Kembalinya Sahabat Lama

1.8K 150 2
                                    

Airport

10 PM

Seorang pria melangkah santai sambil menarik kopernya, keluar dari bandara. Ia menarik nafas dalam, menghirup kembali aroma ibukota yang menyesakkan namun juga membuatnya rindu. Terlalu lama berada di luar negeri, membuatnya merindukan halaman asalnya yang sudah ia tinggalkan selama hampir tiga tahun terakhir ini. 

"Haa~ welcome home, Woody," gumam pria itu tersenyum. 

Tak lama kemudian, sebuah mobil berhenti tepat di depannya dan seorang pria berjas turun dari bagian depan.

"Apa anda utusan dari--"

"Nona Celine," ucap pria itu tersenyum ramah. "Tuan Woody?"

"Ah, benar," ucap Woody tersenyum. 

Pria necis itu pun lekas menawarkan bantuan untuk membawakan koper milik Woody dan diletakkannya di bagasi belakang sebelum mempersilakan Woody untuk masuk ke dalam mobil, yang perlahan melaju menembus jalanan malam ibukota. 

Woody bersandar santai pada bagian belakang dan termenung menatap pemandangan malam ibukota. Perasaan rindu yang begitu membuncah dalam dadanya membuat senyum tak henti tersungging dari bibirnya, "Apa nona Celine baik-baik saja?"

"Tentu saja. Beliau sangat menantikan kehadiran anda."

"Tch...dasar...udah nggak betah di kantor sendiri apa gimana?" gumam Woody tersenyum tipis. Kedua mata kecilnya turut membentuk senyuman yang membuat wajahnya terlihat lucu. Meskipun tahu bahwa ia akan sangat sibuk dalam waktu dekat, namun tak ada hal yang lebih membuatnya bahagia untuk bekerja di kampung halaman sendiri bersama orang-orang yang sudah ia kenal dengan cukup baik. 

Sembari merenung menatap jalanan ibukota, sebuah sosok muncul dalam pikirannya, "Apa kabar dia?" gumamnya dalam hati lalu kembali tersenyum. 

*** 

Waktu berlalu dan tak terasa perjalanan yang ditempuh Woody sudah berlangsung selama kurang lebih satu jam. Mobil yang membawanya berhenti di depan sebuah gedung apartemen yang sudah ia sewa dari jauh-jauh hari sebelum ia pulang. Tangan kanan dari wanita bernama Celine itu mengantarnya hingga ia tiba di unit miliknya lalu menyerahkan kunci unit apartemen sebelum berpamitan pergi. 

Woody memasuki unit tempat tinggalnya dan sebuah senyum puas tergambar di wajahnya. Ia pun berkeliling ruangan untuk memastikan jika semua dalam kondisi baik sebelum akhirnya merebahkan dirinya di sofa yang lembut dan empuk. 

"Ahh seneng bisa pulang! Ah iya!" Woody lekas terbangun ketika teringat sesuatu. Ia mengambil handphonenya dan mengambil foto selfie dirinya lalu mengirimkannya pada seseorang. 

***

6:30 AM

Pagi berikutnya, alarm berbunyi nyaring di kamar Heidi. Gadis itu menggeliat malas di balik selimutnya. Tangannya terjulur dari balik selimut, mencari-cari handphonenya dan memeriksa notifikasi apa saja yang masuk selama ia tertidur. Secara perlahan, ia mulai terbiasa untuk tak melihat notifikasi dari Jevon di antara list notifikasi yang masuk ke smartphonenya.

Pagi ini, grup chat kantornya cukup ramai membahas desas-desus bahwa akan ada orang baru yang akan menggantikan kepemimpinan bosnya saat ini yang dikabarkan akan pindah ke cabang lain. Ia melewatkan ini semua kemarin dan hanya bisa menyimaknya lewat group chat kantor. 

Heidi menscrolling kembali notifikasi nya dan sebuah pesan dari nomor tak dikenal muncul di layar handphonenya; sebuah foto dikirimkan padanya tanpa caption.

[COMPLETED] WINEWo Geschichten leben. Entdecke jetzt