Part-60 Putus?

12.6K 1.4K 198
                                    

"Sekali memiliki, akan sulit mengakhiri."

- Alana Annatasya Wibawa

-★☠★-


Di penghujung tahun, hujan datang saat pagi bahkan di malam hari, tiada hari tanpa hujan. Sama seperti saat ini, hujan tak henti turun deras mengguyur bumi.

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 malam, tapi gadis yang berbaring di ranjang di dalam kamar gelap masih terisak, menangis dalam diam di perlukan bantal. Matanya sudah bengkak karena terlalu banyak menangis, banyak sekali yang mengusik pikirannya, membuat Alana sama sekali tak bisa tidur. Overthinking, itulah yang terjadi saat ini.

Fisik Alana lelah, batinnya tersiksa. Semuanya menjadi semakin rumit, entah jalan mana yang harus Alana pilih. Bertahan dengan Alres, ataukah pergi bersama Gevano.

Cukup sulit bagi Alana menerima orang yang telah menyakitinya. Bahkan kini, Alana tak dapat melupakan rasa sakit yang Alres berikan. Menyakiti perasaannya dengan kata-kata kasar, membuat dirinya terluka karena tindakan kasar. Sungguh menyiksa diri Alana.

Pelindung yang selalu ada untuknya, kini berbalik menjadi bumerang. Siapa sangka Alres melakukan hal sekasar itu kepada Alana? Alana sudah tahu itu diluar batas wajar, bahkan jika Alana melaporkan Alres, Alres bisa ditahan karena melakukan tindak kekerasan padanya, Alana juga bisa menyebar bukti jika dirinya terluka karena cowok itu.

Putus? Hal itu terlintas di otak Alana. Namun tak semudah yang kalian banyangkan. Alres tidak akan melepaskan Alana begitu saja, bisa saja Alres bertindak lebih kasar. Bisa dibilang, Alana menggali lubang kuburannya sendiri.

Ada satu alasan mengapa Alana tak bisa lepas dari Alres. Rahasia yang hanya diketahui keduanya. Masih tersimpan rapi dan tak pernah bisa terbongkar karena tidak ada barang bukti. Rahasia itu tersimpan di otak dan hati Alana.

Ada perasaan berbeda saat Alana bertemu dengan Gevano. Mereka seakan sudah mengenal begitu lama, dan mempunyai perasaan yang sama. Alana sulit mendeskripsikan apa yang ia rasakan. Berdekatan dengan Gevano, mampu membuat dirinya nyaman, sehingga Alana ingin berpindah haluan.

Alana tahu Gevano begitu tulus mencintainya. Hanya saja, kedatangan Gevano tidaklah tepat. Cowok itu datang terlambat, seharusnya Gevano datang lebih cepat sebelum dirinya bersama dengan Alres. Andai saja seperti itu, mungkin tidak akan serumit ini.

Ingatan Alana belum sepenuhnya kembali, terkadang Alana hanya bisa bermimpi, itupun samar-samar. Ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa orang itu.

Isakan kembali terdengar saat perasaan Alana menjadi bimbang dan tak karuan. Dia tidak lah bodoh, Alana juga tentu ingin mengakhiri hubungan tidak sehatnya dengan Alres. Tapi keadaan yang memaksa agar Alana terus menetap.

Tidak semua orang bisa mengerti Alana. Gadis itu bingung untuk mengambil keputusan. Alres bukan tipe orang yang akan mudah mengiyakan apa yang Alana inginkan. Kalian akan melihat betapa kejamnya Alres saat Alana meminta putus seperti yang kalian mau.

Perlahan, Alana memejamkan mata, sudah lelah menangis seharian. Air matanya sudah mengering. Akhirnya gadis itu bisa beristirahat. Nafas Alana mulai beraturan, ia sudah tertidur pulas.

"Malang sekali gadis itu. Mending menjadi hantu seperti kita bukan? Kita bebas. Nggak rasain sakit lagi." ucap mba Kunti yang tinggal di pohon mangga tetangga Alana.

"Tertekan. Tak lama lagi juga dia akan menjadi bagian dari kita." celetuk Noni Belanda yang meneduh di bawah pohon mangga.

"Manusia memang lebih mengerikan dari setan." ucap Poci penunggu kamar mandi.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang