Part-49 Impian

15.6K 1.8K 342
                                    

"Mimpiku sederhana, aku hanya ingin kebebasan layaknya kupu-kupu yang berterbangan mencari jati dirinya."

- Alana Annatasya W

-★☠★-

Alana perlahan membuka mata, ia terbangun dari tidurnya saat sinar matahari mengintip dari celah tirai. Alana merasa terusik saat merasakan tangan kekar melingkar di pinggangnya. Dengan kesadaran yang masih tertinggal, Alana mencoba untuk membalikkan tubuh.

Mata Alana terbuka lebar melihat seseorang yang tak ia kenal ada di sebelahnya. Jantung Alana berdebar kencang dengan keringat mulai membasahi wajah.

Alana pikir, apa yang terjadi semalam adalah mimpi. Namun kenyataannya, itu benar-benar terjadi. Kedua mata Alana memanas saat cowok itu masih tidur dengan tenang tanpa rasa bersalah telah merenggut kesuciannya.

"Udah bangun hm?"

"K-kamu?" tanya Alana dengan suara bergetar, membuat Alres merubah posisinya menjadi duduk.

"Gue Alres Eldian Nicola, pemimpin Artavika. Kenapa nangis?"

"K-kita?"

Mengerti tatapan Alana, Alres segera membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Tanpa dicegah, tangis Alana pecah. Gadis itu meraung di dalam dekapan Alres. Menyesali apa yang terjadi semalam.

"Gue bakal tanggung jawab Na."

"K-kamu jahat Al ...."

"Maafin gue."

Alana menundukkan kepala tak kuasa menatap Alres. Pikirannya berkecamuk dengan hati yang hancur. Alana meremas selimut yang menutupi tubuh polosnya kuat-kuat, menyalurkan rasa sakit yang ia rasa.

"Kenapa? Kenapa kamu lakuin itu sama Alana? Alana salah apa sampai kamu tega renggut kehormatan Alana? Alana punya salah apa?" lirih Alana melemah.

Dada Alres ikut merasa sesak saat Alana benar-benar terluka dengan kejadian semalam. Tangis gadis itu mampu menyayat hati Alres.

"Lo gak salah apa-apa Na. Gue lakuin itu karena gue mau. Gue bakal tanggung jawab. Sekarang juga gue bisa ketemu sama orang tua lo."

Alana menggelengkan kepala, belum siap melihat Azka kecewa kepada dirinya. Hati Azka pasti sangat terluka mengetahui putri satu-satunya telah dilecehkan oleh pria yang tak ia kenal.

"Maafin gue Na." ucap Alres benar-benar menyesal.

Alana mengangkat dagunya, menatap Alres dalam-dalam dengan buliran air mata yang siap jatuh dari kelopaknya. "Kamu pikir? Alana bisa maafin kamu? Kamu udah ambil semua yang berharga dari Alana Alres! APA ALANA BISA MAAFIN SETELAH KAMU AMBIL MASA DEPAN ALANA? ENGGAK!!"

"Gue tahu itu sulit Na. Tapi gue gak bakal ninggalin lo, gue janji."

"Alana gak bisa percaya. Karena sifat janji hanya sementara. Kamu pasti ninggalin Alana juga," ujar Alana dengan suara bergetar.

"Lo bisa percaya sama gue Na."

Alana menggelengkan kepala, sulit untuk Alana mempercayai Alres. Bahkan ucapan Alres semalam ia ingkari. "Kemarin malem kamu gak bisa tepati ucapan kamu Al. Kamu mau bawa Alana pulang. T-tapi, kamu malah perkosa Alana di sini,"

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang