Kosong

1.7K 120 2
                                    

8 AM

Sinar matahari perlahan masuk menyusup melalui celah jendela kamar.

Heidi menggeliat malas di kasurnya. Ia terbangun subuh tadi untuk mengirimkan e-mail hasil meeting kemarin sore dengan bosnya, sekaligus meminta izin untuk tidak masuk hari ini karena kondisinya yang belum membaik.

Ia melamun sejenak dan memperhatikan sekitarnya. Heidi ingat mabuk semalam. Ia sering mengalami black out setiap kali mabuk berat dan tak ingat apa yang terjadi setelahnya.

Namun kali ini ia bernafas lega karena paling tidak kini Heidi tidak terbangun di tempat tidur orang lain, melainkan kamarnya sendiri.

Heidi terbangun dan memaksa dirinya untuk beraktifitas; mandi lalu membuat sarapan. Hari ini, ia berniat untuk membereskan rumahnya dan menghabiskan waktu dengan menonton film-film mellow demi menghibur dirinya.

Selang beberapa saat setelah mandi dan membereskan sejenak rumahnya, gadis itu bermaksud untuk keluar membuang sampah ke samping gedung. Namun ketika ia membuka pintu, langkah heidi terhenti karena melihat sebuah tas bekal tergeletak di depan pintu.

Ia memungutnya sejenak lalu membuang sampah dan kembali ke apartemennya dengan membawa bekal itu.

Sesampainya kembali di rumah, Heidi membongkar tas bekal itu. Sebuah kotak bekal dan termos yang hangat berada di dalam sana.

Heidi mengambil bekal dan menuangkan isi termos ke dalam gelas yang rupanya itu berisi kopi hangat.

"Siapa yang ngasih ini? Bukan Jevon kayaknya deh yang kelas..." Gumam Heidi menatap gelas berisi kopi hangat tersebut.

"Kopi?" Ucap Heidi berpikir keras.

*** 

Ting!

Caesar melangkah keluar dari dalam lift dengan langkah ringan. Kali ini ia menghampiri pos security dan menyapa petugas yang biasa berjaga.

"Eh, mas Caesar!"

"Pagi pak, saya cuma mau ngasih ini aja ke bapak."

"Apa nih mas?"

"Tadi saya buat bekal kelebihan pak! Nanti saya ambil kotak makannya ya pak pas pulang!"

"Siap mas! Nanti saya cuci dulu setelah makan."

"Beres pak! Santai aja! Duluan pak!" Pamit Caesar melangkah pergi dengan langkah riang.

Setelah berpikir semalaman, kini Caesar memantapkan niatnya untuk mendekati Heidi mengingat kini gadis itu sudah sendiri.

***
Empat Tahun Lalu

Srek--

Jevon menggerakkan bolpointnya di atas kertas, namun mendadak benda itu macet dan ia harus segera mengumpulkan pekerjaannya pada dosen.

"Haih!" Rutuknya sambil mengacak-acak rambutnya. Ia hanya punya waktu 20 menit untuk berlari melintasi kampus demi mengejar dosen dan mengumpulkan tugasnya.

Namun di tengah itu semua, tiba-tiba sebuah bolpoint disodorkan padanya.

Jevon menoleh dan mendapati seorang mahasiswi yang duduk di sampimgnya, di kantin kampus, menyerahkan bolpoint miliknya.

[COMPLETED] WINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang