Part-51 Penyesalan

15.6K 2K 565
                                    

"Dari sebuah paksaan menjadi sebuah penyesalan. Nikmatilah pahitnya tak dianggap."

- Author Z

-★☠★-

Mati-matian Alan menahan emosinya saat ini. Tangannya gemetar melihat darah yang ada di telapak tangan. Dalam ruangan penuh peralatan medis, Alana tengah berjuang. Alan mengepalkan tangannya kuat-kuat, menahan emosi yang bergejolak di dalam dada.

"Azka aku mau Alana." pinta Ashilla dengan wajah berderai air mata.

Azka hanya diam dengan tangan yang sudah sedingin es. Ayah mana yang tidak syok saat putrinya mencoba bunuh diri? Tatapan Azka kosong ke depan, masih belum menerima semua ini.

"AZKA!! AKU MAU ALANA!" Tangis Ashilla semakin pecah. Ia menginginkan putrinya kembali.

"Dia pasti baik-baik aja kan?" tanya Ashilla dengan suara bergetar, dan tatapan penuh harap kepada suaminya.

Karena tak mendapat jawaban dari Azka, Ashilla beralih kepada Alan. Saat Ashilla hendak meraih tangannya, Alan menepis tangan Ashilla dengan kasar.

Wajah Ashilla tampak terkejut melihat reaksi Alan yang seperti ini. "A-al ...."

"Karena mommy ... ALANA BUNUH DIRI KARENA MOMMY!!" teriak Alan tak tertahan. Emosinya meluap-luap, apalagi mengingat akar masalah yang berasal dari ibunya.

"A-alan kam-"

"SEMUA KARENA MOMMY!! KALO AJA PERJODOHAN SIALAN ITU GAK PERNAH TERJADI. DAN MOMMY GAK PISAHIN ALANA SAMA ORANG YANG DIA SAYANG. ALANA GAK BAKAL KAYA GINI!!"

Ashilla tersentak kaget Alan membentaknya, hal itu membuat air matanya kian menetes deras.

"Mommy lakuin itu, karena itu yang terbaik buat Al-"

"LIAT ALANA MOMMY!! LIAT!! DIA BAIK-BAIK AJA GAK?! BAHKAN SEKARANG KONDISINYA KRITIS!"

Alan tak bisa menahan emosinya walaupun itu kepada ibunya sendiri. Rasa benci mulai menyelimuti hati. Jika Alana kenapa-napa, Alan tak akan memaafkan Ashilla.

"Azka," panggil Ashilla melirih.

"Alan benar. Jika sampai Alana kenapa-napa, kita akan bercerai. Dan anak-anak ikut bersamaku." ucap Azka dengan wajah datar.

Kecewa, itulah yang Azka rasakan. Azka merasa, hidup putrinya lebih penting dibandingkan pernikahannya. Rasa benci itu mulai menyelimuti hati. Cinta kepada Ashilla seakan hilang karena kecemasan Azka kepada putrinya.

Azka sudah menyadari jika perjodohan itu akan berefek fatal pada Alana. Azka tidak menyangka putrinya sangat tertekan sehingga memilih bunuh diri. Sebagai seorang ayah, Azka merasa gagal menjaga putrinya.

Ashilla menatap Azka tak percaya. Begitu mudahnya Azka mengatakan perceraian. Apa arti sehidup semati yang mereka ucapkan saat mengikat janji suci?

"Kenapa? Aku gak mau kita cerai Azka."

"Aku kecewa sama kamu Shill. Alana, dia anak perempuan kita satu-satunya, harusnya kamu sebagai wanita bisa memahami kalau Alana gak bisa dipaksa. Walaupun menurut kamu baik, belum berarti baik untuk Alana. Sudah cukup kamu menyakiti putriku. Setelah Alana sadar aku akan mengajukan perceraian kita."

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang