Part-28 Cium

36.4K 2.1K 370
                                    

"Betul satu soal, lima kali cium."

- Alana A.W

-★☠★-

Saat bell pulang berbunyi Alana segera berlari ke luar kelas menuju parkiran. Hati Alana kembali berbunga-bunga, saat Azka meminta Alana membawa Gevano ke rumah.

Wajah gadis itu tampak berseri-seri, berbeda dengan murid lain yang tampak lesu karena takut nilai simulasi mereka hancur.

Senyum Alana perlahan luntur melihat seorang gadis bersama dengan Gevano sedang tertawa berdua. Alana sangat kesal melihat hal itu, ia pun segera menghampiri mereka berdua.

"Kak Gevan ayo pulang. Daddy udah nungguin kak Gevan di rumah." ucap Alana yang kini bergelayut manja di lengan Gevano.

Alana sama sekali tidak mempedulikan bahwa ada orang lain selain mereka berdua di sana. Gadis tanpa nama tersebut, tersenyum kecut melihat Alana yang begitu dekat dengan Gevano.

"Hah?" Gevano mengangkat sebelah alisnya, tidak mengerti apa yang diucapkan Alana.

"Daddy minta kak Gevan dateng ke rumah. Kita makan siang bareng." ucap Alana penuh penekanan. Alana melirik gadis yang tak kunjung pergi itu.

"Tapi gue ada-"

"Kamu siapa yah? Kok deket-deket sama pacar Alana sih?" tanya Alana menyela ucapan Gevano, dengan tatapan sinis kepada gadis di hadapannya.

"Sorry yah. Aku gak bermaksud deketin kak Gevano kok. Tapi aku ada urusan sama dia. Kamu bisa pergi gak?" balas gadis itu dengan senyum ramah.

Alana menganga saat gadis itu mengusirnya secara tidak langsung. Ia semakin mengeratkan pelukan di lengan Gevano enggan untuk pergi.

"Dih. Harusnya kamu yang pergi. Alana juga ada urusan sama kak Gevan. Mending kamu yang pergi, hush sana!" Usir Alana kepada gadis itu.

"Kak Gevano?" panggil gadis itu meminta pertolongan.

"Lo latihan sama Mars aja. Gue ada urusan." balas Gevano.

Alana tersenyum senang kemudian menatap gadis itu dengan tatapan menantang. Gadis itu berdecak sebal kemudian pergi dari sana. Sial. Alana sangat menyebalkan.

"Akhirnya pergi juga," ucap Alana yang kini bernafas lega.

"Na. Gak seharusnya lo usir dia kaya gitu,"

"Loh. Kak Gevan kok belain dia sih? Lagian dia duluan yang usir Alana ya Alana bales lah. Enak aja main usir Alana, dia pikir dia siapa?" ucap Alana dengan kesal. Gadis itu melepaskan pelukannya di lengan Gevano, kemudian memalingkan wajah ke arah lain sembari mendumel tidak jelas.

Gevano hanya mendesah pasrah kemudian mengelus kepala Alana. "Oke gue yang salah, jangan marah lagi."

"Kak Gevan kok deket-deket dia sih? Waktu itu juga kak Gevan deket-deket sama dia. Dia gebetan kak Gevan yah?"

"Bukan,"

"Kak Gevan bohong. Kak Gevan ada hubungan ya sama dia? Dia siapa sih? Cantikan juga Alana." cibir Alana.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang