Part-44 Siapa yang salah?

Mulai dari awal
                                    

Saat masih bersama Gevano, Alana selalu bersemangat untuk bangun pagi, tapi kali ini berbeda, rasa semangat itu perlahan menghilang. Alana juga sering memakai parfum strawberry, agar Gevano semakin lekat dengannya, karena Gevano sangat menyukai aroma Alana. Tapi kali ini, tak ada lagi yang mencium rambutnya, tak ada lagi pelukan hangat yang menyambut pagi Alana.

Alana memakai pelembab bibir agar bibirnya tak terlihat pucat. Kekosongan di hati Alana membuat gadis itu seakan mati rasa.

"Alana bisa tanpa kak Gevan. Perlahan, Alana pasti terbiasa." ujar Alana menyemangati dirinya sendiri. Walaupun pada kenyataannya itu sangat sulit dilakukan. Bahkan, hatinya menolak perintah dari mulutnya itu.

"Na, ayo sarapan." ajak Kenzo.

Ajakan Kenzo lagi-lagi diabaikan oleh Alana. Cowok itu mendesah frustasi saat Alana melewatinya begitu saja. Kenzo segera menyusul Alana menuju ke ruang makan.

"Alana. Kamu baik-baik aja?" tanya Azka ketika Alana terlihat lesu.

"Alana gak papa," balas Alana dengan wajah datar.

"Kalo kamu sakit bilang sayang. Jangan kecapean, malem ini kamu tunangan sama Kenzo."

"Gimana Alana gak capek? Alana dipaksa ini itu terus." cibir Alana pelan. Namun mampu didengar oleh semua orang.

Alana mengambil sarapannya, memakan nasi goreng tanpa minat. Selera makannya hancur saat ia harus satu meja dengan Kenzo. Sebenarnya, Kenzo tidak salah apa-apa. Hanya saja, kehadiran Kenzo membuat mood Alana selalu hancur.

"Kenzo, ayo dimakan." suruh Azka.

"Iya Om."

Kenzo sangat dekat dengan kedua orangtua Alana. Membuat Alana iri, karena Gevano tak bisa sedekat itu dengan Azka maupun Ashilla. Mengapa mereka lebih memilih Kenzo dari pada Gevano? Inilah pertanyaan yang selalu memenuhi isi kepala Alana.

"Setelah pulang sekolah, kalian langsung ke hotel aja. Gaun Alana dan jas Kenzo sudah ada di sana. Semua sudah sempurna. Jangan lupa untuk tetap tersenyum sayang." ucap Ashilla.

Kepala Alana berdenyut nyeri mendengar hal itu, Alana tambah tidak nafsu untuk melanjutkan sarapan. Ia segera berdiri hendak pergi, namun Alan mencegahnya.

"Nana berangkat bareng sama Kenzo."

"Apa sih Kak? Biasanya juga Alana diantar Pak Eko." ketus Alana.

"Kenzo masih baru di sini Na. Kamu bareng sama dia,"

"Alana ga-"

"Alana sayang. Gak ada salahnya kamu berangkat bareng sama Kenzo. Kasian kalo Kenzo berangkat sendiri, dia masih belum tahu jalan Alana." ucap Ashilla memotong ucapan Alana.

"Ta-"

"Daddy juga ikut ke sekolah untuk mengurus kepindahan Kenzo. Kamu ikut sama Kenzo aja. Lagi pula gak ada salahnya kan?"

Alana menatap Azka tanpa ekspresi. Inilah yang membuat Alana begitu kesal, semua orang kini berpihak kepada Kenzo.

"Hm."

Alana segera pergi disusul oleh Kenzo. Alan yang melihat kepergian mereka pun menghela nafas pelan. Hubungan Alana dan Kenzo sudah berubah, tidak seperti dulu lagi. Alan tahu, hati Alana masih berpihak pada mantan pacarnya itu.

Alana [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang