Part-29 Gagal

33.5K 2.1K 313
                                    

"Kak Gevan. Cara sel sperma dan sel telur bertemu, itu gimana?"

- Alana A.W

-★☠★-


Alana meraih kedua tangan Gevano, kemudian meletakkan telapak tangan Gevano di kedua dadanya. Alana meremas dadanya sendiri dengan tangan Gevano.

"Ahh ...."

Sontak saja Gevano langsung menarik tangannya kembali saat meremas dada Alana. Gevano enggan untuk menyentuh Alana, takut jika mereka ketahuan, ketakutan terbesarnya menjadi nyata. Pria itu belum siap kehilangan Alana.

Alana berdecak pelan kemudian berdiri dan berbalik ke arah Gevano. Wajah gadis itu memerah karena kesal, Gevano tidak mau memberinya kenikmatan yang ia dambakan.

Alana menatap Gevano dengan sayu perlahan ia menurunkan tali dress yang seperti spaghetti itu.

Mata Gevano terbuka lebar, ia menelan ludah dengan bersusah-payah. Hawa yang tadinya dingin kini kian memanas. Darah Gevano berdesir melihat dress Alana yang akan melorot mempertontonkan bagian dada Alana yang lumayan besar.

"Kak Gevan," panggil Alana dengan suara serak begitu menggoda.

Gevano menggigit pipi dalamnya mencoba meredam nafsu yang kian menggebu. Alana berdecak kesal saat Gevano memalingkan wajah.

"Jangan nakal Alana!"

"Kak Gevan mau nenen gak?"

Gevano mengusap wajahnya dengan kasar. Kepalanya mendadak pening, tingkah Alana yang binal seperti ini membuat Gevano mati-matian menahan hasratnya. Gadis itu benar-benar menguji Gevano.

"Gak. Naikin lagi talinya!"

Tapi Alana tidak menurut. Ia malah meremas kedua dadanya sendiri. Melihat itu membuat Gevano mengerang rendah, bagian bawahnya kian terasa sesak.

"Ahh ... kak Gevan," desah Alana.

"Al-"

Tok tok tok

Panggilan Gevano terhenti saat pintu diketuk dari luar. Tubuh Gevano panas dingin takut jika desahan Alana tadi terdengar sampai keluar. Bisa saja orang lain menyangka mereka melakukan hal yang tidak-tidak, padahal hanya Alana yang berbuat.

Alana dengan kesal menaikkan kembali tali dressnya. Ia menuju ke arah pintu membukanya perlahan.

Seketika Alana mematung saat melihat Azka ada di hadapannya. Keringat dingin mulai menjalar di pelipis Alana.

"D-daddy ngapain?" tanya Alana mencoba tetap tenang, mengatur mimik wajahnya agar Azka tidak curiga.

"Masih belajar?" tanya Azka.

"Masih daddy. Alana baru saja selesai belajar matematika, sekarang kak Gevan lagi ajarin Alana pelajaran biologi." balas gadis itu dengan santai.

Azka mengangguk paham, setelah merasa semuanya aman. Azka kembali berucap.

"Daddy ada urusan di luar, perginya sama mommy. Alan juga kayanya pulang malem karena ada bimbel, kamu gak papa sama Gevano dulu?"

Damn. Gevano mengumpat dalam hati mendengar hal itu. Sungguh, milik Gevano sudah tidak tahan lagi, jika ia dibiarkan berduaan dengan Alana, Gevano tidak dapat menjamin Alana masih perawan.

Alana tersenyum lalu mengangguk. "Gak papa kok daddy. Kak Gevan temenin Alana yah?"

Mau tak mau Gevano mengangguk. "Gevan temani Alana sampai Alan pulang, om Azka gak perlu khawatir," ucap Gevano yang begitu ragu dengan ucapannya.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang