Part-19 Mine

63.2K 3K 148
                                    

"I'm your's"

- Alana.A.W

-★☠★-


Ejekan dan kata-kata pedas mengiringi Alana di sepanjang jalan. Mereka, lebih tepatnya kakak kelas Alana membicarakan yang tidak-tidak tentang Alana. Mengatakan bahwa Alana mempunyai kepribadian lain yang mempunyai kekuatan dalam dirinya.

Tidak masuk akal memang, tapi mereka menyaksikan sendiri saat Gevano terpental beberapa hari yang lalu.

Semua warga sekolah menjauhi Alana karena takut menjadi korban. Cibiran dan makian mereka membuat Alana semakin muak.

"Dia gak normal, jauhin aja."

Ingin rasanya Alana berteriak bahwa dirinya hanyalah manusia biasa. Kejadian waktu itu di luar kendali. Bahkan Alana tidak sadar saat melukai Gevano.

Semua orang hanya melihat Alana dari satu sisi. Alana dianggap perempuan tidak normal, karena ya seperti itulah.

Padahal aslinya Alana hanyalah gadis biasa yang mempunyai wajah polos, bersifat manja dan cengeng.

"Aku mencintaimu Alana, sangat mencintai mu,"

Seketika bulu kuduk Alana merinding mendengar suara tanpa wujud. Jika Alana bisa memilih, ia lebih memilih dihujat dibandingkan mendengar suara hantu yang begitu familiar di telinganya.

"Aku selalu ada di dekatmu, memandangmu setiap waktu,"

"PERGI!" jerit Alana sembari menarik rambutnya sendiri.

Orang yang ada di koridor menatap Alana dengan tatapan yang sulit diartikan. Mereka mulai membicarakan Alana yang tidak-tidak.

"Liat tuh makin aneh,"

"Udah gila kali yah?"

Alana mencoba mengusir suara hantu itu dari kepalanya. Namun sayang, suara itu terus terngiang bak kaset usang.

"Alana,"

Perlahan Alana membalikkan badan untuk melihat siapa yang memanggilnya. Mata Alana membulat sempurna saat hantu kepala bolong tepat di belakangnya. Jantung Alana berdetak kencang, dengan keringat dingin membasahi wajahnya.

Dengan segera Alana kabur. Berlari kencang sepanjang koridor, dengan tak tentu arah, untuk menghindari hantu kepala bolong yang mengejarnya.

Alana menoleh sebentar, iris matanya dapat melihat dengan jelas hantu itu melayang mengejarnya. Alana menelan salivanya sendiri saat ia berbelok ke kanan di mana jalan buntu berada. Tapi, keberuntungan ada di pihak Alana, Gevano ada di sana.

"KAK GEVAN!" teriak Alana.

Gevano yang hendak ke toilet pun menoleh ke sumber suara, dimana Alana berlari ke arahnya. Gadis itu langsung bersembunyi di balik tubuh Gevano dengan ketakutan. Ia melihat hantu yang mengejarnya mengepal tangan kuat-kuat lalu menghilang begitu saja.

"Lo ngapain sih?" tanya Gevano dengan nada ketus.

Alana hanya nyengir lebar. "T-tadi a-anu itu ...." Gevano semakin kesal dibuatnya. Ia pun memasuki toilet pria meninggalkan Alana.

"KAK GEVAN JANGAN TINGGALIN ALANA!" pekik Alana saat hantu itu kembali muncul.

Alana langsung menyusul Gevano ke dalam toilet pria. Untung saja toilet ini sepi, tidak ada orang selain mereka berdua. Jika ada, Alana tidak tahu harus menyembunyikan wajahnya di mana.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang