memperhatikan suasana dari pinggir. Berkomunikasi dengan banyak orang dalam satu waktu akan mudah menyerap energiku dengan cepat.

Lagipula aku sudah berjanji bahwa tujuanku datang kemari hanya untuk menemani Yuna dan menikmati alkohol.

"Aku lihat dari sini aja," ucapku pada Yuna. Ia terlihat cemberut sejenak, namun bergegas kembali pada teman-temannya.

[COMPLETED] WINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang