3. PERJODOHAN✅

1K 58 0
                                    

HAI HAI HAI READERS
GIMANA KABARNYA HARI INI?






JANGAN LUPA PENCET BINTANGNYA DAN RAMEIIN KOLOM KOMENTAR







SEMOGA SUKA YA SAMA PART YG AUTHOR TULIS EH YANG AUTHOR KETIK MAKSUDNYA







HAPPY READING









*****

Di tengah-tengah acara makan malam, Varo mengajak Arin untuk keluar dari restoran menuju ke taman samping restoran.

"pa, ma, om, tante, saya ijin mengajak Arin untuk berbicara sebentar" ijin Varo pada orang tuanya dan juga orang tua Arin.

Mereka ber-empat menganggukkan kepala sebagai jawaban.

"ikut saya sebentar" ajak Varo kepada Arin.

Arin mengangguk pelan. Lalu, bangkit dari duduknya dan mengikuti Varo dari belakang. Sesampainya di taman samping restoran, Varo melihat Arin yang setia menunduk tanpa mau menatapnya.

"Arin" panggil Varo dengan menatap Arin.

Arin tidak menjawab panggilan dari Varo. Ia masih setia dengan menunduk menatap ujung sepatunya.

"tadi, mama panggil kamu Arin, nama kamu itu Arin kan?" tanya Varo dengan nada dingin.

"iya" jawab Arin dengan kepala yang masih tertunduk.

"saya ada di depan kamu, kenapa kamu jawabnya nunduk?" dengan perlahan, Arin mendongakkan kepala untuk menatap Varo yang berada tepat di depannya saat ini.

Varo menatap Arin dengan sangat lekat, membuat jantung Arin berdetak tak karuan saat ini.

"jantung please jangan buat gue sulit buat nafas, nih orang natap gue dalem banget lagi! gak tau apa kalau jantung gue udah berdisko gini?" gerutu Arin dalam hatinya.

"apa kamu menerima perjodohan ini?" tanya Varo dengan ekspresi datarnya dan nada yang terkesan dingin.

"saya bisa saja menolak perjodohan ini, tapi jika orang tua saya bahagia, maka saya juga bahagia, karena pilihan orang tua itu yang terbaik menurut saya" jawab Arin, mantap tanpa ada keraguan.

Varo yang mendengar ucapan dari gadis di depannya itu sedikit percaya akan ucapan dari kedua orang tuanya, bahwa setiap perempuan itu tidak sama. Cara bicara Arin, Varo bisa menebak bahwa Arin adalah perempuan yang baik.

"jika anda yang menolak perjodohan ini, maka saya akan berterima kasih sekali kepada anda" sambung Arin dengan tersenyum kepada Varo.

"shit! dia senyum, kenapa jantung gue berdetak cepat?" kata Varo dalam hatinya

"kenapa harus berterima kasih?" tanya Varo dengan satu alis yang terangkat. Tapi, tidak dengan nada dingin.

"apa kamu punya pacar?" tanya Varo lagi.

"iya, saya punya pacar" jawab Arin dengan mengangguk pelan.

Mendengar kembali jawaban dari gadis di hadapannya ini, Varo semakin yakin bahwa Arin adalah gadis yang baik dan berbeda dengan gadis lainnya. Sebab, Arin terlihat jujur dan apa adanya.

Perempuan lain jika bertemu dengan Varo, mungkin akan sok cantik dan mencoba menggoda Varo. Tapi, tidak dengan Arin. Dia terlihat seolah tidak tertarik pada Varo.

Mantanku CEO, Suami pun CEODove le storie prendono vita. Scoprilo ora