26. What Happened?

60.4K 4.9K 247
                                    

Kemarin banyak yang komen kalau Alaska jangan sampai main tangan ke Callista.. tapi ada juga yang setuju kalau Alaska aku buat main tangan ke Callista🤭

Jadi, gimana nih bestie? Ah jadi bingung...

Yuk komen di setiap paragraf nya.. ramein cerita ini.. soalnya sekarang jarang fyp di tiktok jadi agak² sedih juga gtu

Yang belum follow akun author.. plis dong, follow.. biar tambah semangattt!!! Follow pokoknya follow!!!! Maksa ni AKWKWKAKWKW


.
.
.
.

Happy Reading

"Saya ga bisa, Buk."

Suara dingin nan tajam akhirnya keluar setelah di nanti-nanti.

"Kenapa ga bisa, Alaska?" tanya Bu Shinta. Wanita itu menyipitkan mata membenarkan kaca matanya yang melorot.

Vanya sebagai patner, tentu saja mengangguk. Ini salah satu kesempatan baginya untuk berdekatan dengan laki-laki populer di sampingnya.

"Kenapa ga di gantiin sama adek kelas aja, Bu? Lagi pula, saya udah kelas 12," jelas Alaska. Tentu saja ia tidak mau, memikirkan tentang perusahaan Papanya saja sudah pusing. Apalagi ini mau nambah lagi beban pikiran.

"Tapi kan ada Vanya," ujar Bu Shinta. Sontak saja Vanya tersenyum riang. "Dia juga sama seperti kamu. Sama-sama kelas 12."

Alaska diam, tidak berniat menjawab. Ia menipiskan bibir kala ponsel di saku celananya berbunyi terus-terusan. Ia yakin 100% itu pesan beruntun dari Callista. Gadis itu pasti sedang ngambek karna keinginannya belum sepenuhnya terpenuhi. Ia mengatakan jika akan ke kantin, tapi ternyata ia kalah cepat saat Bu Shinta mendengar suara keributan di luar. Dan mau tidak mau, Alaska berusaha membujuk gadisnya untuk pergi ke kantin duluan.

"Saya ga bisa Bu," jawab Alaska, ia berusaha menekan kesabarannya. Sudah hampir 20 menit ia di sini dan hanya di tanyai pertanyaan yang sudah jelas ia tolak.

Bu Shinta menghela napas. "Apa yang buat kamu nolak dengan tawaran ini, Alaska? Bukannya itu juga bermanfaat bagi kamu? Orang tua kamu juga pasti bangga."

Jeda sebentar, sebelum guru itu melanjutkan perkataannya.

"Lagi pun, kalian cocok.. kamu sama Vanya. Sama-sama pas, saling melengkapi," kata Bu Shinta. Wanita itu tidak tau jika perkataannya terlalu jauh.

Alaska tentu langsung mengernyit tidak suka. "Jawaban saya tetap sama. Saya tidak mau."

"Loh kenapa? Kelas 12 masih bisa ikut lomba Olimpiade, sekolah sini memperbolehkan," ujar Bu Shinta. "Tidak ada salahnya kamu mencoba."

"Vanya, kamu mau kan?" tanya Bu Shinta penuh harap.

Sontak saja Vanya mengangguk. "Iya Bu saya mau."

"Tuh.. Vanya aja mau, masa kamu ga?" kata Bu Shinta pada Alaska. Sedangkan laki-laki itu mati-matian untuk tidak membentak wanita di depannya.

"Tenang aja, kamu ga sendiri. Ada temennya, Vanya sekelas sama kamu kan?" tanya Bu Shinta.

Alaska mengepalkan tangan. Wanita itu seperti menuntut dan memaksa. Padahal sudah jelas dari awal ia menolak tawaran ini.

PACARKU POSESIF [Completed]Where stories live. Discover now