11. Miss You

88.1K 5.9K 124
                                    

Happy Reading ❣

Alaska berjalan cepat menghampiri gadis itu yang terlihat terkejut dengan kedatangannya. Bisa ia lihat, raut ketakutan yang nampak sekali di wajah cantik itu.

Callista yang melihat itu langsung menghindar, ia berusaha berjalan cepat tidak berlari karna itu semakin membuatnya takut.

Tapi belum sampai ia melangkahkan kakinya, sepasang tangan kekar langsung menarik pinggangnya cukup erat membuatnya terpaksa berhenti.

"Udah cukup kabur-kaburnya!"

Callista memberontak. "Nggak!" Gadis itu berusaha melepaskan lengan itu yang malah memeluknya semakin erat.

"Lepasin aku! Aku nggak mau di pegang sama kamu! Lepasin!"

Dengan sekuat tenaga ia mendorong laki-kaki itu, bahkan memukul kuat dada bidang itu untuk menyingkir, namun nihil.. pemberontakan itu malah membuat Alaska semakin candu.

"Kamu tau, sayang? Dengan kamu kayak gini malah buat aku makin cinta sama kamu," ujar Alaska. Ia menyeringai menikmati raut muka gadisnya yang menurutnya menggemaskan.

Tanpa banyak kata ia mendorong gadis itu hingga menempel dinding, ia semakin mengeratkan pelukannya membuat tubuh mereka tanpa sadar menempel. Mati-matian Alaska menahan itu, berusaha fokus memikirkan apa hukuman yang cocok untuk gadis di hadapannya ini.

"Lepasin! Jauh-jauh!" Callista menggeliat, menggerutu berusaha melepaskan cekalan itu.

Alaska memaksa dagu itu mendongak menatapanya, ia makin menyeringai saat tau gadis itu malah salah fokus dengan bibir tebalnya.

Tapi respon gadis itu malah membuatnya bingung. Kedua mata Callista berkaca-kaca, hidungnya memerah bersamaan dengan lengkungan bibir ke bawah.

"Hey.. kenapa? Kok nangis, hm?" tanya Alaska hati-hati.

Tangannya bergerak untuk mengusap mata berkaca-kaca itu, tapi gadis itu malah menepisnya. Dan itu malah membuatnya makin kebingungan.

"Kamu kenapa, sayang? Kok nangis?"

Callista memalingkan wajahnya. "Ngapain kamu ke sini?" ujarnya dengan nada sedikit ketus.

"Ngapain kamu bilang? Emang salah kalau aku nyamperin kamu?" Alaska mengernyit tidak mengerti.

"Nggak ada gunanya, mending kamu lanjut aja mainnya. Aku nggak mau ketemu sama kamu," kata Callista pelan.

Alaska berdecak. Jangan sampai ia lepas kendali lagi. "Kamu kenapa sih? Jangan buat aku bingung! Kenapa emang kalau nyamperin pacar sendiri? Nggak boleh? Lagi pun, tadi kamu liatin aku mulu."

Callista menoleh cepat. "Siapa juga yang liatin? Nggak usah gr!"

"Lepasin! Pengap tau!" Ia masih berusaha mendorong laki-kaki itu untuk menjauh.

Alaska menghela napas gusar. "Kamu kenapa, sayang? Ada yang nakalin kamu? Siapa orangnya biar aku pukulin."

Callista menggeleng dengan mata berkaca-kaca. Ini kenapa dia sangat cengeng sekali? Apalagi mendengar nada lembut itu, ia jadi tidak bisa marah. Apalagi waktu Alaska menatapnya lekat sekali, membuatnya ingin membalas pelukannya.

"Kamu nggak kangen aku, Ta?"

Callista langsung mendongak mendengarnya. Ia meneguk salivanya saat laki-kaki tengah menatapnya dalam sampai membuatnya salting sendiri.

"Maafin aku buat yang kemarin. Aku cuma nggak suka kamu deket sama cowok begitupun sebaliknya, aku nggak suka kamu di deketin banyak cowok." Laki-kaki itu beralih mengelus kedua tangannya kemudian mengecupnya pelan.

Alaska menggeleng menatap gadis itu sendu. "Aku nggak suka. Aku cemburu. Kamu cantik, pinter, aku nggak mau ada cowok yang lebih menarik dari aku. Aku nggak mau ada cowok yang nyuri perhatian kamu. Aku nggak suka."

Callista terdiam mendengarnya. Ia tidak berniat menjawab, ia hanya membiarkan Alaska menjelaskan semuanya, mengungkapkan apa yang ingin laki-kaki itu ungkapkan.

"Aku tau kamu kecewa, aku tau. Tapi untuk sifat aku yang posesif, suka seenaknya sendiri, galak, pemarah.. maaf, Ta.. aku nggak bisa rubah itu."

Alaska mengelus pipi bulat itu yang menjadi merah merona. "Asal kamu tau aku sayang banget sama kamu. Sampai-sampai aku pengen bunuh semua cowok di sekolah ini."

Callista speechless. Ia tidak tahu harus merespon apa. Ia cukup tercengang mendengar penuturan laki-kaki di depannya ini.

Gadis itu menunduk, tidak kuat menatap. Jarinya saling bertautan berusaha menghilangkan kegugupan. Kedua pipinya merah merona, ia mengulum bibirnya menahan senyuman yang berusaha ia tahan.

Alaska mendengus mendapati respon itu. Sudah pasti ia tebak gadis itu akan salting setengah mati. Apalagi ia sengaja menatap Callista dengan tatapan dalam andalannya.

"Itu.." Callista mengerjap saat netranya tak sengaja melihat sesuatu yang tertulis di baju jersey laki-laki itu.

"Hm?" Alaska menunduk, sedetik kemudian ia menyeringai.

Callista's Mine

"Sengaja ada nama kamu di sini," Alaska menunjuk bagian itu. "Biar semua orang tau kalau aku milik kamu."

Blush

Pipi Callista semakin merona. Gadis itu mencoba menatap Alaska yang sekarang tengah menahan kekehan. Hanya dua kata dari tulisan itu bisa membuat Callista terbang.

Entah sadar atau tidak, Callista menarik jersey itu sampai Alaska ikut tertarik ke depan. Tapi gadis itu tidak sadar akan tindakannya, lalu ia memilin-milin baju itu sampai kusut.

"Eum.. terus gimana ini?" Gadis itu terlihat malu-malu mengatakannya, apalagi dengan raut sehabis nangis.

Alaska mengernyit. "Gimana apanya?" tanyanya pura-pura tidak tahu.

"Ck, ish! Tau ah!"

Merasa gemas, Alaska melirik kanan kiri seperti memeriksa. Merasa aman, ia menarik tengkuk gadis itu sampai pandangan keduanya bertemu.

Alaska sedikit menunduk menyamakan tinggi Callista. Nafas keduanya saling menerpa satu sama lain. Terlihat gadis itu memejamkan matanya dengan tangan yang meremas baju depan Alaska.

Saat ingin mencium pipi gembul itu..

"Kalem, kalem, kalem.."

Tiba-tiba saja, sebuah suara yang sepertinya ia kenali menganggu mereka berdua.

Callista sontak membelakakan matanya, lalu langsung mendorong Alaska sampai laki-laki itu mundur beberapa langkah.

"Anjing! Siapa sih yang ganggu?!"

***

Hi

Maap ya baru bisa up, tgs sekolah ku banyak banget plisss😭😭

Jangan lupa vote and komen yaaaa

Semangatin terus authornya

Spam terus aja biar bisa up cepetttt

Kamis, 28/10/2021

PACARKU POSESIF [Completed]Where stories live. Discover now